Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gerakan Pangan Murah Ramaikan HUT ke-356 Sulsel

IMG-20251013-WA0490.jpg
Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman meninjau pelaksanaan Gerakan Pangan Murah di halaman Kantor TVRI Stasiun Sulsel, Makassar, Senin (13/10/2025). (Dok. Humas Pemprov Sulsel)
Intinya sih...
  • Gubernur tekankan peran GPM dalam menjaga stabilitas harga pangan
  • Dinamika harga pangan sering fluktuasi meski Sulsel dikenal lumbung pangan nasional
  • Gubernur sebut masyarakat rasakan dampak langsung dari pelaksanaan GPM
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makassar, IDN Times - Peringatan HUT ke-356 Provinsi Sulawesi Selatan, dimeriahkan dengan pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) Serentak di 25 lokasi di Sulsel, termasuk di halaman Kantor TVRI Stasiun Sulsel, Senin (13/10/2025). Kegiatan ini menjadi salah satu upaya pemerintah menjaga keterjangkauan harga pangan bagi masyarakat.

"Kegiatan Gerakan Pangan Murah Serentak Provinsi Sulawesi Selatan telah mulai dilaksanakan pada tahun 2022. Pada tahun 2025, pelaksanaan GPM oleh Pemerintah Provinsi bersama pemerintah kabupaten/kota sudah dilakukan sebanyak 835 kali," kata Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan, M. Ilyas,  dalam sambutannya.

1. Gubernur tegaskan peran GPM dalam menjaga stabilitas harga pangan

IMG-20251013-WA0491.jpg
Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman meninjau pelaksanaan Gerakan Pangan Murah di halaman Kantor TVRI Stasiun Sulsel, Makassar, Senin (13/10/2025). (Dok. Humas Pemprov Sulsel)

GPM terselenggara berkat dukungan berbagai pihak, termasuk Badan Pangan Nasional, Bank Indonesia, Bulog, vendor pangan, organisasi masyarakat, dan UMKM. Kegiatan ini menghadirkan komoditas pangan pokok dan pangan olahan yang dijual dengan harga lebih rendah dibanding pasar, sehingga masyarakat dapat membeli kebutuhan pangan dengan lebih terjangkau.

Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, menyoroti peran GPM dalam menjaga harga komoditas tetap stabil di pasaran. Dia juga menekankan bahwa kegiatan ini penting untuk memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat tetap terjamin di seluruh provinsi.

"Gerakan Pangan Murah Serentak hari ini menjadi langkah nyata untuk menjaga keterjangkauan harga agar masyarakat mendapatkan pangan lebih murah dari pasar, sekaligus mengendalikan inflasi daerah," katanya.

2. Dinamika harga sering fluktuasi meski Sulsel dikenal lumbung pangan nasional

Ilustrasi bahan pangan pokok. (IDN Times/Asrhawi Muin)
Ilustrasi bahan pangan pokok. (IDN Times/Asrhawi Muin)

Sulawesi Selatan memang dikenal sebagai lumbung pangan Kawasan Timur Indonesia berkat hasil produksinya yang melimpah. Komoditas seperti beras, jagung, hortikultura, dan hasil perikanan tidak hanya cukup untuk kebutuhan lokal, tetapi juga berperan penting dalam menopang pasokan nasional.

Kondisi ini membuat Sulawesi Selatan mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya secara mandiri. Selain itu, provinsi ini juga memberikan kontribusi signifikan dalam menstabilkan pasokan dan harga pangan di tingkat nasional.

"Namun demikian, kita juga memahami bahwa dinamika harga pangan seringkali berfluktuasi, terutama menjelang hari-hari besar keagamaan atau saat kondisi cuaca kurang mendukung," kata Sudirman.

3. Gubernur sebut masyarakat rasakan dampak langsung

Ilustrasi bahan pangan pokok. (IDN Times/Faiz Nashrillah)
Ilustrasi bahan pangan pokok. (IDN Times/Faiz Nashrillah)

Sejauh ini, kata Sudirman, GPM telah memberikan dampak langsung bagi masyarakat, terutama dalam ketersediaan dan keterjangkauan pangan. Dia menilai pelaksanaan GPM hari ini cukup efektif dalam menurunkan harga di pasar dan membantu menstabilkan inflasi.

"Ini tadi para pembeli diserbu. Ini di sana sudah kosong. Ini mau masuk lagi yang baru. Artinya, masyarakat walaupun sebenarnya beda Rp2.000-3.000  itu sangat bermanfaat. Satu kabupaten, belanja sayur saja itu bisa sampai Rp1 triliun per tahun," katanya.

Dia mengatakan pemerintah pernah mensimulasi di salah satu wilayah di Kabupaten Luwu untuk menilai efektivitas GPM. Dalam simulasi tersebut, tim menanyakan langsung kepada ibu-ibu dan pengurus PKK setempat, serta mengumpulkan data terkait transaksi dan dampak harga di masyarakat.

"Memang banyak transaksi ini terkait hal-hal yang kita anggap beda Rp1. 000 - 2.000. Ternyata banyak karena setiap hari," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us

Latest News Sulawesi Selatan

See More

Sulsel Perkuat Pengendalian Inflasi di Tiga Wilayah Tertinggi

14 Okt 2025, 02:15 WIBNews