IDI Sultra: 88 Dokter Positif Corona, 81 Sembuh, 7 Masih Dirawat

08 Nov 2020, 16:13 WIB

Ilustrasi tenaga medis (IDN Times/Mia Amalia)

Makassar, IDN Times - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulawesi Tenggara mengumumkan, 81 dari total 88 dokter yang terjangkit virus corona atau COVID-19 di Sultra, dinyatakan telah sembuh.

Wakil Ketua IDI Sultra, dr Agus Purwo Hidayat pada Sabtu, 7 November 2020, merinci 88 dokter tersebut masing-masing, 27 spesialis dan 61 dokter umum.

"Hingga per 7 November hari ini ada 88 dokter yang positif, namun tinggal 7 orang yang menjalani perawatan, sisanya semua sudah sembuh. Gejalanya ringan semua," kata Agus dilansir ANTARA.

1. IDI sebut APD tidak menjamin dokter bebas dari paparan COVID-19

Ilustrasi swab test (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Agus menjelaskan, dokter yang telah menggunakan alat pelindung diri saat menangani pasien, masih sangat berisiko terpapar COVID-19.

"Tidak bisa dimungkiri di samping kita bekerja di rumah sakit risiko terpapar pasien di luar rurmah sakit juga ada. Kalau OTG memang betul mungkin banyak karena kita tidak bisa pastikan," Agus menerangkan.

Meski begitu, Agus tidak bisa memastikan dari mana para tenaga kesehatan tertular COVID-19. Sebab, para korban pada umumnya mengalami gejala ringan, hingga tanpa gejala atau OTG.

2. IDI Sultra berupaya mencegah tenaga kesehatan tertular COVID-19

Ketua IDI Sultra, dr La Ode Rabiul Awal. ANTARA FOTO/Harianto

Sementara itu, Ketua IDI Sultra, dr La Ode Rabiul Awal menyebut, pihaknya telah berupaya maksimal melakukan pencegahan atau mitigasi awal untuk menekan penularan COVID-19 ke tenaga kesehatan.

"Untuk di Sultra sendiri upaya konkretnya dalam penanggulangan COVID-19 secara internal berupa deteksi dini, program swab bagi anggota IDI," jelas La Ode, "secara mandiri dan pengadaan obat-obatan lapis kedua dan ketiga."

3. IDI Sultra bekerja sama dengan BBLK Makassar, Sulawesi Selatan

Ilustrasi petugas uji swab. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Swab test untuk para tenaga kesehatan Sultra, kata La Ode bekerja sama dengan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, Sulawesi Selatan.

"Untuk swab mandiri VTM (Virus Transport Medium) kami adakan sendiri, dalam hal ini dibantu oleh BBLK Makassar, bukan dari Satgas provinsi. Pengadaan obat-obatan juga dilakukan sendiri dari donasi yang kami sebut Dari Sejawat Untuk Sejawat," kata La Ode.