Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Bos PSM Ungkap Penyebab Kalah Lawan Kolom Kosong di Pilkada 2018

Facebook/Munafri Arifuddin

Makassar, IDN Times - CEO klub sepak bola PSM Makassar Munafri Arifuddin kian serius menatap pemilihan kepala daerah serentak tahun 2020. Dia berencana kembali mencalonkan diri pada pemilihan wali kota Makassar, setelah gagal di ajang sama pada tahun 2018.

Appi -sapaan Munafri- kini tengah mengikuti penjaringan kandidat bakal calon kepala daerah yang dibuka sejumlah partai politik. Salah satuya Partai Golkar, yang penjaringannya memasuki tahap wawancara.

Ditanyai wartawan usai menjalani sesi wawancara di Kantor DPD I Partai Golkar Sulawesi Selatan, Appi menjelaskan sejumlah persiapannya jelang pilkada tahun depan. “Insya Allah optimis, pasti optimislah,” kata Appi di Makassar, Senin (28/10).

1. Munafri kalah meski didukung sepuluh partai politik

(IDN Times/Arief Rahmat)

Pada Pilkada Makassar tahun 2018, Munafri Arifuddin jadi calon tunggal berpasangan dengan Andi Rachmatika Dewi. Pasangan ini diusung koalisi sepuluh parpol, yakni Partai NasDem, Golkar, PDIP, Gerindra, Hanura, PKB, PPP, PBB, PKS, dan PKPI.

Munafri dan Rahmatika jadi pasangan calon tunggal karena petahana Mohammad Ramdhan Pomanto, yang menggandeng Indira Mulyasari, didiskualifikasi oleh Mahkamah Agung. Pasangan calon tunggal pun berhadapan dengan kolom kosong pada pemungutan suara.

Hasil akhir Pilkada Makassar tahun 2018 dinyatakan tanpa pemenang, sehingga diulang pada tahun 2020. Saat itu Munafri-Rachmatika gagal memenangkan mayoritas suara pemilih. Mereka hanya mengumpulkan 264.245 suara atau 46,77 persen dari total pemilih. Sedangkan suara untuk kolom kosong 300.795 atau 53,23 persen. 

2. Munafri akui ada beberapa kekurangan

IDN Times/Aan Pranata

Meski gagal, Munafri Arifuddin menyebut pencalonannya di Pilkada Makassar 2018 sebagai pengalaman yang berharga. Dia mengakui saat itu ada beberapa hal yang jadi kekurangan, sehingga kalah dari kolom kosong. 

Appi, antara lain menyebut penjagaan tempat pemungutan suara (TPS) yang kurang ketat sehingga ada peluang terjadi kecurangan oleh oknum tertentu. Selain itu, koalisi gemuk tidak diikuti dengan konsolidasi yang baik oleh sesama partai pendukung. Munafri mengatakan kekurangan itu bakal dievaluasi agar persiapan dimaksimalkan jelang 2020.

“Saya bilang itulah yang terjadi tahun lalu. Kita mungkin terlena dengan keadaan kita, sehingga untuk turun mengawal suara-suara di TPS tidak terlalu ketat, dan akhirnya seperti itulah. Tentu (jadi pembelajaran),” kata Appi.

3. Belum ada pembicaraan soal pasangan di pilkada

Humas Pemprov Sulsel

Di tengah proses penjaringan kandidat di sejumlah parpol, Munafri Arifuddin belum memastikan siapa yang akan mendampinginya pada pencalonan di Pilkada Makassar 2020. Dia juga enggan berspekulasi soal kemungkinan berpasangan kembali dengan Andi Rachmatika Dewi.

Menurut Munafri, soal figur bakal calon wakil wali kota akan dibicarakan lebih lanjut bersama partai pengusung kelak. Selain itu, penentuan pendamping juga mesti berdasarkan hasil hitungan survei.

“Kita belum ada calon wakil, untuk berpasangan belum ada. Tapi yang pasti harus memberikan dampak elektoral yang baik juga. Saling menutupi, harus ada ‘mix and match’ dalam proses penyatuannya,” Appi menerangkan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ita Lismawati F Malau
EditorIta Lismawati F Malau
Follow Us