Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Satgas Madago Raya Persempir Ruang Gerak DPO Teroris Poso

Sejumlah personel Polri dan TNI yang tergabung dalam Satgas Madago Raya berkoordinasi saat melakukan patroli di pergunungan Manggalapi, Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (16/8/2021). ANTARA FOTO/Rangga Musabar

Makassar, IDN Times - Satuan Tugas Madago Raya terus mengejar enam teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso yang masuk daftar pencarian orang. 

Pencarian dipersempit di sejumlah area pegunungan di Kabupaten Parigi Moutong, Poso, hingga Sigi, Sulawesi Tengah, yang yang diperkirakan jadi tempat persembunyian kelompok mereka.

1. Jenderal pimpin operasi pencarian

Daftar DPO Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso. IDN Times/Kristina Natalia

Penyisiran dipimpin langsung Komandan Korem 132 Tadulako, Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf. Dia berlatar belakang Komando Pasukan Khusus TNI AD.

Beberapa rumah dan gubuk tua kosong menjadi sasaran mereka, tempat-tempat yang sering menjadi tempat persembunyian logistik para teroris itu.

"Saya yakin jika kita bekerja sama kelompok ini bisa kita dapat lumpuhkan," kata Makruf, dikutip dari Antara, Jumat (20/8/2021).

2. Masih ada simpatisan yang mendukung pergerakan DPO

Danrem 132/Tadulako, Brigjen TNI Farid Makruf saat berikan keterangan pers terkait kasus penyerangan MIT di Kabupaten Sigi, Minggu (29/11/20). IDN Times/M. Faiz Syafar

Makruf menyatakan operasi terkendala medan yang berat. Selain itu, kendala lain adalah masih banyaknya simpatisan yang mendukung kelompok DPO MIT Poso, baik secara intelejen maupun logistik.

"Sehingga akibatnya mereka masih bisa bergerak menghindari pengejaran dan logistik masih mereka punya. Dengan ada logistik mereka masih bisa bertahan hidup di hutan kalau tidak dipasok logistik saya yakin mereka turun untuk menyerah," katanya.

3. Sisa enam DPO yang diburu

default-image.png
Default Image IDN

Sebelumnya Satgas menembak mati tiga orang anggota kelompok MIT Poso. Kapolda Sulteng Irjen Pol Abdul Rakhman Baso menyatakan saat ini DPO tersisa enam orang. Mereka antara lain merupakan warga dari Nusa Tenggara Barat dan Poso, Sulawesi Tengah.

Menurut analisa intelejen, enam DPO ini terpisah dan kadang membagi-bagi diri menjadi beberapa kelompok. “Yang banyak melakukan aksi kekerasan ini kelompok yang dipimpin Qatar,” jelas Rakhman.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us