Menyusuri Jalur Ekstrem Sabbang-Seko di Luwu Utara

Kecamatan Seko berada di Luwu Utara, Sulawesi Selatan

Luwu Utara, IDN Times - Jalur Sabbang - Seko adalah nama sebuah ruas jalan yang terletak di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Ruas jalan sepanjang 127 kilometer ini menghubungkan Masamba, ibu kota Luwu Utara, dengan Kecamatan Seko, daerah pegunungan yang berbatasan langsung dengan Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah.

Sejak bertahun-tahun lalu, ruas ini dikenal dengan kontur jalanan yang ekstrem. Bila ditempuh dari Masamba, tepatnya di Tugu Durian, perjalanan akan memakan waktu 3-4 hari untuk tiba di Seko, karena sebagian besar jalanan yang dilalui masih berlumpur disertai kubangan.

Karena itu, akses dari dan menuju Seko tergolong tidak mudah. Warga harus menggunakan sepeda motor yang dimodifikasi menggunakan ban trail. Bila tidak memiliki sepeda motor, maka warga harus menyewa ojek dengan harga fantastis, mulai dari Rp 700.000. Di sisi lain, kontur jalan ini juga disukai oleh para pencinta olahraga ekstrem seperti motor trail.

Seko termasuk salah satu wilayah terpencil di ujung utara Sulsel. Kondisi akses jalan yang menyulitkan, membuat masyarakat Seko berpikir berulang kali jika hendak keluar daerah. Namun, harapan akan adanya kemudahan akses transportasi bagi masyarakat di sana, kini mulai terbuka. Saat ini, pemerintah mulai melakukan pembangunan infrastruktur jalan Seko.

Untuk itu, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah bersama rombongan meninjau kondisi pengerjaan jalur Sabbang-Seko dalam kegiatan bertajuk 'Seko Expedition' yang digelar selama dua hari mulai 31 Desember 2019 - 1 Januari 2020. IDN Times pun berkesempatan untuk turut memantau langsung lokasi yang dikenal sebagai daerah dengan harga ojek paling mahal.

1. Pemerintah tengah melakukan pengerjaan jalan di jalur Sabbang-Seko

Menyusuri Jalur Ekstrem Sabbang-Seko di Luwu UtaraBagian jalan di Kecamatan Seko yang sudah mengalami pengerasan. Selasa, 31 Desember 2019. IDN Times/Asrhawi Muin

Perjalanan kami mulai dengan melalui jalan beraspal kurang lebih sepanjang 43 kilometer. Rumah-rumah warga yang sebagian besar adalah rumah panggung juga terlihat berjajar rapi di sisi kanan dan kiri jalan.

Setelah menempuh perjalanan cukup lama, kami mulai melibas jalan yang tidak beraspal. Beberapa ekskavator juga terlihat di beberapa titik sebagai tanda bahwa jalan tersebut tengah dalam pengerjaan.

Jalanan tak beraspal tersebut berupa tanah merah. Di beberapa bagian tampak masih berlumpur walaupun tidak begitu dalam. Meski sudah bisa dilalui kendaraan roda empat, tetapi sangat disarankan untuk menggunakan mobil yang menggunakan penggerak ban 4 x 4 khusus off road. Belum lagi jalur ini hanya bisa dilalui satu lajur kendaraan roda empat.

Perjalanan menuju Seko ini dimulai tepat pada pukul 08.00 WITA. Beruntung, saat kami berangkat, cuaca saat itu cukup baik sehingga jalanan yang masih berupa tanah merah tidak begitu berlumpur dan becek.

Akan tetapi perjalanan bukan tanpa hambatan. Rombongan sempat terhenti cukup lama karena terjadi longsor. Namun berkat bantuan ekskavator, maka tanah longsoran itu bisa diatasi dan perjalanan pun dilanjutkan. Rombongan pun tiba di Kecamatan Seko pada pukul 16.30 WITA.

2. Gubernur Sulsel dan Bupati Luwu Utara merayakan malam tahun baru bersama warga Seko

Menyusuri Jalur Ekstrem Sabbang-Seko di Luwu UtaraGubernur Sulsel Nurdin Abdullah bersama Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani usai membahas potensi Kecamatan Seko. IDN Times/Asrhawi Muin

Kunjungan Nurdin Abdullah selain untuk meninjau pengerjaan jalan, juga untuk merayakan malam pergantian tahun bersama masyarakat Seko yang selama ini dikenal sebagai daerah eksotis di pegunungan Luwu Utara. Maka dari itu, Nurdin berupaya menunjukkan kehadiran pemerintah di tengah masyarakat Seko.

Nurdin berjanji bahwa jalur Sabbang-Seko sudah diaspal menyeluruh pada 2020. Pasalnya, pembangunan infrastruktur, khususnya jalan raya di daerah-daerah terisolir, memang menjadi salah satu program andalan Nurdin Abdullah dan Andi Sudirman Sulaiman.

Menurut Nurdin, kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah daerah dalam membangun infrastruktur jalan di Seko ini sangat baik. Dia pun berharap agar nantinya Seko benar-benar mudah diakses dan tidak lagi memiliki stigma sebagai ojek termahal di Indonesia, bahkan dunia.

"Kita harus jempol kolaborasi pemprov, pemkab, dan pusat. Di sini kolaborasinya ternyata bisa tanpa harus mengeluarkan uang besar. Kalau kita semua bersinergi, jadi ringan. Coba lihat wajah dari masyarakat Seko. Wajahnya begitu gembira, ada semangat, dan ada harapan," kata Nurdin saat menyapa warga di Lapangan Pogholoi Seko.

Tak ketinggalan, Nurdin bahkan mengajak dua artis ibu kota yakni Ikke Nurjannah dan Selfie Lida untuk menghibur masyarakat Seko di malam pergantian tahun itu. Warga pun terlihat begitu antusias.

Baca Juga: Seko Digadang Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru di Sulsel

3. Sebagian jalan masih berlumpur dan rawan longsor saat hujan

Menyusuri Jalur Ekstrem Sabbang-Seko di Luwu UtaraSalah satu titik jalan di Seko yang masih berlumpur. IDN Times/Asrhawi Muin

Perjalanan pulang rupanya tak semulus saat perjalanan menuju Seko. Jika pada perjalanan pergi cuaca sangat cerah, maka saat perjalanan pulang hujan turun cukup deras. Hal ini pun memperparah kondisi jalanan yang masih berupa tanah.

Sejumlah kendaraan terpaksa harus ditarik lantaran ban tenggelam di lumpur yang cukup dalam. Bahkan, beberapa kali rombongan harus terhenti untuk menghindari tanah longsor yang terjadi dalam perjalanan kembali ke Tugu Durian di Kota Masamba.

Saat longsor terjadi, maka rombongan Seko Expedition bersama dengan warga lainnya terpaksa harus terjebak cukup lama. Berkaca dari sini, maka tak heran jika masyarakat Seko yang hendak bepergian harus membawa bekal makanan yang cukup banyak karena jauhnya permukiman penduduk dan kemungkinan-kemungkinan terjebak longsor.

Medan jalan yang berat dengan banyak bawaan barang dan bekal saat bepergian dengan sepeda motor trail, ditambah biaya ojek yang mahal adalah masalah-masalah yang dihadapi masyarakat Seko setiap hari.

Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk menggenjot pembangunan infrastruktur jalan aspal di Seko. "Bayangkan saja, Indonesia sudah merdeka selama 74 tahun tapi warga Seko belum bisa merasakan jalanan mulus beraspal sementara daerah-daerah lain di sekitarnya sudah cukup maju," kata Nurdin.

Baca Juga: Nurdin Janji Jalan di Seko Sudah Bisa Dilalui Mobil pada Desember 2019

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya