Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Guru dari Jawa Tengah Terpanggil Mengabdi di Sekolah Rakyat Makassar

Eunike Megawati, guru BK asal Jawa Tengah, saat diwawancarai wartawan di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 23 Makassar, Kamis (23/10/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)
Eunike Megawati, guru BK asal Jawa Tengah, saat diwawancarai wartawan di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 23 Makassar, Kamis (23/10/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)
Intinya sih...
  • SRMP 23 Makassar melayani anak-anak dari keluarga miskin ekstrem
  • Guru menanamkan pendidikan karakter pada siswa dengan latar belakang sosial yang beragam
  • Eunike terharu melihat siswa belajar mandiri meski menghadapi keterbatasan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makassar, IDN Times - Di salah satu sudut Kota Makassar, Sulawesi Selatan, tepatnya di Jalan Salodong, Kelurahan Untia, Kecamatan Biringkanaya, beroperasi Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 23 Makassar. Sekolah itu, menjadi tempat Eunike Megawati kini mengabdikan diri sebagai guru Bimbingan Konseling (BK).

Perempuan asal Semarang, Jawa Tengah itu mulai bertugas sejak 14 Juli 2025 di hari peresmian Sekolah Rakyat. Dia menjadi satu dari sejumlah pendidik yang dikirim untuk mendampingi anak-anak dari keluarga kurang mampu di kawasan pesisir timur Makassar.

Eunike tidak pernah merencanakan untuk mengajar di Sekolah Rakyat. Dia awalnya mendaftar sebagai peserta P3K umum, namun tertarik bergabung setelah mengetahui program ini dirancang untuk melayani anak-anak dari kalangan marginal.

"Jadi saya terpanggil, saya ikut daftar, kemudian ternyata saya ditempatkan di sini. Ya berarti memang takdirnya saya ada di sini," kata Eunike, Kamis (23/10/2025).

1. Bangga dampingi anak-anak dari kelompok miskin ekstrem

Sejumlah siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 23 Makassar mengikuti kegiatan belajar di ruang kelas, Kamis (23/10/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)
Sejumlah siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 23 Makassar mengikuti kegiatan belajar di ruang kelas, Kamis (23/10/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)

SRMP 23 Makassar menjadi salah satu sekolah yang berdiri di bawah program Sekolah Rakyat Kementerian Sosial (Kemensos). Sekolah ini diperuntukkan bagi anak-anak yang berasal dari keluarga miskin ekstrem yang tergolong dalam desil 1 dan desil 2 pada Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN).

Eunike mengaku pengalaman mengajar di sekolah rakyat sangat berbeda dibanding sekolah reguler. Dia harus menyesuaikan diri dengan latar belakang sosial dan karakter siswa yang beragam.

"Anak-anak di sini datang belajar tanpa fasilitas tapi difasilitasi oleh negara. Yang saya bangga, anak-anak di sini mau untuk berjuang merubah hidupnya. Ada keinginan kuat mereka," katanya.

2. Tanamkan pendidikan karakter pada siswa

Sejumlah siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 23 Makassar mengikuti kegiatan belajar di ruang kelas, Kamis (23/10/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)
Sejumlah siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 23 Makassar mengikuti kegiatan belajar di ruang kelas, Kamis (23/10/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)

Selama tiga bulan pertama, para guru di SRMP 23 tidak langsung menerapkan kurikulum nasional. Mereka lebih dulu menanamkan pendidikan karakter agar siswa berani berinteraksi dan percaya diri.

"Misalnya, dari anak yang dulunya tidak berani tampil di depan kelas, sekarang sudah berani tampil. Anak yang dulunya kalau ada masalah diam saja, menangis, sekarang sudah berani bercerita. Mereka yang mendatangi saya, bukan lagi saya yang mencari," ucap Eunike.

Sebagian besar siswa di sekolah ini berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi sulit. Ada yang diasuh nenek ada pula yang hidup terpisah dari orang tua karena broken home. Situasi itu membuat mereka kerap membawa persoalan keluarga ke lingkungan sekolah.

"Kalau secara umum dan permasalahan terbesar anak-anak itu tentang keluarganya.Terutama mereka rindu orang tuanya," katanya.

3. Terharu lihat siswa belajar mandiri

Sejumlah siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 23 Makassar mengikuti kegiatan belajar di ruang kelas, Kamis (23/10/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)
Sejumlah siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 23 Makassar mengikuti kegiatan belajar di ruang kelas, Kamis (23/10/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)

Meski menghadapi berbagai keterbatasan, Eunike mengaku banyak mendapat pelajaran dari kesehariannya di SRMP 23. Dia belajar memahami bahasa lokal setempat dan karakter anak-anak yang lebih terbuka dengan pendekatan lembut.

Dia bahkan menganggap setiap kemajuan kecil siswa sebagai kebanggaan tersendiri. Itu artinya, mereka belajar mandiri.

"Momen kecil begitu ya, anak-anak bisa melipat baju sendiri itu saya sudah terharu. Karena pertama kali saya lihat di sini, mereka susun baju, kalau orang Jawa bisa bilang awul-awul gitu loh. Asal masukkan ke lemari saja. Jadi, kami ajarkan cara melipat baju," tuturnya.

Eunike pun berharap program Sekolah Rakyat tetap berlanjut agar anak-anak dari kalangan marginal terus mendapat kesempatan belajar. Dia mencatat sekitar 70 persen siswanya memiliki cita-cita tinggi, mulai dari menjadi TNI, dokter, guru, hingga pilot.

"Saya berharap mereka bisa melanjutkan. Semoga program sekolah rakyat ini masih tetap berlanjut sehingga bisa melanjutkan di SRMA," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us

Latest News Sulawesi Selatan

See More

Aksi Premanisme Marak di Pelabuhan Makassar, Wisatawan Jadi Korban

24 Okt 2025, 02:12 WIBNews