Petugas Kewalahan, Jenazah Pasien COVID-19 di Makassar Lambat Dijemput

Bahkan jenazah pasien COVID-19 di Makassar membusuk

Makassar, IDN Times - Tingginya tingkat kematian akibat COVID-19 di Sulawesi Selatan (Sulsel) membuat rumah sakit rujukan mulai kewalahan. Hal itu terlihat dari lambatnya proses penjemputan jenazah di RSUD Daya Kota Makassar oleh Satgas COVID-19 Sulsel.

Koordinator Posko Satgas COVID-19 Sulsel, Arman Bausat, mengatakan timnya sudah maksimal dalam melaksanakan tugasnya. Namun tingkat kematian akibat COVID-19 belakangan ini cukup tinggi. 

"Hari Sabtu itu ada 21 kasus kematian. Satu jenazah itu butuh waktu sekitar 2 jam. Dan hari ini, kami mengurus 9 kematian," demikian penjelasan Arman Bausat dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/7/2021) malam.

1. Petugas kewalahan karena melayani 7 rumah sakit

Petugas Kewalahan, Jenazah Pasien COVID-19 di Makassar Lambat DijemputIlustrasi pasien COVID-19. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Arman mengungkapkan, tim Satgas COVID-19 Sulsel kewalahan lantaran harus melayani 7 rumah sakit milik Pemprov Sulsel, ditambah rumah sakit swasta yang ada di Makassar.

Arman berdalih, pihaknya telah berkoordinasi langsung dengan Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, agar membantu proses pemulasaran jenazah pasien COVID-19. 

"Saya sudah berkoordinasi sebelumnya dengan Wali Kota Makassar. Pemkot menyediakan 3 mobil ambulans jenazah, khusus untuk mengantar jenazah dari rumah sakit milik pemerintah kota, dan mengantar jenazah warga Kota Makassar yang meninggal di rumah," jelasnya.

2. Satgas butuh dukungan Pemkot Makassar

Petugas Kewalahan, Jenazah Pasien COVID-19 di Makassar Lambat DijemputPeziarah menungggu antrean untuk melihat langsung makam anggota keluarganya di Macanda, Kabupaten Gowa. Surat edaran Plt Gubernur Sulsel mewajibkan protokol kesehatan diterapkan secara ketat bagi peziarah agar tidak berkerumun. Sabtu (20/3/2021). IDN Times/Irwan Idris

Arman mengatakan peran Satgas COVID-19 Sulsel sebenarnya hanya membantu bila diperlukan. Tetapi selama ini, Satgas COVID-19 Sulsel menjalani peran utama, tanpa ada dukungan dari pemerintah kota.

Karena itu, Satgas membutuhkan dukungan dari Pemerintah Kota Makassar. Paling tidak, khusus untuk rumah sakit di bawah naungan Pemkot, termasuk RSUD Daya Makassar.

"Kami sudah melakukan semaksimal mungkin. Tapi dengan meningkatnya kasus kematian belakangan ini, tentu butuh dukungan Pemkot Makassar. Apalagi kan sudah dikoordinasikan sebelumnya," katanya.

3. Jenazah membusuk karena lama dijemput

Petugas Kewalahan, Jenazah Pasien COVID-19 di Makassar Lambat DijemputIlustrasi pemakaman pasien positif COVID-19. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Sementara itu, Direktur Utama RSUD Daya Makassar, dr Ardin Sani, mengungkapkan lambatnya proses penjemputan mengakibatkan jenazah pasien COVID-19 yang tertahan 24 jam akan mengeluarkan bau busuk.

"Akhirnya mayat sudah mengalami bau dan kami pihak RS berharap supaya kami RS ketika sudah dilakukan pemulasaraan cepat dilakukan proses penjemputan untuk penguburan," kata Ardin Sani.

Pada Sabtu 24 Juli 2021 lalu, kata Ardin, ada 3 jenazah yang ditangani. Dua di antaranya orang yang meninggal saat isolasi mandiri di rumahnya. Pihak RSUD Daya kemudian diberi tanggung jawab untuk melakukan pemulasaraan jenazah.

"Seharusnya setelah melewati proses pemulasaraan, jenazah segera dijemput untuk dimakamkan. Namun sayang, jenazah baru dijemput Minggu dini hari sekitar pukul 03.00 WITA," jelasnya.

Sementara itu, ada satu jenazah yang meninggal di RSUD Daya pada Senin 26 Juli 2021. Namun jenazah baru dijemput Satgas COVID-19 Sulsel pada Selasa pukul 01.00 WITA.

"Kami beberapa kali menghubungi media center Satgas COVID-19 namun kita disuruh bersabar. Karena disebutkan mereka sangat sibuk. Jenazah yang di RS Daya masuk dalam antrean 32 dari 52 jenazah yang ditangani," katanya.

Baca Juga: Pecah Rekor Lagi, Kasus Baru Positif COVID-19 di Sulsel Tembus 1.286

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya