Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pernah Gagal, Ini Modal Bos PSM Maju Lagi di Pilkada Makassar

IDN Times/Aan Pranata

Makassar, IDN Times - CEO klub sepak bola PSM Makassar Munafri Arifuddin kembali masuk bursa kandidat jelang Pemilihan Kepala Daerah Kota Makassar tahun 2020. Teranyar, dia ikut mendaftar dalam penjaringan bakal calon wali kota di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Munafri merupakan calon tunggal di Pilkada Makassar tahun 2018, berpasangan Andi Rachmatika Dewi. Namun mereka gagal memenangkan suara mayoritas pemilih, sehingga Pilkada Makassar dinyatakan tanpa pemenang dan diulang tahun 2020.

Munafri sudah terang-terangan menyatakan rencananya bertarung kembali di pilkada mendatang. Gagal menang atas kolom kosong di perhelatan lalu tidak mengurangi keyakinannya bersaing dengan kandidat lain.

"Saya jalan saja, kita jalan saja dulu," kata Munafri saat ditanyai wartawan di Makassar, Senin (16/9).

1. Jumlah suara di Pilkada 2018 jadi patokan

(IDN Times/Arief Rahmat)

Meski belum memastikan kendaraan politik maupun pasangan, Munafri sudah memperhitungkan modalnya untuk mencalonkan diri di Pilkada 2020. Modalnya tak lain adalah jumlah suara pemilihnya di perhelatan Pilkada 2018.

Menurut rekapitulasi akhir KPU, saat itu Munafri-Rachmatika mengantongi 264.245 suara atau 46,77 persen dari total 565 ribu lebih pemilih. Sedangkan suara untuk kolom kosong dominan dengan jumlah 300.795 suara atau 53,23 persen. Munafri menyebut, capaiannya tersebut menjadi salah satu patokan untuk mempersiapkan diri.

"Kita kan sudah bisa melihat, saya di posisi tahun lalu ada di posisi 290 ribu. Artinya ala, ada 290 ribu orang Makassar yang mencoblos muka saya waktu pencoblosan pada pemilihan kemarin," ucapnya.

"Ini salah satu indikasi dengan kemampuan modal 290 dan di angka hampir 47 persen. Menurut saya, kita harus mampu menjaga ini dan menambah dengan pergerakan lain," Munafri melanjutkan.

2. Peta politik dianggap sudah banyak berubah

Indpplace/Zakila

Pada Pilkada Makassar 2018, Munafri hampir berhadapan dengan kandidat petahana Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto. Namun Danny yang maju lewat jalur perseorangan, belakangan didiskualifikasi.

Danny Pomanto menjabat Wali Kota Makassar hingga Mei 2019. Adapun hingga Pilkada 2020, Pemerintah Kota dipimpin oleh Penjabat Wali Kota. Kondisi itu dinilai telah mengubah peta politik dibandingkan saat Danny masih menjabat pada Pilkada 2018.

"Mulai petanya berubah lagi. Sehingga beberapa kantong-kantong yang pernah diklaim orang lain bisa kita ambil," Munafri menerangkan.

3. Munafri berharap restu dan dukungan IAS

Ilham Arief Sirajuddin. IDN Times/Aan Pranata

Salah satu pembeda pada Pilkada 2020 adalah kembalinya Wali Kota Makassar dua periode, Ilham Arief Sirajuddin. Ilham kembali ke masyarakat setelah menjalani hukuman penjara terkait kasus korupsi. Restu dan dukungannya dipercaya sebagian kalangan bakal berpengaruh besar dalam mengarahkan suara pemilih.

Munafri mengakui peran Ilham yang masih sangat berpengaruh dalam peta politik Makassar. Dukungannya diharap bisa menjadi mesin penggerak bagi berbagai simpul masyarakat untuk mengarahkan suara pemilih di Pilkada.

"Memang mau tidak mau, suka atau tidak suka, di masyarakat nama Pak Ilham masih sangat bagus. Sehingga calon wali kota yang mau maju menginginkan bukan hanya restu, tapi juga support dari beliau," kata Munafri.

"Mesin-mesin yang dimiliki pak Ilham dengan menjadi wali kota selama sepuluh tahun akan memberikan support yang luar biasa," dia melanjutkan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ita Lismawati F Malau
EditorIta Lismawati F Malau
Follow Us