Polisi Tangkap Pelaku Curanmor di Sulut, Hendak Kabur ke Kamboja

- Hitler Erungan, pelaku curanmor di Manado, kabur sebelum diadili setelah kasusnya viral di media sosial.
- 14 orang ditahan karena sulit mencari kerja dan PHK, ingin berangkat ke Kamboja meski tahu risiko eksploitasi PMI ilegal.
- Para korban direkrut melalui media sosial atau teman, dikumpulkan dalam grup WhatsApp bernama Holiday dengan iming-iming gaji dan bonus.
Manado, IDN Times - Polsek Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado menahan 14 orang yang diduga hendak berangkat ke Kamboja dan Thailand pada Senin, 8 September 2025. Semuanya berasal dari Provinsi Sulawesi Utara.
Ada hal menarik saat penahanan, salah satunya adalah ditangkapnya seorang pria yang ternyata adalah pelaku pencuri sepeda motor di sejumlah daerah di Sulut. Kanit Busers Polres Minahasa, Aipda Hendra Mandang, mengatakan bahwa pelaku memang berniat kabur ke Kamboja.
"Beberapa tahun lalu pernah ditangkap Polres Minahasa dalam kasus curanmor," jelas Hendra, Selasa (9/9/2025).
1. Sempat mencuri di Manado

Pelaku bernama Hitler Erungan ini sempat mencuri motor lagi di Manado. Namun belum sempat diadili, ia sudah kabur duluan.
"Para korban mengunggah pelaku dan kasusnya viral di media sosial," tambah Hendra.
Hendra menyebut pihaknya datang ke Polsek Bandara di hari penangkapan hanya untuk mengonfirmasi pelaku. Sisanya, kasus ini ditangani oleh Polsek Bandara Manado.
2. Ada korban PHK hingga sulit cari kerja

Kapolsek Bandara Manado, Ipda Masry, menyebut pihaknya sudah mencegah 14 orang berangkat ke Kamboja dan Thailand via Jakarta hanya dalam 2 hari terakhir. Empat di antaranya pada Minggu, 7 September 2025 dan 10 di antaranya kemarin.
Di sisi lain, sejumlah orang yang ditahan mengaku tetap ingin berangkat Kamboja dan Thailand meski sudah tahu banyak kabar eksploitasi pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal di sana. Alasannya, sulit mendapat pekerjaan di Sulut.
"Ada juga yang baru di-PHK dari tempat kerjanya," sambung Masry.
3. Grup Holiday

Para korban direkrut melalui media sosial. Ada juga yang direkrut oleh teman sendiri yang sudah bekerja di sana.
Beberapa dari mereka bahkan tak mengabari keluarga jika akan bekerja di Kamboja maupun Thailand. Namun, ada juga yang justru mengajak pasangan.
Untuk berkoordinasi perihal keberangkatan, mereka dikumpulkan dalam sebuah grup WhatsApp bernama Holiday. Mereka diimingi gaji Rp 10.000.000-Rp 14.000.000/bulan, serta bonus.
Selain itu, mereka juga dijanjikan akomodasi gratis seperti tiket pesawat, pakaian, hingga paspor dan visa yang akan diurus di Jakarta.