Distribusi Kasus dan Klaster Penularan COVID-19 di Sulsel

Kasus dari klaster Ijtima Asia di Gowa tak ada di Sulsel

Makassar, IDN Times - Hingga Selasa (21/4) pukul 15.10 WITA, jumlah kasus positif infeksi COVID-19 yang dikonfirmasi di Sulawesi Selatan (Sulsel) menurut situs resmi Sulsel Tanggap COVID-19 yakni sebanyak 369 kasus. Dari total kasus tersebut, sudah ada 70 orang yang dinyatakan sembuh dan 29 meninggal dunia. Sementara 270 orang lainnya masih dalam perawatan. 

"Dari 104 spesimen yang diperiksa hasinya tidak ada yang positif sehingga jumlahnya masih tetap 369 positif," kata Jubir COVID-19 Sulsel Ichsan Mustari pada sesi telekonferensi bersama jurnalis, Senin (20/4) malam.

Kasus positif ini terdistribusi di beberapa daerah yaitu Makassar (187), Gowa (28), Maros (22), Sidrap (14), Pinrang (5), Bukukuma (1), Luwu Timur (1), Pangkep (2), Soppeng (1), Enrekang (2), Takalar (2), Luwu (1), Tana Toraja (2), Wajo (1), Jeneponto (1), KM Lambelu (92), dan dari luar provinsi ada (7). 

Baca Juga: 3 Klaster Penyebaran Corona di Makassar: Umrah, Bogor dan Ijtima Gowa

1. Klaster penularan COVID-19 di Sulsel

Distribusi Kasus dan Klaster Penularan COVID-19 di SulselIDN Times/M Faiz Syafar

Kemudian untuk klaster penularan, Ichsan menyebutkan kasus terkonfirmasi positif ini berasal dari beberapa klaster yaitu klaster Raha, Bogor, Jakarta, umrah, dan transmisi lokal. Kasus pertama dan kedua di Sulsel, disebutnya merupakan klaster Jakarta dan klaster umrah.

Saat ini, klaster transmisi lokal sudah mendominasi kasus positif di Sulsel, utamanya di Kota Makassar dan Kabupaten Gowa. Maka dari itu, jelas Ichsan, satu-satunya cara adalah dengan mengidentifikasi ODP. Berbeda dengan Kabupaten Maros dan Sidrap. 

"Jadi ada satu daerah di Maros. Itu di sana klaster lorong. Jadi diisolasi satu lorong tidak ada keluar. Sama di Sidrap klaster di sana umrah. Sepanjang orang umrah diisolasi semua baik negatif maupun positif," kata Ichsan.

Baca Juga: Dinkes: Tidak Ada Pasien Positif Corona di Sulsel Klaster Ijtima Gowa

2. KM Lambelu bukan klaster tapi kelompok

Distribusi Kasus dan Klaster Penularan COVID-19 di SulselAmbulans RS Dadi menjemput awak KM Lambelu, Senin (20/4). Dok. Istimewa

Mengenai KM Lambelu, Ichsan menyebutkan bahwa kasus positif di kapal tersebut tidak termasuk klaster penularan COVID-19 di Sulsel, melainkan hanya kelompok.

"Lambelu itu bukan klaster tapi dia kelompok. Yang dimaksud dengan klaster adalah kelompok-kelompok masyarakat yang menyebarkan. Kalau Lambelu tidak karena mereka terisolir sendiri dalam kapal jadi bukan klaster," kata Ichsan.

Sebagai informasi, sejauh ini ada 25 orang yang terkonfirmasi positif di kapal tersebut yang dirujuk ke rumah sakit karena memiliki riwayat penyakit lain. Hal itu dilakukan untuk memudahkan pengawasan dan penanganan.

Dari 25 orang tersebut, 1 orang di antaranya dirujuk ke RS Daya dengan keluhan tidak nafsu makan, 1 orang di RSUP dr Wahidin Sudirohusodo dengan keluhan penyakit jantung, serta 23 orang lainnya di RSKAD Dadi.

Sebelumnya juga diberitakan bahwa ada 24 orang dari kapal tersebut yang dirujuk ke RSKD Dadi. Namun pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan Makassar dan PT Pelni melakukan pembaruan data karena pasien di RS Daya tidak terkonfirmasi.

Baca Juga: Bertambah 66, Awak KM Lambelu Terinfeksi Corona Menjadi 92 Orang

3. Ijtima dunia zona Asia di Kabupaten Gowa tidak termasuk klaster penyebaran COVID-19 di Sulsel

Distribusi Kasus dan Klaster Penularan COVID-19 di SulselSuasana ijtima di Gowa. (Dok. IDN Times)

Pada jumpa pers Jumat (3/4) lalu, Ichsan sempat menyatakan bahwa tidak ada satu pun pasien positif COVID-19 di Sulsel yang berasal dari pertemuan Ijtima Dunia Zona Asia di Kabupaten Gowa. Dengan demikian, ijtima Gowa tidak termasuk salah satu klaster penularan COVID-19 di Sulsel.

Namun, sejumlah daerah justru menjadikan pertemuan tersebut sebagai klaster penularan COVID-19. Hal itu dikarenakan kasus-kasus positif yang dikonfirmasi adalah orang yang pernah mendatangi pertemuan keagamaan yang menghadirkan sekitar 18.000 peserta dari berbagai daerah di Indonesia dan sejumlah negara lain.

Ichsan berasumsi bahwa kemungkinan pasien positif COVID-19 di daerah lain yang dikategorikan dalam klaster ijtima Gowa itu, terinfeksi setelah mereka pulang ke daerahnya masing-masing.

"Kemungkinan dia dapat virus Corona itu waktu di tempatnya. Memang dia pernah ikut ijtima tapi mungkin mendapatkan COVID-nya itu waktu dia sudah pindah ke tempatnya. Karena sampai saat ini pun juga di Sulsel kami belum dapat klaster ijtima itu," ujar Ichsan.

Baca Juga: [LINIMASA] Perkembangan Terbaru Kasus Virus Corona di Sulawesi Selatan

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya