Guru dan Orang Tua Diajak Cicipi Langsung Makanan MBG di Makassar

Makassar, IDN Times – Demi memastikan higienitas dan kualitas menu, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) selaku pengelola dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Makassar mengundang para guru serta orang tua murid penerima manfaat.
Mereka diajak melihat langsung proses pengolahan makanan di dapur MBG sekaligus mencicipi menu yang akan dibagikan kepada ribuan siswa. Langkah ini dilakukan agar semua pihak yakin bahwa makanan yang disalurkan telah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) dari Badan Gizi Nasional (BGN).
1. Guru dan orang tua murid melihat langsung proses produksi makanan bergizi

Salah satu dapur MBG yang berada di BTN Makkio Baji, Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, menjadi lokasi kegiatan kunjungan tersebut. Pengelola dapur yang berada di bawah naungan Yayasan Nusantara Bergerak Bersama mengajak puluhan guru dan orang tua murid untuk melihat langsung proses produksi makanan bergizi.
Kegiatan ini juga menjadi upaya pihak SPPG untuk meyakinkan pihak sekolah di tengah munculnya sejumlah yayasan yang mengaku memiliki kerja sama program MBG, padahal belum memiliki dapur yang layak. Dapur MBG di lokasi ini dibangun di atas lahan seluas 350 meter persegi, dengan 47 relawan yang bertugas, termasuk satu ahli gizi dan kepala dapur.
Rencananya, dapur ini akan melayani 3.200 murid SD dan TK dari 16 sekolah berbeda, termasuk dua sekolah yang sebagian besar siswanya merupakan anak-anak pemulung.
2. SPPG ingin meyakinkan bahwa menu makanan sesuai standar BGN

Dalam operasionalnya, setiap porsi MBG bernilai sekitar Rp8.000, terdiri dari nasi, lauk berupa ayam atau telur, sayur, buah, dan susu. Sebelum didistribusikan ke sekolah, guru dan orang tua turut mencicipi menu yang sama untuk memastikan kualitas rasa dan kebersihannya.
Kepala SPPG, Hairul Qalam Hakim, menjelaskan alasan pihaknya mengundang langsung guru dan kepala sekolah untuk meninjau proses produksi.
“Alasan kami itu mengundang mereka, sebagai wujud bahwa SPPG kami itu sedang melakukan perebutan penerima manfaat antar sesama SPPG. Jadi ada biasa istilahnya yayasan nakal, yang melakukan penandatangan kerja sama antar sekolah. Padahal dapurnya itu belum jalan, belum ada Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia atau (SPPI)-nya.
Tujuannya kami panggil guru-guru dan kepala sekolah, untuk meyakinkan kepada siswanya bahwa program ini sudah sesuai SOP atau standar yang diberikan oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Untuk kelengkapan, sedang dalam kepengerusuan, karena kami belum melakukan operasional, lagi dalam pengajuan,” ujar Hairul.
Pihak SPPG menyebutkan bahwa sertifikat kelayakan dapur MBG saat ini masih dalam proses pengurusan. Meski begitu, kegiatan dapur tetap berjalan sesuai standar dan terus diawasi agar kualitas makanan yang disalurkan tetap terjaga.
SPPG memastikan, transparansi akan terus dijaga dengan melibatkan guru dan orang tua dalam setiap tahap kegiatan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Makassar, agar seluruh penerima manfaat merasa aman dan percaya pada kualitas makanan yang diberikan.
3. Pihak sekolah apresiasi keterbukaan SPPG

Kepala TK Islam Impian, Herna, menilai langkah SPPG melibatkan pihak sekolah sangat tepat. Ia mengaku senang setelah mencicipi langsung menu MBG yang akan diterima para murid.
“Jadi, kan penekanan utamanya itu kepala sekolahnya yang kena dampaknya jika ada sesuatu yang tidak baik. Saya berharap, ini program bisa membuat anak-anak untuk bersemangat juga pergi bersekolah.
Terus makananya, dijaga kebersihannya, saya tadi cicipi menu makananya. Bagus sekali, terlebih untuk sekolah saya yang latar belakang siswanya anak-anak pemulung. Dan Insya Allah, mereka pasti suka kalau seperti ini makananya,” tutur Herna.
Sementara itu, Kepala SD Al-Qur’an Wahdah Islamiyah 02 Makassar, Muhammad Arif, juga menyampaikan apresiasi. Ia menilai dapur MBG sudah memenuhi standar gizi dan kebersihan yang baik.
“Pertama, kita sudah melihat seluruh area-area yang sangat vital dalam pengelolaan MBG ini. Semua kesimpulannya terpenuhi, standar, SOP, pelayanan gizi untuk anak-anak kita, Insya Allah. Saya diskusi sama kepsek yang lain saat coba menunya, kalau begini modelnya, anak-anak pasti senang, suka. Untuk anak, sudah cukup ini, kita ucapkan terima kasih buat pemerintah,” kata Arif.