Pemkot Makassar Tetap Targetkan PAD Rp2,1 Triliun Meski TKD Dipangkas

- Pemangkasan dana TKD diimbangi pengurangan belanja OPD
- Penyesuaian anggaran untuk antisipasi defisit akibat pemangkasan TKD
- Bapenda didorong tingkatkan pendapatan untuk mencapai target PAD Rp2,1 triliun
Makassar, IDN Times - Pemerintah Kota Makassar menargetkan pendapatan asli daerah (PAD) tahun anggaran 2026 tetap Rp2,1 triliun. Pemangkasan dana Transfer ke Daerah (TKD) dari pemerintah pusat sebesar Rp502 miliar tidak memengaruhi target tersebut.
"Dengan ada pengurangan (TKD) itu masih di angka Rp2,1 triliun," kata Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kota Makassar, Muh Dakhlan, Selasa (14/10/2025).
1. Pemangkasan dana diimbangi pengurangan belanja OPD

Dakhlan mengatakan pemangkasan dana TKD akan diimbangi dengan pengurangan belanja OPD. Pengurangan ini hanya menyasar program yang tidak termasuk prioritas Wali Kota. Program nonprioritas bahkan akan dihapus.
Saat ini, dana TKD Kota Makassar dipangkas sebesar Rp502 miliar. Dampaknya, belanja OPD juga harus disesuaikan sesuai pengurangan tersebut.
"Yang jelas, belanja dulu kita harus disesuaikan, berapa pendapatan kita yang di TKD itu kita potong belanjanya sebesar itu," kata Dakhlan.
2. Penyesuaian anggaran untuk antisipasi defisit akibat pemangkasan TKD

Menurut Dakhlan, penyesuaian anggaran diterapkan sebagai langkah awal. Tujuannya agar defisit akibat pemangkasan TKD tidak mengganggu keseimbangan keuangan daerah.
"Karena adanya pengurangan pendapatan dari Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp502 miliar, jumlah belanja yang dipotong harus sebesar pengurangan pendapatan dari TKD tersebut," kata Dakhlan.
3. Bapenda didorong tingkatkan pendapatan

Dengan strategi tersebut, target pendapatan daerah tetap bisa dipertahankan meski alokasi pusat berkurang. Ke depan, Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) yang akan didorong untuk meningkatkan pendapatan daerah.
"Ada rencana untuk mendorong Bapenda agar meningkatkan pendapatan. Dengan adanya pengurangan dari TKD, target pendapatan untuk tahun depan diperkirakan masih di angka 2 triliun, tepatnya sekitar Rp2,1 triliun," kata Dakhlan.