Merangkum Jalan Rusak di Indonesia: Tak Ada Fulus untuk Aspal Mulus?

Keluhan pemerintah daerah sama semua: kurang anggaran!

Kondisi jalan rusak di Indonesia menjadi isu kritis yang harus ditangani segera, mengingat dampaknya yang besar terhadap keselamatan pengguna jalan, kemacetan lalu lintas, dan aksesibilitas masyarakat. Ada kebutuhan yang mendesak untuk pemeliharaan jalan yang lebih baik dan perbaikan yang tepat waktu.

Kunjungan Presiden Joko "Jokowi" Widodo di Provinsi Lampung beberapa waktu lalu, khusus untuk meninjau langsung kondisi jalan rusak yang menjadi sorotan publik. Pemerintah pusat memutuskan mengambil alih kewenangan perbaikan jalan yang sudah bertahun-tahun rusak.

Namun, persoalan jalan rusak tidak cuma dihadapi warga Lampung. Banyak daerah lain dengan masalah serupa, hanya saja belum terekspos secara meluas. Presiden sudah membuka aduan via media sosialnya, memberi kesempatan bagi siapa saja di mana pun untuk melaporkan kondisi jalan rusak dengan merekam video.

Di tengah ramainya pembahasan tentang jalan rusak, IDN Times memotret bagaimana persoalan infrastruktur jalan di sejumlah daerah di Indonesia, melalui liputan Kolaborasi Hyperlocal.

Kondisi jalan rusak di berbagai daerah di Indonesia

Merangkum Jalan Rusak di Indonesia: Tak Ada Fulus untuk Aspal Mulus?Grafis data situasi jalan rusak di Indonesia. IDN Times/Aditya Pratama

Menurut data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), kondisi jalan nasional di Indonesia masih mengkhawatirkan. Dari total panjang jalan nasional sepanjang 46.964,78 kilometer, sebanyak 8,19 persen atau setara dengan 3.848,08 kilometer mengalami kerusakan ringan maupun berat.

Masalah serupa juga terjadi pada jalan provinsi dan kabupaten. Dari total panjang jalan provinsi sepanjang 47.112,38 kilometer, sebanyak 25,87 persen atau setara dengan 12.191,35 kilometer kondisinya tidak mantap. Begitu pun dengan jalan kabupaten, kondisi yang sama terjadi pada sebagian besar jalan tersebut.

Berikut daerah dengan kerusakan jalan nasional terpanjang:

  1. Papua 560,57 km (21,26 persen)
  2. Kalimantan Tengah 354,17 km (17,69 persen)
  3. Papua Barat 324,3 km (24,45 persen)
  4. Kalimantan Timur 300,95 (17,59 persen)
  5. Riau 177,1 km (13,25 persen)
  6. Jawa Timur 175,44 km (7,43 persen)
  7. Sulawesi Tenggara 170,3 km (11,37 persen)
  8. Maluku 139,43 km (7,87 persen)
  9. Kalimantan Barat 130,23 km (6,15 persen)
  10. Sumatera Utara 124,5 km (4,73 persen)

Berikut daerah dengan kerusakan jalan provinsi terpanjang:

  1. Riau 1.073,48 (38,34 persen)
  2. Papua 991,04 km (41,96 persen)
  3. Papua Barat 838,92 km (36,32 persen)
  4. Nusa Tenggara Timur 784,14 km (29,59 persen)
  5. Sulawesi Selatan 682,86 km (33,88 persen)
  6. Sulawesi Tengah 628,75 km (38,25 persen)
  7. Kalimantan Barat 613,14 km (39,95 persen)
  8. Maluku Utara 588,55 km (46,09 persen)
  9. Sumatera Utara 540,64 km (17,73 persen)
  10. Maluku 425,88 km (39,42 persen)

Daftar jalan kabupaten/kota yang rusak:

  1. Sumatera Utara 12.581,08 km (41,46 persen)
  2. Sulawesi Selatan 8.896,04 km (35,14 persen)
  3. Aceh 8.677,95 km (44,84 persen)
  4. Riau 8.183,42 km (40,29 persen)
  5. Kalimantan Barat 7.701,54 km (47,98 persen)
  6. Lampung 7.689,12 km (43,26 persen)
  7. Kalimantan Tengah 7.065,86 km (48,19 persen)
  8. Nusa Tenggara Timur 6.878,02 km (44,46 persen)
  9. Sumatera Barat 6.113,18 km (38,91 persen)
  10. Papua 5.889,09 km (42,67 persen)

Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, yang daerahnya masuk 10 besar pemilik jalan rusak terbanyak mengatakan, hal itu dipengaruhi luas wilayah Sulsel yang besar. Karena itu, jumlah ruas jalan yang rusak juga besar.

"Memang kita paling besar juga wilayahnya," kata Sudirman yang ditemui di rumah jabatannya, Rabu (10/5/2023).

Publik ramai-ramai mengekspos kondisi jalan rusak

Merangkum Jalan Rusak di Indonesia: Tak Ada Fulus untuk Aspal Mulus?Jalan rusak di Dusun Keling, Desa Jumputrejo, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo menjadi sorotan warga, Selasa (9/5/2023). Dok. Istimewa.

Setelah Presiden Jokowi membuka keran pengaduan jalan rusak, masyarakat semakin ramai mengunggah foto dan rekaman video kondisi jalan di daerahnya masing-masing. Tentu, mereka berharap agar infrastruktur jalan rusak bisa diperbaiki. Berbagai cara dilakukan untuk menarik perhatian Sang Presiden maupun pemerintah daerah. Di Jawa Timur, misalnya, rusaknya jalanan di Dusun Keling, Desa Jumputrejo, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo juga sempat diviralkan oleh seorang Komedian, Pepeng. Dia sempat membuat konten review Jalan Beciro, Jumputrejo. Dalam video review yang diunggah di Instagramnya @pep3ng, tampak jalanan yang aspalnya sudah mengelupas.

"Jalan Beciro iki koyok jahitan klambi sing mok gawe 20 tahun, brodol kabeh (Jalan Beciro kayak jahitan baju yang dipakai 20 tahun, rusak semua)," ujar Pepeng dalam video.

Pepeng sempat menyindir jalanan di sini memang dikonsep seperti atlas tapi bentuknya tiga dimensi 3D. Kemudian dia juga menyeletuk kalau jalan di sini ada yang hilang dengan menunjukkan lubang jalan yang menganga. Ditambah lagi ada pisang yang ditanam oleh warga setempat di lubang jalan.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pada Jumat (12/5/2023), juga menyempatkan diri meninjau langsung sejumlah jalan raya di wilayah pedesaan Kabupaten Cilacap yang diketahui rusak parah. Sebelumnya, warga mengadukan kerusakan jalan lewat kanal aduan LaporGub.

"Pak Ganjar, kepriben kiye Pak dalane jan jeblok nemen (Pak bagaimana ini tren rusak sekali). Tiap pagi warga ke pasar, banyak yang jatuh," kata Maya Sri Pujianti (40), seorang warga Desa Bulupayung saat berbincang dengan Ganjar.

Aksi kreatif masyarakat menyampaikan keluhan jalan rusak, turut diperlihatkan di Sumatra Utara. Di Jalan T Amir Hamzah, Desa Sendang Rejo, Kabupaten Langkat, jalan yang menghubungkan Kota Stabat dan Kota Binjai, sudah setahun belakangan rusak parah. Warga pun mulai berkeluh kesah dengan kondisi jalan yang berlubang hingga kerap menimbulkan abu.

"Tentu sangat resah, lubang menganga cukup lebar dan dalam. Belum lagi, abu yang dapat mengganggu kesehatan dan rentan kecelakaan," kata Iis, salah satu pengguna jalan, Rabu (10/5/2023).

Kondisi ini harus membuat pengguna jalan khususnya sepeda motor ekstra berhati-hati. Kondisi ini juga membuat warga sekitar memberikan batas jalan dan mendirikan plang di tengah jalan yang berlubang ini. Ada plang bertuliskan, "Anda Memasuki Zona Abu".

Kondisi lebih parah terjadi di Kabupaten Pandeglang, Banten. Selain menyandang daerah termiskin, Pandeglang pun kerap disebut sebagai daerah seribu jalan berlubang. Seperti dialami warga Desa Kubang Kampil Kecamatan Sukaresmi dan Desa Patia Kecamatan Patia yang masih menderita akibat akses jalan rusak di ruas jalan penghubung Cibungur-Patia.

Dari 8 kilometer panjang jalan, hanya dua meter saja yang sudah tersentuh beton. Sisanya dalam kondisi rusak parah. "Mirip kubangan kerbau," kata Apud, warga setempat kepada wartawan, Selasa (9/5/2023).

Faktor penyebab lambatnya penanganan jalan rusak

Merangkum Jalan Rusak di Indonesia: Tak Ada Fulus untuk Aspal Mulus?Kendaraan tonase berat yang memperburuk kondisi jalan di Malang Selatan. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Peneliti Senior Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada (Pustral UGM), Arif Wismadi menyebut masih banyaknya jalan yang rusak di Indonesia, karena persoalan anggaran. Penanganan kerusakan jalan sebenarnya bisa diatasi jika skema pemeliharaan lebih responsif.

"Masalah anggaran, terutama kewenangan dan kapasitas fiskal yang memiliki kewenangan," ujar Arif, Kamis (11/5/2023).

Arif menjelaskan, jalan penghubung antar provinsi atau kawasan atau fasilitas strategis nasional berada dalam kewenangan Pemerintah Pusat. Sementara penghubung antar kabupaten menjadi kewenangan provinsi, sedangkan di bawahnya lagi oleh kabupaten. Dari total panjang jalan 550 ribu km, Pemerintah Pusat hanya menangani sekitar 9 persen, dan Provinsi sekitar 10 persen lebih dari 80 persen menjadi beban Kabupaten.

"Meski hanya sekitar 20 persen, jalan nasional dan provinsi sering menjadi rute kendaraan berat atau menjadi rute utama tulang punggung logistik. Beban jalan akan lebih berat saat angkutan ODOL (Over Dimension Over Load) melintas. Sedangkan jalan Kabupaten juga sering kali dalam kondisi kurang baik karena jaringan lebih panjang, sementara kemampuan keuangan daerah lebih terbatas," ungkap Arif.

Lebih lanjut diungkapkan Arif, kerusakan parah jalan sebenarnya bisa dikurangi jika skema pemeliharaan jalan lebih responsif. Artinya setiap kerusakan ringan yang terjadi bisa ditangani, sebelum makin berat.

"Hal itu tidak selalu terjadi, karena skema pemeliharaan adalah kontrak tahunan, di mana ada proses pengadaan kontraktor, proses pemeliharaan dan kontrak berakhir di Desember. Dengan skema tersebut maka respon penanganan menjadi lambat," ucap Arif.

Penilaian Arif seturut dengan penjelasan Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Lebih dari 109 kilometer jalan di Purwakarta mengalami kerusakan ringan hingga berat. Pemerintah daerah setempat kesulitan untuk meningkatkan kualitas jalan dengan alasan kemampuan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang terbatas saat ini.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Purwakarta, Ryan Oktavia mengaku berupaya memaksimalkan anggaran yang ada untuk infrastruktur jalan. Sehingga, jajarannya bisa merealisasikan target jalan yang mantap.

"Kami mempertahankan kemantapan 85 persen. Kemungkinan ada penurunan akibat intensitas curah hujan tinggi beberapa bulan terakhir,” kata Ryan dalam keterangan pers dari Dinas Komunikasi Informasi Kabupaten Purwakarta, Kamis (11/5/2023).

Dampak kerusakan jalan

Merangkum Jalan Rusak di Indonesia: Tak Ada Fulus untuk Aspal Mulus?Jalan di Kota Denpasar sudah 4 tahun belum diperbaiki. (Dok.IDN Times/istimewa)

Kerusakan jalan raya di Indonesia memiliki dampak yang cukup besar terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat. Beberapa dampak negatif yang dapat timbul akibat kerusakan jalan raya di antaranya; Meningkatnya biaya perawatan kendaraan. Saat melintasi jalan yang rusak, kendaraan dapat mengalami kerusakan seperti ban pecah atau suspensi bermasalah. Hal ini dapat menambah biaya perawatan dan merugikan para pengguna jalan.

Kerusakan jalan raya juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan lalu lintas. Terdapat berbagai faktor yang dapat memicu terjadinya kecelakaan, seperti lubang besar di jalan, jalan berlubang, serta jalan bergelombang. Kemudian kemacetan lalu lintas akibat jalan rusak dapat menghambat laju kendaraan. Hal ini dapat mengakibatkan waktu perjalanan menjadi lebih lama dan membuang-buang waktu para pengguna jalan.

Kondisi jalan rusak di Jalan Antang Raya, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, contohnya, kerap kali mencelakai para pengendara roda dua. Kondisi ini telah berlangsung setidaknya dalam enam bulan terakhir. "Kondisi ini sudah enam bulan lebih, tidak tahu kapan mau diperbaiki, karena kemarin kan ada warga yang demo soal jalan rusak ini," kata Adi, salah satu pedagang yang berada sekitar lokasi, Selasa (9/5/2023).

Kondisi jalan yang paling memprihatinkan adalah di depan Misi Pasar Raya. Pada titik ini, jalan dengan kategori kerusakan parah. Terdapat beberapa lubang di tengah jalan, yang sebagian sudah ditimbun dengan batu kali.

"Banyak pengendara yang pakai motor itu sering terjatuh di situ karena kaget lubang, rata-rata cewek. Dalam sehari bisa sampai dua sampai tiga orang yang jatuh," ucap Adi, pedagang siomay.

Situasi tersebut dikhawatirkan seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta di Bali, Nyoman Yogi (25). Ia mengatakan kondisi jalan yang tidak rata di wilayah Denpasar, salah satunya berada di Jalan Gatot Subroto Tengah. Kondisi jalan membuatknya khawatir mengalami kecelakaan. “Jalannya belum rata takutnya terjadi kecelakaan,” ungkapnya pada Jumat (12/5/2023).

Sementara dari aspek ekonomi, kerusakan jalan di Nusa Tenggara Barat, telah mengganggu iklim pariwisata dan angkutan logistik. Jalan rusak parah menuju Pelabuhan Gili Mas ke Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, berdampak pada berkurangnya potensi wisatawan. Sebab, jalan tersebut merupakan akses yang cukup vital untuk kendaraan logistik maupun jalan wisata menuju Sekotong, Lombok Barat.

Apalagi, Pelabuhan Gili Mas semakin ramai dengan adanya kapal tol laut yang melayani transportasi laut dari Lombok menuju Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur. Pelabuhan Gili Mas juga menjadi lokasi sandar kapal pesiar yang membawa ribuan wisatawan mancanegara.

Baca Juga: Jalan Rusak di Antang Makassar Kerap Celakai Pengendara

Solusi penanganan jalan rusak di Indonesia

Merangkum Jalan Rusak di Indonesia: Tak Ada Fulus untuk Aspal Mulus?Gufron tukang becak di Lamongan saat membenahi jalan berlubang. Dok Istimewa

Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel), Herman Deru, menuturkan permasalahan infrastruktur jalan tidak semua tanggung jawab Pemerintah Provinsi (Pemprov). Pemerintahan tingkat pusat hingga kabupaten dan kota termasuk pihak swasta, memiliki tanggung jawab masing-masing untuk mengatasi permasalahan tersebut.

"Perlu juga kita meliterasi masyarakat jalan itu ada lima kriteriannya. Jadi bisa dilihat terlebih dahulu status jalannya," ungkap Deru, Selasa (9/5/2023).

Deru menuturkan, Pemprov tidak lepas tangan begitu saja ketika daerah kesulitan memperbaiki fasilitas publik. Pemprov Sumsel melalui dana Bantuan Gubernur Khusus (Bangubsus) akan dikucurkan ke pos anggaran infrastruktur daerah, baik yang diajukan Pemda maupun diminta masyarakat.

"Ada lima kriteria jalan. Mulai dari Jalan Nasional kewenangannya di bawah Kementerian PUPR, ada jalan provinsi kewenangan di Pemprov, ada juga jalan kabupaten dan kota. Selanjutnya ada jalan desa dan jalan khusus," jelas dia.

Sementara Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) NTB menyebutkan, sekitar 180 kilometer (km) jalan provinsi dalam kondisi rusak parah. Total jalan provinsi di NTB sepanjang 1.484,43 km, di mana lebih dari 10 persen dalam kondisi rusak parah. Untuk memperbaiki itu, butuh anggaran hingga Rp500 miliar atau setengah triliun.

Secara keseluruhan, total panjang jalan di NTB 8.034,89 km, terdiri atas jalan nasional 934,55 km, jalan provinsi 1.484,43 km dan jalan kabupaten 5.625,9 km. Tingkat kemantapan jalan nasional saat ini 97,04 persen sedangkan kemantapan jalan provinsi sebesar 84,52 persen.

"Jalan yang rusak parah totalnya 180 km dari total 1.400 km jalan provinsi. Tapi jalan provinsi itu termasuk juga jalan yang belum tembus," kata Kepala Dinas PUPR NTB Ridwan Syah dikonfirmasi di Mataram, Rabu (10/5/2023).

Harapan besar masyarakat agar pemerintah segera membenahi jalan rusak, tampak kian padam. Beberapa orang mencuri perhatian karena berani mengangkangi kewajiban aparatus negara. Di Kabupaten Lampung Tengah, di sebuah kawasan bernama Kecamatan Seputih Banyak, warga terbiasa hidup dengan kondisi infrastruktur jalan rusak.

Kecamatan Seputih Banyak sendiri berdampingan dengan Kecamatan Seputih Raman dan Rumbia. Walaupun berjarak sekitar 40 Kilometer (Km) dari pusat pemerintahan kabupaten setempat, jangan bayangkan bisa menjumpai akses jalan mulus.

Kondisi jalan berlumbang besar plus deburan debu, hingga menimbulkan genangan tatkala hujan turun seakan biasa dihadapi warga setempat saat melintasi jalan utama kecamatan tersebut.

Puluhan tahun berlalu, keluh kesah kondisi jalan rusak seakan membuncah. Kondisi itu memaksa Sucipto (51) dan warga Swastika Buana Kecamatan Seputih Banyak lainnya rela merogoh kocek pribadi membeli batu krikil untuk menimbun lubang-lubang jalan di sekitar kediamannya.

"Kami rela gotong royong gantian keluarin uang pribadi beli batu. Ya ini, buat nutup jalan yang lubangnya sudah melewat besar," curhatnya, Raby (10/5/2023).

Kisah yang sama juga dilakoni Gufron (62), warga Desa Dinoyo, Kecamatan Deket, Kabupaten Lamongan. Ia menambal jalan yang berlubang seorang diri. Aksi sosial yang dilakukan tukang becak tersebut karena tak ingin ada pengendara motor yang terjatuh akibat adanya jalan berlubang. Terlebih jalan tersebut kerap dilalui oleh putri kesayangannya yang bekerja di Lamongan Kota. Berkat aksi itu, Gufron pun viral dan banyak mendapatkan pujian.

Dengan berbekal alat seadanya, Gufron pun menutup jalan yang berlubang menggunakan sisa material aspal yang ia peroleh hasil pengerukan di jalan raya Nasional Surabaya-Semarang. Aspal bekas itu kemudian ia angkut mengunakan becak motornya dan menelusuri jalan poros Kecamatan Deket- Karangbinangun atau tepatnya Desa Deket Kulon.

"Takut banyak orang-orang yang terjatuh karena jalan berlubang seperti ini, makanya kita tambal jalan dengan mengunakan aspal bekas," kata Gufron.

Tim Penulis:

Ashrawi Muin, Dahrul Amri Lobubun, Ardiansyah Fajar, Fariz Fardianto, Abdul Halim, Muhammad Nasir, Ayu Afria Ulita Ermalia, Bambang Suhandoko, Herlambang Jati Kusumo, Rizal Adhi Pratama, Rangga Erfizal, Fatmawati, Tama Wiguna, Imron, Khaerul Anwar

Baca Juga: Sulsel Masuk 10 Provinsi dengan Jalan Rusak Terpanjang di Indonesia

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya