Viral Jenazah ABK Asal Enrekang Dibuang ke Laut Lepas saat Berlayar 

Jenazah dibuang karena kekhawatiran kapten kapal

Makassar, IDN Times - Jagat maya baru-baru ini kembali digemparkan dengan viralnya kasus dua jenazah anak buah kapal (ABK) dibuang ke laut lepas. Salah satu ABK kapal pesiar itu bernama Muhammad Alfatah, warga asal Desa Banca, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.

Surat resmi pembuangan jenazah tertuang dalam pemberitahuan dari Kementerian Luar Negeri RI, Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler, bernomor 00574/WN/01/2020/66, tanggal 16 Januari 2020. Di dalamnya, berisi Penyampaian Kasus Pembuangan Jenazah ABK WNI ke Laut Lepas dan Kasus Lainnya di Kapal Long Xing 629. Surat resmi itu ditujukan ke Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Kota Makassar.

1. Dibuang oleh kapten kapal karena dikhawatirkan penyakit berbahaya menular

Viral Jenazah ABK Asal Enrekang Dibuang ke Laut Lepas saat Berlayar Dokumen surat yang tersebar di medsos. IDN Times / Istimewa

Merujuk dalam poin pertama isi surat resmi tersebut, kedua orang itu disebutkan meninggal dalam perjalanan pelayaran di Kapal Long Xing 629 di Apia, Samoa. Pihak Kemenlu RI, Direktorat WNI dan BHI menerima informasi tersebut melalui Kantor Berita Republik Indonesia (KBRI) Wellington, pada 3 Januari 2020 lalu.

Dua WNI tersebut dilaporkan telah meninggal dunia di atas kapal dan jenazahnya telah dibuang oleh kapten kapal ke laut, karena khawatir dengan adanya penyakit berbahaya yang dapat menular ke kru lainnya.

2. Sebelum dibuang, almarhum sempat diberikan obat untuk memulihkan kondisinya yang tengah sakit

Viral Jenazah ABK Asal Enrekang Dibuang ke Laut Lepas saat Berlayar ilustrasi jenazah. IDN Times/Mia Amalia

Berdasarkan laporan agen penyalur ABK Ming Feng International (MFI) yang berlokasi di Republik Rakyat Tiongkok (RRT), tanggal 18 Januari 2019 lalu, kapten kapal sempat memberikan obat kepada Alfatah yang saat itu disebutkan sedang dalam kondisi sakit.

Kaki dan wajahnya disebutkan bengkak, nafasnya pendek dan nyeri pada bagian dada. Setelah diberi obat, Alfatah disebutkan sama sekali tidak membaik. Tanggal 27 Desember 2019, tepatnya pukul 13.30 waktu setempat, Alfatah dipindahkan dari kapal Long Xing 629 ke kapal Long Xing 802, dengan rute Samoah, namun tanpa sepengetahuan agen.

Pemindahan Alfatah dengan maksud perawatan medis di rumah sakit di Samoah. Namun, delapan jam dalam pelayaran di Kapal Long Xing 802 menuju Samoah, Alfatah disebutkan telah meninggal dunia. Tidak berselang lama setelah dinyatakan meningga dunia, jenazah Alfath dan rekannya yang tidak disebutkan identitasnya dalam surat tersebut langsung dibuang ke laut lepas oleh kapten kapal.

Laporan dibuangnya jenazah tersebut kemudian langsung ditindak lanjuti Direktorat Perlindungan WNI dan BHI melalui rapat koordinasi antar kementerian dan lembaga pada 7 Januari 2019. Hasil rapat disepakati, untuk menyampaikan kabar duka ini langsung ke pihak keluarga korban.

Di dalamnya, lembaga negara tersebut juga menyepakati untuk memenuhi seluruh hak-hak Alfatah, khususnya yang bersifat finansial. Baik gaji hingga tunjangan-tunjangan lainnya untuk diberikan kepada keluarga. Mereka juga memberikan tanggung jawab kepada PT Alfira Perdana Jaya (APJ) selaku agen penyalur Alfatah memfasilitasi seluruh kelengkapan dokumen administrasi hingga santunan berupa dana kerahiman untuk keluarganya.

Baca Juga: Jatuh dari Kapal, Wanita Muda Hilang di Laut Bone  

3. Keluarga almarhum sayangkan keterlambatan informasi dari agen penyalur ABK

Viral Jenazah ABK Asal Enrekang Dibuang ke Laut Lepas saat Berlayar ilustrasi jenazah. IDN Times/Mia Amalia

Pihak keluarga Alfatah diketahui melalui penelusuran yang dilakukan Direktorat Perlindungan WNI dan BHI bersama Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Kota Makassar.

Saudara kandung Alfatah, Rasyid mengatakan, mengetahui soal meninggalnya sang adik dan jenazahnya dibuang ke laut lepas, setelah informasi melalui surat resmi tersebut viral di medsos. Terlebih surat itu, dianggap merupakan catatan penting yang kemudian bocor dan diketahui oleh publik.

"Pas viral di medsos bersamaan itu ada datang surat ada surat datang. Kita herankan kenapa bisa bocor begitu," kata Rasyid saat dikonfirmasi sejumlah jurnalis di Makassar, Senin (20/1) sesaat lalu.

Rasyid, belum bisa berkomentar banyak terkait meninggalnya sang adik. Terakhir, dia mengaku berkomunikasi dengan Alfatah sejak dua bulan lalu di tahun 2019. Saat ini katanya, pihak keluarga tengah melangsungkan doa bersama untuk kepergian Alfatah selamanya. "Kami sementara tausiah di rumah sekarang, malam pertama," ucapnya singkat.

Baca Juga: Basarnas Makassar Cari Penumpang KM Tidar yang Terjatuh di Laut

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya