Musim Pancaroba, Waspadai Penyakit Demam Berdarah Hingga ISPA

Makassar, IDN Times - Pergantian musim dari kemarau ke musim hujan kerap membawa risiko kesehatan. Saat pancaroba atau musim peralihan, sejumlah penyakit biasanya meningkat di tengah masyarakat.
Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penyakit yang muncul saat musim pancaroba. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sulsel, Yusri Yunus, mengatakan peralihan musim kerap memicu kasus demam berdarah, diare, hingga penyakit pernapasan (ISPA).
"Pergantian musim dari kemarau ke hujan atau sebaliknya bisa berdampak pada penyakit seperti demam berdarah, diare bahkan leptospirosis (penyakit karena genangan air tercemar kencing tikus). Itu lazim terjadi saat pancaroba," kata Yusri saat dihubungi via telepon, Sabtu (4/10/2025).
1. Terapkan 3M Plus untuk cegah Demam Berdarah

Menurut Yusri, genangan air yang muncul setelah hujan berpotensi menjadi sarang nyamuk penyebab demam berdarah. Karena itu, masyarakat diminta rutin menjaga kebersihan lingkungan, menerapkan 3M Plus, serta memperhatikan pola hidup sehat.
Dalam hal ini, 3M Plus berarti upaya menjaga lingkungan tetap bersih dari sarang nyamuk. Caranya dengan menguras penampungan air, menutupnya rapat, mengubur barang bekas, lalu ditambah langkah lain seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, hingga menggunakan kelambu.
Lingkungan rumah perlu rutin dibersihkan dari genangan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Selain itu, kebersihan diri dan perilaku higienis harus terjaga, baik oleh setiap individu maupun bersama-sama dalam masyarakat.
"Upaya pencegahan sudah rutin kita lakukan setiap tahun dengan mengimbau kabupaten/kota hingga puskesmas untuk mengantisipasi penyakit musiman. Kebersihan diri dan personal higienis harus terjaga baik secara individu maupun masyarakat," jelas Yusri.
2. Jaga imunitas untuk cegah ISPA

Selain itu, Yusir menyoroti penyakit pernapasan seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Penyakit ini menyerang saluran pernapasan mulai dari hidung, tenggorokan, hingga paru-paru, dan ditandai dengan gejala seperti batuk, pilek, demam, sakit tenggorokan, sesak napas, hingga kehilangan nafsu makan.
"Flu merupakan kompensasi alam akibat pergantian musim. Karena itu dibutuhkan asupan gizi cukup, istirahat, dan olahraga agar daya tahan tubuh tetap kuat," katanya.
Dia mengatakan banyak orang tetap beraktivitas tanpa memperhatikan dampak perubahan cuaca terhadap tubuhnya. Padahal, infeksi saluran pernapasan menyerang sistem imun sehingga penting menjaga kebugaran serta mencukupi asupan gizi.
"Karena kalau sudah influenza itu kan sudah masuk dalam kategori virus sehingga virus itu menyerang kepada daya tahan tubuh sehingga kita harus menguatkan diri kepada upaya-upaya pendekatan untuk meningkatkan daya tahan tubuh itu," katanya.
3. Terapkan perilaku hidup sehat

Dinkes Sulsel juga telah mengeluarkan imbauan resmi melalui surat edaran Sekda untuk meningkatkan kewaspadaan di seluruh wilayah. Yusri pun meminta masyarakat membatasi aktivitas luar ruang bila tidak mendesak, menjaga pola tidur, serta memelihara perilaku hidup sehat.
"Intinya menjaga pola pikir, pola makan, dan pola perilaku sehat. Masyarakat sebenarnya sudah memahami, hanya perlu kesadaran mandiri agar bisa menjadi teladan bagi keluarga maupun lingkungan," kata Yusri.