Bank Indonesia: Produktivitas Pertanian-Perikanan Sulsel Masih Rendah

- Sektor pertanian perlu modernisasi dan mekanisasi untuk meningkatkan produktivitas
- Sektor pertanian butuh regenerasi tenaga kerja, terutama petani generasi muda
- Kakao sebagai komoditas unggulan butuh program replanting, sementara produksi kopi perlu pemetaan wilayah potensial
Makassar, IDN Times - Bank Indonesia Sulawesi Selatan menekankan peningkatan produktivitas sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan sebagai kunci penggerak ekonomi daerah. Sektor-sektor ini menyumbang sekitar 22 persen dari total perekonomian Sulsel.
Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, menyebut sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan menghadapi berbagai tantangan. Tantangan tersebut termasuk produktivitas lahan yang rendah.
"Ada problem di produktivitas lahan yang masih rendah. Banyak alih fungsi dan kemanfaatan lahan yang tidak optimal," kata Rizki, Sabtu (22/11/2025).
1. Sektor pertanian perlu modernisasi dan mekanisasi

Bank Indonesia pun merekomendasikan perluasan jaringan irigasi teknis untuk mendukung produktivitas pertanian. Selain itu, irigasi yang sudah ada perlu dimodernisasi, dan mekanisasi peralatan pertanian serta penerapan Good Agricultural Practices (GAP) perlu ditingkatkan.
"Untuk apa? Biar produktivitasnya dan indeks pertanamannya meningkat. Kemudian manfaatkan lahan-lahan tidur," kata Rizki.
2. Sektor pertanian butuh regenerasi

Tantangan lainnya, sektor pertanian menghadapi masalah penurunan jumlah petani. Banyak petani yang tersisa kini berusia tua. Kondisi ini menimbulkan tantangan serius bagi regenerasi tenaga kerja di bidang pertanian.
"Ini perlu diberikan insentif bagi tenaga kerja, terutama petani yang generasi muda," kata Rizki.
3. Kakao sebagai komoditas unggulan butuh replanting

Untuk komoditas unggulan, kakao membutuhkan program replanting dan riset bibit guna meningkatkan produktivitas. Sektor perikanan pun harus dibekali fasilitas cold storage, pabrik es mini, serta teknologi fish finder agar nelayan dapat menangkap ikan lebih efisien.
"Yang berikutnya adalah pengolahan rumput laut perlu diperbanyak karena kita masih banyak dalam raw material. Belum ada hidrolisasi seperti kosmetik, mungkin obat-obatan dan sebagainya," lanjutnya.
4. Produksi kopi perlu pemetaan wilayah potensial

Produksi kopi di Sulsel juga masih belum memenuhi permintaan pasar. BI merekomendasikan pemetaan wilayah potensial untuk tanaman kopi, khususnya di Enrekang, Toraja, dan Mamasa.
"Untuk kopi itu masih belum bisa menembus pasar ekspor dan pasokan kopi yang tidak mencukupi. Nah ini perlu pemetaan wilayah potensial tersebut," kata Rizki.


















