Sulsel Perkuat Pengendalian Inflasi di Tiga Wilayah Tertinggi

- Operasi pasar bakal diintensifkan di tiga wilayah dengan inflasi tertinggi
- Inflasi akan ditekan hingga turun ke angka 3 persen
- Inflasi Sulsel tetap terkendali
Makassar, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menekankan pengendalian inflasi di tiga wilayah dengan angka tertinggi melalui Gerakan Pangan Murah (GPM). Langkah ini dilaksanakan bersamaan dengan operasi pasar terprogram untuk menstabilkan harga dan memastikan ketersediaan pangan.
Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, menyatakan sebagian besar wilayah di provinsi ini memiliki inflasi yang terkendali di kisaran 3 persen. Namun, terdapat tiga daerah yang mencatat inflasi lebih tinggi dan menjadi fokus perhatian pemerintah.
"Ada beberapa yang kita masih terkendali 3 persen dan ada beberapa yang bisa mencontoh wilayah lain. Terendah sekarang di wilayah Makassar dan tertinggi ada tiga wilayah kita streaching. Kita minta untuk melakukan hal yang sama," kata Sudirman usai menghadiri GPM di halaman Kantor TVRI Stasiun Sulsel, Senin (13/10/2025).
1. Operasi pasar bakal diintensifkan di tiga wilayah dengan inflasi tertinggi

Sudirman menegaskan inflasi bukan hal yang bisa dianggap biasa. Setiap terjadi kenaikan harga, pemerintah langsung mengambil kebijakan, termasuk menyelenggarakan operasi pasar, khususnya di wilayah Sulawesi Selatan.
Ke depannya, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan berencana menindaklanjuti tiga wilayah dengan inflasi tertinggi secara langsung setiap bulannya. Langkah ini untuk memastikan stabilisasi harga berjalan terukur dan tepat sasaran.
"Nanti provinsi akan turun ke tiga wilayah tertinggi. Kita programkan bulan depan yang mana lagi naik (inflasinya), kita turun di wilayah tiga itu," kata Sudirman.
2. Inflasi akan ditekan hingga turun ke angka 3 persen

Sudirman menyatakan pemerintah tidak menetapkan target inflasi secara kaku. Meski begitu, inflasi di provinsi ini diharapkan bisa turun hingga angka toleransi tiga persen atau lebih rendah.
"Kita tidak menarget apa tapi paling tidak dia bisa turun ke angka toleransi tiga atau di bawah tiga," kata Sudirman.
3. Inflasi Sulsel tetap terkendali

Dalam setahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan tercatat positif 4,94 persen (year on year) pada Triwulan II 2025. Pertumbuhan ini berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, tercermin dari penurunan jumlah penduduk miskin.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Sulawesi Selatan mencapai 698,13 ribu orang pada Maret 2025. Angka ini menunjukkan penurunan sebanyak 13,64 ribu orang dibandingkan data September 2024.
Upaya pengendalian inflasi juga menunjukkan hasil positif. Inflasi year on year di Sulsel pada September 2025 mencapai 3,03 persen, masih berada dalam rentang sasaran nasional 2,5+1 persen.
"Untuk itu, sinergi dan inovasi dalam pengendalian inflasi secara berkelanjutan perlu terus dilakukan guna menjaga momentum pemulihan ekonomi Sulawesi Selatan," kata Sudirman.