Fakta Ambulans Laut Hilang di Pangkep: Kapal Baru Pesanan Kepala Desa

- Kapal ambulans milik pemerintah desa setempat
- Kapal baru hilang setelah dibuat dan dalam perjalanan
- Operasi pencarian resmi dihentikan setelah tujuh hari tanpa hasil
Makassar, IDN Times - Kapal ambulans yang hilang kontak di perairan Selat Makassar, Kabupaten Pangkep, rupanya kapal baru dibuat yang disiapkan untuk membantu pelayanan kesehatan di pulau terpencil. Kapal itu disiapkan sebagai sarana transportasi bagi warga yang membutuhkan rujukan medis ke fasilitas kesehatan terdekat.
"Rencananya kapal tersebut akan digunakan mengangkut masyarakat ke sarana kesehatan apabila ada yang sakit. Juga bisa digunakan menjemput penumpang di tengah laut dari kapal perintis apabila air laut surut. Kalau air laut surut kapal tdk dapat merapat di dermaga," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep, Herlina, Rabu (20/10/2025).
1. Milik pemerintah desa setempat

Kapal tersebut, kata Herlina, bukan milik Pemkab Pangkep melainkan milik pemerintah desa setempat. Herlina menjelaskan kapal tersebut merupakan milik Pemerintah Desa Dewakkang, Kecamatan Liukang Kalmas, yang dipesan khusus oleh kepala desa.
"Kapal tersebut merupakan pesanan kepala Desa Dewakkang, di pesan di Pulau Tinggalungan, dalam perjalan menuju Pulau Dewakkang untuk diserahkan," kata Herlina.
2. Kapal ambulans hilang setelah baru saja dibuat

Kapal ambulans itu diketahui baru saja dibuat dan sedang dalam perjalanan untuk diantar ke Pulau Dewakkang. Kapal tersebut membawa tiga orang yang merupakan kru dari pembuat kapal, yakni Tahir (65 tahun), Najamuddin (55 tahun), dan Hasri (60 tahun), ketiganya merupakan warga Pulau Tinggalungan.
"Terdapat 3 orang pada kapal, kru dari pembuat kapal," kata Herlina.
Mereka berangkat dari Pulau Tinggalungan pada Senin (13/10/2025) dan seharusnya tiba di Pulau Dewakkang dengan waktu tempuh sekitar delapan jam. Namun hingga Selasa (14/10/2025), kapal tidak tiba di tujuan.
3. Operasi pencarian resmi dihentikan

Operasi pencarian kapal ambulans itu pun resmi dihentikan setelah tujuh hari pencarian tanpa hasil. Tim SAR gabungan tidak menemukan tanda-tanda keberadaan kapal maupun tiga orang yang berada di dalamnya.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Makassar, Muhammad Arif Anwar, menyampaikan keputusan penghentian operasi diambil pada Selasa (21/10/2025). Pencarian dimulai sejak laporan hilangnya kapal diterima, dengan menerjunkan KN SAR Kamajaya yang membawa awak kapal, tim rescue, dan potensi SAR lainnya.
"Pencarian masih dilaksanakan hingga petang tadi di hari ketujuh. Tetapi masih belum ditemukan adanya tanda-tanda keberadaan kapal dan penumpangnya," kata Arif.