Ini Penjelasan BMKG Penyebab Makassar Terasa Panas Menyengat

Makassar, IDN Times — Warga di Kota Makassar dan sekitarnya saat ini merasakan hawa panas yang cukup menyengat. Hal ini menurut Farid M, Staf Prakirawan BMKG Sulsel, disebabkan Makassar masih berada dalam masa transisi musim — belum sepenuhnya memasuki musim hujan. Ia memperkirakan bahwa cuaca panas ini akan mereda menjelang pertengahan Oktober, ketika musim hujan mulai memasuki wilayah Makassar.
“Sekarang panas terasa cukup menyengat, karena wilayah Makassar masih dalam masa transisi atau belum masuk ke musim hujan,” ujar Farid. “Nanti diperkirakan sekitar tanggal 20 Oktober ke atas, wilayah Makassar akan mulai masuk musim hujan dan cenderung cuaca tidak akan terlalu panas lagi,” tambahnya.
1. Awal musim hujan di Sulsel bervariasi

Sebelumnya BMKG Wilayah V Makassar memperkirakan musim hujan di Sulawesi Selatan tidak akan datang secara serentak. Setiap zona musim (ZOM) memiliki karakteristik iklim tersendiri, sehingga titik awal hujan bisa berbeda antar kabupaten/kota.
Untuk sebagian wilayah di Sulsel, terutama bagian utara seperti Toraja dan Luwu Raya, awal musim hujan diprediksi muncul pada dasarian ketiga Oktober. Sementara di wilayah timur seperti Bone, Wajo, Sinjai, Bulukumba, prediksinya lebih lambat, yakni akhir November. Sedangkan wilayah selatan seperti Takalar, Jeneponto, dan Bantaeng kemungkinan mulai hujan pada minggu terakhir Oktober hingga minggu pertama November.
Pergeseran ini dinilai wajar mengingat kondisi klimatologis dan faktor lokal seperti topografi dan letak geografis antar daerah.
2. Awal musim hujan mundur hingga dua dasarian

BMKG mencatat bahwa musim hujan tahun ini punya kecenderungan datang lebih lambat dibanding rata-rata historis. Pergeseran mundur satu hingga dua dasarian diprediksi terjadi di banyak wilayah Sulsel.
Meski demikian, ada daerah yang justru diprediksi mengalami curah hujan di atas normal. Wilayah seperti Luwu Utara, Sidrap, Soppeng, dan Wajo termasuk yang berpotensi tersebut. Untuk wilayah Makassar dan sekitarnya, awal musim hujannya diperkirakan mundur sekitar satu dasarian dari pola normalnya.
3. BMKG mampu memproyeksikan potensi banjir dan longsor di lokasi spesifik

Dengan cuaca panas hingga pertengahan Oktober, kegiatan luar ruangan seperti pertanian, konstruksi, dan aktivitas transportasi perlu sedikit extra waspada terhadap panas ekstrem. Namun begitu musim hujan mulai masuk, curah hujan yang meningkat juga membawa potensi banjir, genangan, dan longsor, terutama di kawasan rawan.
BMKG telah mengembangkan sistem prediksi hidrometeorologi seperti INAFLEWS (Indonesia Flood and Landslide Early Warning System) yang mampu memproyeksikan potensi banjir dan longsor di lokasi spesifik hingga 3–7 hari ke depan. Sistem ini dapat menjadi alat penting bagi pemerintah daerah dan masyarakat dalam mitigasi risiko bencana.
Warga Makassar dihimbau untuk memantau informasi cuaca secara rutin melalui kanal resmi BMKG dan dinas terkait. Saat musim hujan mulai aktif nanti, persiapan drainase, kesiapan infrastruktur, dan kewaspadaan terhadap potensi bencana perlu ditingkatkan agar dampak negatif bisa ditekan.