Dua Kompi Brimob Polda Sulsel Dikirim ke Papua Barat

Situasi di Manokwari disebut mulai kondusif

Makassar, IDN Times - Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan mengirimkan bantuan personel Brimob untuk menjaga keamanan di Manokwari, Papua Barat. Bantuan menyusul unjuk rasa berujung kerusuhan, Senin (19/8).

Kepala Bidang Humas Polda Sulsel Kombes Dicky Sondani mengatakan, pengiriman personel sebagai bentuk dukungan terhadap Polda Papua Barat. Hal ini berdasarkan perintah Kepala Polri Jenderal Polisi Tito Karnavian.

"Dua SSK (satuan setingkat kompi) Brimob Polda Sulsel malam ini jam 22.00 Wita berangkat ke Papua Barat dalam mem-'backup' Polda Papua Barat. Satu SSK jumlahnya antara 100-150 (orang)," kata Dicky di Makassar, Senin (19/8).

1. Situasi di Manokwari berangsur kondusif

Dua Kompi Brimob Polda Sulsel Dikirim ke Papua BaratIDN Times/istimewa

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, sebelumnya menyampaikan bahwa situasi di Manokwari, Papua Barat, kini berangsur kondusif. Dilansir ANTARA, dia mengatakan telah menginstruksikan Kepala Polda setempat untuk mengamankan. Namun di sisi lain pengamanan diminta tidak berlebihan.

"Saya dapat laporan dari Kapolda Papua Barat, situasi sudah berangsur kondusif. Saya sudah sampaikan kepada Kapolda Papua maupun Papua Barat untuk melakukan langkah-langkah pengamanan dan hindarkan terjadinya kekuatan yang berlebihan," ucapnya.

2. Kapolri minta masyarakat tidak terpancing

Dua Kompi Brimob Polda Sulsel Dikirim ke Papua BaratANTARA FOTO/Didik Suhartono

Pada Senin (19/8), dilaporkan bahwa di Manokwari terjadi unjuk rasa berujung kericuhan. Masyarakat di ibu kota Papua Barat tersebut turun ke jalan bersama mahasiswa, membakar ban-ban di berbagai sudut kota maupun jalan-jalan protokol. Selain itu, mobilisasi massa juga terjadi di Jayapura, Papua.

Kedua aksi tersebut sebagai bentuk protes tindakan yang diduga rasisme terhadap mahasiswa Papua di Kota Surabaya dan Malang. Kepada masyarakat Papua, Tito meminta untuk tidak mudah terpancing dengan berita yang tidak benar.

Sementara, Tito melanjutkan, kepada masyarakat di luar Papua diminta tak membedakan cara memperlakukan anak Papua karena merupakan bagian dari bangsa Indonesia.

"Papua adalah saudara sendiri. Jadi, komunikasi perlu dijalin dan masyarakat jangan terpancing. Baik yang di Papua maupun di luar Papua, jangan mau menjadi korban adu domba atau terpancing dengan informasi yang tidak benar," tuturnya.

Baca Juga: Pemprov Sebut Tidak Ada Warga Sulsel Jadi Korban Kerusuhan Papua

3. Kerusuhan diakibatkan provokasi di media sosial

Dua Kompi Brimob Polda Sulsel Dikirim ke Papua Baratpexels.com/Tracy Le Blanc

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Polisi Dedi Prasetyo mengatakan, kerusuhan di Papua Barat terjadi akibat masyarakat dan mahasiswa terpancing emosi. Kejadian ini dipicu beredarnya video di media sosial. 

Konten yang disebarkan lewat akun medsos, kata Dedi, disebar dengan narasi provokatif. Padahal kejadian yang berlangsung di Surabaya sudah kondusif dan diredam dengan baik.

“Ini akibat video viral di medsos ituloh. Mereka tidak terima dengan sebutan mereka seperti itu artinya ada penghinaan lah,” jelas Karo Penmas pada portal berita resmi Polri.

Baca Juga: Pemerintah Akan Usut Tuntas Kerusuhan Papua

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya