RS Rujukan COVID-19 di Sulsel Mulai Dibuka untuk Pasien Umum

Keterisian kasur pasien COVID-19 di Sulsel cenderung menurun

Makassar, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mulai mengalihfungsikan kasur perawatan isolasi pasien COVID-19 untuk perawatan pasien umum. Itu menyusul penurunan yang signifikan keterisian kasus di sejumlah RS rujukan milik Pemprov.

Ketua Koordinator Posko Satgas COVID-19 Sulsel dr Arman Bausat mengatakan menurunnya keterisian tempat tidur itu seiring dengan melandainya kasus COVID-19 di Sulsel. 

"Sekarang kasus harian yang kian menurun, otomatis tadi tempat tidur yang kita konversi untuk pasien COVID-19, dikonversi kembali menjadi tempat tidur pasien umum," kata Arman di Makassar, Senin (20/9/2021).

Baca Juga: Vaksinasi COVID-19 di Sulsel Masih Rendah, Baru 2,1 Juta Dosis Pertama

1. Tempat tidur umum pernah dikonversi untuk pasien COVID-19

RS Rujukan COVID-19 di Sulsel Mulai Dibuka untuk Pasien UmumIlustrasi pasien COVID-19. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Keterisian tempat tidur pernah meningkat saat terjadi lonjakan kasus COVID-19. Saat itu, Pemprov langsung mengonversi tempat tidur pasien umum untuk tempat tidur pasien COVID-19.

Di RSKD Dadi Makassar misalnya, sebelum kasus COVID-19 naik, tempat tidur pasien umum berjumlah 230 unit. Namun saat kasus naik, tempat tidur tersebut dialihfungsikan menjadi tempat tidur pasien COVID-19.

Sama halnya dengan RSUD Labuang Baji dan RSUD Haji. Di RSUD Haji, tempat tidur yang berjumlah 200 unit hampir semua dikonversi untuk pasien COVID-19. 

2. BoR tetap dikontrol secara berkala

RS Rujukan COVID-19 di Sulsel Mulai Dibuka untuk Pasien UmumIlustrasi rumah sakit. IDN Times/Arief Rahmat

Arman mengatakan sejauh ini angka Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisisian tempat tidur rumah sakit secara keseluruhan berada di kisaran 10-14 persen. Khusus di RSKD Dadi yang menjadi posko Satgas COVID-19 Sulsel, kini BOR-nya tersisa 2 persen saja.

"Pasien COVID-19 di RS Dadi sudah tidak ada yang diisolasi. Tapi di ICU ada dua pasien," ucapnya.

Kendati demikian, pihaknya terus mengantisipasi kenaikan dengan menyiagakan tempat tidur meski kasus COVID-19 telah menurun. 

"Setiap hari Pak Gubernur itu kontrol BOR. Kita tiap hari melapor berapa BOR hari ini. Jadi kalau BOR sudah mulai melewati 70 persen, langsung Bapak perintahkan konversi segera," jelasnya.

3. Fasilitas isolasi tetap dibuka

RS Rujukan COVID-19 di Sulsel Mulai Dibuka untuk Pasien UmumSalah satu kamar di Asrama Haji Sudiang Makassar. IDN Times/Asrhawi Muin

Pemprov juga tetap membuka Fasilitas Isolasi Terintegrasi (FIT), baik di Kantor BPSDM  Sulsel maupun Asrama Haji Sudiang Makassar. Keduanya dipertahankan menjadi tempat isolasi terpadu sebagai antisipasi akses masyarakat yang sulit isolasi mandiri. Apalagi, tempat isoter yang sebelumnya dibuka oleh relawan maupun isolasi apung Pemkot Makassar sudahditutup.

Keterisian FIT, kata Arman, juga terus berkurang. Di BPSDM tercatat tinggal tujuh pasien yang isolasi, sedangkan di Asrama Haji masih di atas 20 orang.

"Karena kalau hanya Asrama Haji Sudiang akan menyulitkan masyarakat yang berdomisili di tengah kota. Sudiang kejauhan kalau orang dari Tamalate dan sekitarnya. Kalau Tamalanrea, Biringkanayya kan bisa ke Asrama Haji. Perintahnya Pak Gubernur tetap lanjutkan," katanya.

4. Total BoR tinggal 10,81 persen

RS Rujukan COVID-19 di Sulsel Mulai Dibuka untuk Pasien UmumIlustrasi ruang isolasi COVID-19. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Berdasarkan data posko Satgas COVID-19, BOR tempat tidur isolasi kini menurun 0,77 persen dibanding kemarin. Begitu pun BOR ICU yang juga turun 1,11 persen.

Tempat tidur isolasi secara total di 116 rumah sakit di Sulsel berjumlah 3.109 unit dan tempat tidur yang terpakai hanya 318 unit. 

Sedangkan tempat tidur ICU secara total yang tersedia 359 unit, dan yang terpakai sisa 57 unit. Total keseluruhan BOR saat ini mencapai 10,81 persen.

Baca Juga: Satgas Umumkan Makassar Keluar dari Zona Oranye COVID-19

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya