Masjid dan Gereja Bersebelahan, Bukti Kuatnya Toleransi di Makassar

Kesadaran akan toleransi antaragama dipupuk sejak dulu

Makassar, IDN Times - Lantunan kumandang azan disusul suara jemaat yang beribadah di dalam gereja mungkin terdengar tidak biasa bagi sebagian orang. Namun, situasi tersebut jadi hal lazim di lingkungan warga Jalan Baji Ati 1, Kelurahan Bongaya, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.

Di lokasi itu, dua rumah ibadah berdampingan dengan hanya dipisahkan oleh jalan setapak berukuran kurang lebih dua meter. Di antara rumah-rumah warga di tepian gang, berdirilah Gereja Masehi Advent di sisi kiri jalan dan Masjid Al-Jihad di sisi kanan.

"Beginilah kondisinya di sini seperti yang kita lihat dan rasakan, toleransi sesama warga adalah yang paling utama," kata Ketua Pengurus Masjid Al-Jihad, Margunawan mengawali perbincangan dengan IDN Times di depan halaman masjid, Selasa (20/4/2021) sore.

1. Masjid dan gereja sudah berdiri sejak 1980-an silam

Masjid dan Gereja Bersebelahan, Bukti Kuatnya Toleransi di MakassarMasjid Al-Jihad berdampingan dengan Gereja Masehi Advent di Jalan Baji Ati 1, Kelurahan Bongaya, Kecamatan Tamalate, Makassar. IDN Times/Sahrul Ramadan

Margunawan mengisahkan, gereja dan masjid di lingkungan itu sudah ada sejak tahun 1980-an silam. Seingatnya, halaman gereja dulu adalah tempat bermain dia dan teman-temannya saat masih kanak-kanak. "Jadi sudah turun temurun memang," ujar pria 51 tahun ini. 

Dulunya, gereja ini terletak di bagian belakang bukan di pinggir jalan setapak. Karena pemilik tanah merupakan orang yang cukup berada dan paham tentang kebutuhan tempat ibadah warga setempat, bangunan gereja kemudian diperluas. Begitu pun dengan Masjid Al Jihad yang dulunya hanyalah sebuah bangunan berukuran kecil serupa musala.

"Dulunya memang begitu tapi lama kelamaan, karena kesadaran warga di sini juga, ditambah sumbangan pemerintah makanya dijadikan masjid," ucapnya.

2. Tidak ada sekalipun pertentangan yang timbul karena bangunan masjid dan gereja berdampingan

Masjid dan Gereja Bersebelahan, Bukti Kuatnya Toleransi di MakassarMasjid Al-Jihad berdampingan dengan Gereja Masehi Advent di Jalan Baji Ati 1, Kelurahan Bongaya, Kecamatan Tamalate, Makassar. IDN Times/Sahrul Ramadan

Margunawan mengaku, sejak masjid dan gereja berdiri berdampingan, tidak pernah sekalipun ada pertentangan bahkan cekcok antarwarga atau antarjemaat. Menurutnya, tingkat kesadaran untuk hidup rukun dan damai walau berbeda keyakinan telah dipupuk sejak dulu. 

"Barangkali itu yang menjadi salah satu kuncinya kenapa kita di sini hidup dengan damai dan aman. Kalau semacam bertengkar-bertengkar apa, tidak pernah ada," ucap pria yang menjadi tokoh masyarakat di lingkungan setempat. 

Suatu ketika, jelas Margunawan, saat saudara jemaat nasrani menggelar ibadah rutin dua kali sepekan, suaranya terdengar terlalu nyaring. Melalui dialog yang baik, hal itu bisa dipahami semua pihak.

"Jadi kita bicarakan baik-baik akhirnya mereka pahami juga, sampai sekarang malah tenggang rasanya makin kuat," tegasnya.

3. Pernah menyandang gelar sebagai kawasan pemersatu di Kota Makassar

Masjid dan Gereja Bersebelahan, Bukti Kuatnya Toleransi di MakassarMasjid Al-Jihad berdampingan dengan Gereja Masehi Advent di Jalan Baji Ati 1, Kelurahan Bongaya, Kecamatan Tamalate, Makassar. IDN Times/Sahrul Ramadan

Saat Ramadan seperti ini, masjid Al Jihad biasanya digunakan jemaah untuk kegiatan religi. Mulai dari pengajian hingga kegiatan lain yang diadakan majelis taklim. "Kalau subuh biasa dipakai juga pengeras suara untuk bangunkan orang sahur kan," terangnya. 

Begitu pun dengan kegiatan lainnya, seperti kerja bakti di lingkungan masjid atau gereja, dilaksanakan secara bersama-sama dengan warga berbeda keyakinan. Karena toleransi itulah, lingkungan ini kata Margunawan pernah menyandang sebagai ikon toleransi se-Kota Makassar. 

"Itu pernah waktu di zamannya pak Ilham (Ilham Arief Sirajuddin) jadi Wali Kota Makassar. Beliau beberapa kali juga ke sini. Sampai bantu (biaya) untuk pembangunan masjid kita di sini beliau juga berkontribusi," imbuhnya.

Baca Juga: Gereja Katedral Makassar, Simbol Toleransi Beragama di Tanah Daeng

4. Masjid butuh anggaran untuk perbaikan

Masjid dan Gereja Bersebelahan, Bukti Kuatnya Toleransi di MakassarMasjid Al-Jihad berdampingan dengan Gereja Masehi Advent di Jalan Baji Ati 1, Kelurahan Bongaya, Kecamatan Tamalate, Makassar. IDN Times/Sahrul Ramadan

Di balik keindahan keberagaman dan tingkat toleransi antarwarga yang tidak diragukan lagi, Masjid Al-Jihad saat ini tengah membutuhkan bantuan dermawan untuk perbaikan. Beberapa bagian bangunan masjid sudah mulai rusak dimakan usia. Mulai dari plafon sampai jendela dan pagar yang catnya terkelupas.

Biasanya kata Margunawan, warga saling membantu untuk biaya perbaikan. Namun karena kondisi pandemik COVID-19, sangat berdampak langsung terhadap kondisi ekonomi seratusan kepala keluarga di sana.

Margunawan berharap, ada donatur yang bijaksana membantu meringankan beban masyarakat yang berniat memperbaiki masjid. "Insyallah semoga saja selain warga di sini yang sama-sama menjaga toleransi," imbuhnya.

Baca Juga: Masjid Tua Tosora, Saksi Bisu Perkembangan Islam di Tanah Wajo

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya