Kewalahan, Satgas Sulsel Serahkan Urusan Jenazah COVID ke Rumah Sakit

Angkat kematian akibat COVID-19 di Sulsel meningkat tajam

Makassar, IDN Times - Tingginya tingkat kematian pasien COVID-19 di Sulawesi Selatan (Sulsel), membuat petugas pemulasaraan jenazah setempat kewalahan. Baru-baru ini, jenazah pasien COVID-19 di RSUD Daya Makassar terlambat dijemput hingga membuat jenazah membusuk.

Menanggapi hal ini, Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengatakan bahwa sejak jauh hari sudah ada usulan untuk pemulasaraan jenazah di rumah sakit masing-masing. Dengan demikian, pemulasaraan jenazah tak lagi menjadi tanggung jawab Satgas COVID-19 provinsi.

"Masing-masing rumah sakit itu sudah disepakati bersama bahwa semua rumah sakit mengusung sendiri jenazah karena mereka memiliki ambulans sendiri," kata Sudirman di Hotel Four Points, Rabu (28/7/2021).

1. Ambulans Satgas provinsi kesulitan jangkau semua rumah sakit

Kewalahan, Satgas Sulsel Serahkan Urusan Jenazah COVID ke Rumah SakitIlustrasi Ambulans (IDN Times/Aryodamar)

Selama ini, pengurusan jenazah pasien COVID-19 mulai dari pemulasaraan, pengantaran hingga pemakaman semua dipusatkan pada Satgas COVID-19 Sulsel. Maka tak heran jika petugas akhirnya kewalahan seiring meningkatnya angka kematian.

Dengan kondisi seperti sekarang, Sudirman menilai tidak mungkin ambulans Satgas provinsi berkeliling kota dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya untuk menjemput jenazah pasien COVID-19.

"Lebih bagus semua rumah sakit bergerak menuju Macanda (tempat pemakaman COVID-19). Cukuplah kita siapkan ini untuk pemulasaraan dan tempat pemakamannya," kata Sudirman.

2. Petugas mulai kewalahan

Kewalahan, Satgas Sulsel Serahkan Urusan Jenazah COVID ke Rumah SakitSatu unit ekskavator disiagakan 24 jam di pemakaman COVID-19 Macanda, Kabupaten Gowa. Sabtu (20/3/2021). IDN Times/Irwan Idris

Koordinator Posko Satgas COVID-19 Sulsel, Arman Bausat, mengatakan bahwa selama ini hampir semua fungsi kabupaten/kota diambil alih oleh Satgas provinsi mulai dari penyediaan hotel untuk isolasi mandiri pasien OTG hingga pemulasaraan jenazah. 

Lantaran hal itu, petugas Satgas provinsi pun kelabakan. Pasalnya, angka kasus kematian meningkat drastis dalam sepekan terakhir. Menurut data Satgas COVID-19 Sulsel per 21 - 27 Juli, tercatat ada 96 kasus kematian pasien COVID-19 

"Terakhir kan kelabakan ini semua. Dengan peningkatan kasus kematian akhir-akhir ini yang sangat tinggi, kewalahan itu petugas pemulasaraan jenazah untuk mengantar," kata Arman.

Baca Juga: Pemakaman Khusus COVID-19 di Macanda Gowa Mulai Penuh

3. Pengantaran satu jenazah butuh 2 - 3 jam

Kewalahan, Satgas Sulsel Serahkan Urusan Jenazah COVID ke Rumah SakitNisan pada makam korban COVID-19 di Macanda pada umumnya tidak bertuliskan nama. Hanya ada kode yang menunjukkan identitas jasad yang dikubur. Sabtu (20/3/2021). IDN Times/Irwan Idris

Menurut Arman, keterlambatan penjemputan jenazah pasien COVID-19 di RSUD Daya itu sulit dihindari dengan tingkat kematian yang tinggi. Sementara di sisi lain, nyaris semua penanganan bertumpu di provinsi, termasuk soal pengantaran jenazah.

Arman menyebutkan pengantaran satu jenazah saja membutuhkan 2 - 3 jam. Tentu akan memakan waktu lebih lama jika jumlah pasien yang meninggal lebih banyak.

"Kalau 10 kematian berarti kan butuh 30 jam. Kalau 20, butuh 60 jam. Tidak mungkin selesai dalam satu hari itu. Jadi kami rencana mau mengembalikan pengantaran jenazah ke rumah sakit masing-masing," katanya.

Baca Juga: Petugas Kewalahan, Jenazah Pasien COVID-19 di Makassar Lambat Dijemput

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya