Gubernur Sulsel Bentuk Tim Khusus Promosi Investasi

- Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan membentuk Tim Khusus Promosi Investasi untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi daerah.
- Realisasi investasi di Sulawesi Selatan pada tahun 2024 mencapai Rp14,04 triliun, dengan 23.476 proyek yang berhasil menyerap tenaga kerja dalam negeri.
- Optimalkan potensi sektor investasi unggulan seperti ekonomi hijau, swasembada pangan, dan wilayah Luwu Raya sebagai lokomotif pertumbuhan investasi.
Makassar, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) membentuk Tim Khusus Promosi Investasi sebagai upaya strategis untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi daerah. Pembentukan tim ini diumumkan oleh Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, dalam kegiatan Dedicated Team Meeting Forum Phinisi Sultan, di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulsel, Selasa (22/4/2025).
Tim ini akan bertugas untuk mengawal dan mempromosikan proyek-proyek investasi prioritas, baik yang berasal dari sektor swasta, pemerintah daerah, maupun pemerintah pusat. Gubernur menjelaskan akan dibentuk desk khusus di bawah tim tersebut yang berfungsi menyaring dan menyiapkan proyek-proyek yang sudah siap untuk diluncurkan ke publik dan calon investor.
“Kita akan formulasikan pelaksanaannya, dan akan ada desk khusus di bawah tim untuk memfilter dan mempromosikan ide-ide investasi terbaik, baik dari swasta maupun pemerintah,” kata Sudirman.
1. Realisasi investasi di Sulawesi Selatan tahun 2024 mencapai Rp14,04 triliun

Langkah tersebut sejalan dengan meningkatnya realisasi investasi di Sulawesi Selatan yang pada tahun 2024 mencapai Rp14,04 triliun. Angka tersebut terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp8,41 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp5,62 triliun.
Investasi tersebut mencakup 23.476 proyek yang berhasil menyerap tenaga kerja dalam negeri sebanyak 20.440 orang.
Meski nilai investasi menunjukkan tren positif, kontribusi terhadap PDRB masih perlu ditingkatkan. Tingginya Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Sulsel dibandingkan nasional dan Vietnam menunjukkan efisiensi investasi yang perlu dibenahi.
2. Tim diharapkan dapat mengoptimalkan potensi sektor investasi primadona

Tim tersebut juga diharapkan dapat mengoptimalkan potensi berbagai sektor investasi yang menjadi primadona di Sulawesi Selatan. Beberapa sektor unggulan meliputi ekonomi hijau seperti pertambangan energi terbarukan dan baterai, pengembangan transportasi massal, serta kawasan industri terintegrasi.
Sudirman juga mengatakan swasembada pangan menjadi perhatian utama, mengingat mayoritas penduduk Sulsel adalah petani dan nelayan. Pemerintah, kata dia, harus hadir memberikan dukungan riil bagi pelaku ekonomi lokal.
“Yang tak kalah penting adalah mendorong swasembada pangan. Sebab mayoritas masyarakat Sulsel adalah petani dan nelayan. Pemerintah harus hadir untuk kepentingan publik,” katanya.
3. Luwu Raya jadi wilayah yang disiapkan sebagai lokomotif pertumbuhan investasi

Sudirman menyebutkan bahwa Luwu Raya menjadi salah satu wilayah yang disiapkan sebagai lokomotif pertumbuhan investasi. Hal ini mengingat potensi tambang di wilayah tersebut.
"Kalau yang lagi primadona sekarang tentu green ekonomy, pertambangan yang mendorong energi terbarukan, seperti pertambangan nikel untuk baterai," kata Sudirman.
Adapun sektor pertambangan menjadi penyumbang terbesar dengan nilai Rp4,02 triliun, atau sekitar 29 persen dari total investasi yang masuk ke Sulsel.
Selanjutnya disusul sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran sebesar Rp2,026 triliun, sektor perdagangan dan reparasi Rp1,391 triliun, sektor transportasi, pergudangan dan telekomunikasi Rp1,356 triliun, serta sektor industri logam dasar sebesar Rp1,110 triliun.