TPA Tamangapa Sudah Penuh, Gunungan Sampah Capai 50 Meter

- TPA Tamangapa hanya tinggal 2 tahun lagi
- Lahan tersisa tak bisa digunakan karena berdekatan dengan permukiman
- Proyek PLTSa diyakini jadi solusi untuk mengatasi masalah sampah
Makassar, IDN Times - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa di Kecamatan Manggala kini berada pada kondisi kritis. Hampir seluruh area penampungan sampah di lokasi tersebut telah terisi penuh.
Dari total luas lahan 19,1 hektare, sekitar 16,8 hektare di antaranya sudah tertimbun sampah dengan ketinggian mencapai 40 hingga 50 meter dari dasar. Kepala UPTD TPA Tamangapa, Nasrun, mengungkapkan kondisi ini sudah melewati batas kapasitas ideal.
"Sebenarnya bukan sudah hampir penuh, sudah penuh. Cuma kan masih ada sel-sel yang masih kita gunakan. Walaupun pada dasarnya sel itu yang kita gunakan menampung sampah," kata Nasrun saat dihubungi IDN Times, Senin (13/10/2025).
1. Usia TPA Tamangapa diperkirakan hanya tinggal dua tahun

Menurut Nasrun, usia operasional TPA diperkirakan hanya tersisa sekitar dua tahun. Namun, jika Pemerintah Kota Makassar membuka area selatan TPA dalam waktu dekat, masa pakainya bisa bertambah hingga tiga tahun.
"Jadi apa yang disampaikan kemarin, usia TPA Tamangapa kalau tidak ada perlakuan, mungkin hanya bisa sampai 2 tahun ke depan. Itu kalau dia bisa dapat," kata Nasrun.
Dia menjelaskan setiap hari TPA Tamangapa menampung 700 hingga 800 ton sampah pada musim kemarau. Volume itu meningkat signifikan saat musim hujan, bisa mencapai 1.200 hingga 1.300 ton per hari.
"Makanya kami di bawah itu 24 jam non-stop," katanya.
2. Lahan tersisa tak bisa digunakan karena berdekatan dengan permukiman

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dari total kapasitas yang tersedia, hampir seluruh area TPA Tamangapa kini tertimbun sampah. Kondisinya sudah mendekati 100 persen terisi dan hanya menyisakan sedikit ruang yang masih bisa digunakan sementara waktu.
"Seandainya kurang lebih 2,5 hektare itu bisa digunakan, mungkin juga sudah penuh itu. Cuma karena berbatas langsung dengan penduduk, otomatis kita tidak bisa melakukan penimbunan sampah di situ," kata Nasrun.
3. Proyek PLTSa diyakini jadi solusi

Gunungan sampah yang terus bertambah tak hanya menekan kapasitas, tapi juga menimbulkan bau menyengat hingga ke permukiman sekitar. Untuk mengurangi dampak tersebut, pihak UPTD selaku pengelola, rutin menimbun sampah dengan tanah dan menyemprotkan eco-enzyme setiap akhir pekan.
Persoalan kapasitas TPA tidak hanya dihadapi Makassar, tetapi juga menjadi masalah umum di banyak kota besar di Indonesia. Menurut Nasrun, harapan jangka panjang terletak pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) atau Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) yang masih abu-abu.
PLTSa/PSEL disebut mampu mengolah sampah hingga 1.500 ton setiap hari. Kapasitas itu lebih besar dibanding volume sampah yang masuk ke TPA Tamangapa, yang belakangan tercatat sekitar 1.200 ton per hari.
"Saya berdoa sekali, mudah-mudahan ke depannya PSEL ini bisa berjalan. Insyaallah persoalan sampah di Kota Makassar, berapa pun jumlahnya, pasti akan terselesaikan," katanya.