Ludahi Kasir Swalayan, Dosen UIM Harap Kasus Diselesaikan Kekeluargaan

- Amal Said membantah tudingan serobot antrean dan mengklaim pindah ke kasir kosong adalah hal biasa di supermarket.
- Amal mengaku emosi karena merasa diperlakukan tidak adil dan menegaskan bahwa tindakannya bukan meludahi wajah kasir.
- Amal berharap masyarakat menilainya secara berimbang, mengakui perbuatannya tidak pantas, namun reaksinya terjadi karena emosi yang memuncak.
Makassar, IDN Times - Dosen Universitas Islam Makassar (UIM), Amal Said, berharap kasus dugaan peludahan terhadap kasir swalayan berinisial NI (21) dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Hal itu disampaikannya saat memberikan klarifikasi terkait insiden yang viral di media sosial.
"Saya tidak berharap ini sampai proses hukum. Tapi kalau terpaksa, apa boleh buat,” ujar Amal Said kepada awak media, Minggu (28/12/2025).
1. Bantah serobot antrean

Amal juga membantah tudingan menyerobot antrean sebagaimana yang beredar dalam pernyataan pihak kasir. Ia menegaskan, dirinya berpindah ke meja kasir yang kosong dan tidak ada tanda-tanda konsumen lain akan mengantre di sana.
“Saya tidak menyerobot antrean. Awalnya saya berada di antrean panjang, lalu pindah ke kasir yang kosong. Di supermarket kan itu biasa,” kata Amal.
Menurutnya, di lokasi terdapat lima kasir yang berjejer. Saat itu, salah satu kasir dalam kondisi kosong dan tidak ada pelanggan lain yang menuju ke meja tersebut. Bahkan, kata dia, kasir yang melayani tidak mempermasalahkan kepindahannya dan tetap memproses transaksi.
“Saya sudah dilayani, belanjaan saya sudah diterima, kartu member juga sempat diminta lalu dikembalikan. Artinya, tidak ada masalah saat itu,” ujarnya.
2. Mengaku emosi karena diperlakukan tidak adil

Situasi mulai memanas ketika seorang staf swalayan yang bertugas membantu pengemasan barang menegurnya dan menyebut ia seharusnya mengikuti antrean lain. Amal mengaku keberatan karena merasa tidak bersalah.
“Saya bilang, saya mau antre bagaimana? Ini kasir kosong. Justru saya ditunjuk ke kasir lain yang antreannya panjang,” jelasnya.
Amal mengakui emosi sempat terpancing akibat teguran tersebut. Ia merasa diperlakukan tidak adil, apalagi usianya yang sudah lanjut.
“Saya ini orang tua, rambut sudah putih. Saya kesal karena disuruh pindah lagi ke belakang padahal kasir itu kosong,” ucapnya.
Terkait tudingan meludahi wajah kasir, Amal membantah keras. Ia mengklaim tindakan tersebut bukan meludah langsung ke wajah.
“Itu bukan meludah ke muka. Istilahnya seperti mappora (meludah). Kalau pun ada yang kena, yang saya lihat itu di bagian perut pakaian,” katanya.
3. Harap masyarakat menilainya secara berimbang

Meski demikian, Amal mengakui perbuatannya tidak pantas. Namun ia menyebut reaksinya terjadi karena emosi yang memuncak.
“Saya sadar itu tidak benar. Tapi secara manusiawi, kalau dijengkelkan, orang bisa bereaksi,” tuturnya.
Hingga kini, Amal mengaku belum berkomunikasi langsung dengan Ni. Namun, ia sudah dihubungi pihak kepolisian dan akan menjalani klarifikasi.
Ia juga menyebut pihak kampus UIM akan melakukan klarifikasi internal pada Senin (29/12). Saat ini, komunikasi telah terjalin antara pihak kepolisian, kampus, dan manajemen swalayan untuk menyelesaikan perkara secara kekeluargaan.
“Harapan saya, masyarakat menilai ini secara berimbang. Ada peristiwa awal yang mendorong reaksi saya,” pungkas Amal.

















