Partisipasi Pemilih Pilkada Sulsel 2024 Capai 71,4 Persen

- Partisipasi pemilih Pilkada Sulawesi Selatan 2024 mencapai 71,4%, tertinggi dalam tiga periode.
- Tingkat partisipasi tertinggi di Enrekang (81%), Parepare (80%), Soppeng (78%), sementara Makassar paling rendah (58%).
- Partisipasi masih di bawah target KPU Sulsel, dipengaruhi cuaca dan diharapkan mencerminkan kesadaran masyarakat.
Makassar, IDN Times - Partisipasi pemilih dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sulawesi Selatan 2024 mencatatkan peningkatan signifikan. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel mengungkapkan tingkat partisipasi kali ini mencapai 71,4 persen, tertinggi dibandingkan dua Pilkada sebelumnya.
"Kalau kita bandingkan dengan Pilkada 2018 dengan 2012, maka 2024 paling tinggi karena kita 71,4 persen. Sementara Pilkada 2018 sebesar 69 persen. Kemudian Pilkada 2013 sebesar 68 persen," ujar Komisioner KPU Sulsel, Hasbullah, Senin (9/12/2024).
1. Enrekang tertinggi, Makassar terendah

Beberapa kabupaten menunjukkan angka partisipasi yang mencolok. Namun, ada juga daerah dengan tingkat partisipasi terendah di Sulsel.
"Jadi, naik beberapa persen untuk tingkat pemilihan gubernur. Malah di kabupaten lain yang tertinggi seperti Enrekang itu 81 persen. Kemudian, Parepare 80 persen, Soppeng 78 persen. Paling bawah Makassar 58 persen," kata Hasbullah.
2. Target 80 persen belum tercapai

Meski mengalami peningkatan, angka tersebut masih berada di bawah target KPU Sulsel. Sebelumnya, KPU berharap dapat menyamai tingkat partisipasi Pemilu 2024 pada 14 Februari lalu yang mencapai lebih dari 80 persen.
Menurut Hasbullah, kondisi cuaca menjadi salah satu tantangan. Beberapa daerah dilanda hujan, berbeda dengan Pemilu Februari yang berlangsung saat cuaca cerah.
“Di beberapa daerah sebenarnya ada hujan beda dengan Pemilu sebelumnya 14 Februari memang waktunya cerah. Tapi kita tidak bisa menyalahkan kondisi alam," jelas Hasbullah.
3. Lebih relevan dibandingkan dengan Pilkada sebelumnya

Menurutnya, perbandingan yang lebih relevan adalah dengan Pilkada sebelumnya. Peningkatan ini diharapkan mencerminkan kesadaran masyarakat yang lebih tinggi dalam menggunakan hak pilihnya.
"Mudah-mudahan keikutsertaan partisipasi ini betul-betul adalah bagian dari kesadaran pemilih datang memilih. Jadi bukan karena tingginya tingkat partisipasi tapi apa yang mendorong mereka datang ke TPS untuk memilih," kata Hasbullah.