BI Sulsel Bentuk TP2DD untuk Genjot Digitalisasi Sistem Pembayaran

Transaksi digital meningkat selama pandemik

Makassar, IDN Times - Bank Indonesia Sulawesi Selatan membentuk Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD). Tim ini merupakan wadah untuk mendorong digitalisasi transaksi di Sulsel.

Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulsel, Iwan Setiawan, mengatakan TP2DD merupakan forum koordinasi antar-institusi dalam rangka mempercepat dan memperluas digitalisasi ekonomi.

"Poinnya adalah tentu bagaimana kita bisa menumbuhkan sebuah inovasi baru dan upaya percepatan perluasan kanal-kanal yang sudah eksis pada saat ini untuk mengembangkan keuangan digital di Sulsel," kata Iwan dalam konferensi pers terkait hal tersebut di Hotel Four Points Makassar, Senin (30/11/2020).

1. Mengedukasi masyarakat tentang digitalisasi keuangan

BI Sulsel Bentuk TP2DD untuk Genjot Digitalisasi Sistem PembayaranIlustrasi transaksi digital (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

TP2DD nantinya akan bertugas mengedukasi dan memberikan literasi kepada masyarakat agar siap secara mental maupun pola pikir tentang digitalisasi keuangan. Sebab digitalisasi dalam kehidupan sehari-hari saat ini, jelas Iwan, adalah sebuah keniscayaan. 

"Tidak bisa kita menghindar. Yang kita butuhkan sekarang bagaimana mengembangkan digital transformation mengawalnya, mengeksekusinya, untuk pengembangan ekonomi saat ini dan ke depan," kata Iwan.

2. Mendukung posisi Sulsel sebagai hub KTI

BI Sulsel Bentuk TP2DD untuk Genjot Digitalisasi Sistem PembayaranIlustrasi ekonomi digital (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Dengan dibentuknya tim tersebut, BI yakin, penggunaan sistem pembayaran non-tunai dapat terwujud secara lebih luas di Sulsel.

Iwan mengatakan ekonomi Sulsel sangat mendukung ekonomi nasional, apalagi dengan posisinya sebagai hub Kawasan Timur Indonesia (KTI). Perekonomian Sulsel jelas yang terbesar di KTI.

Menurut Iwan, situasi tersebut harus tetap dipertahankan, termasuk dengan koordinasi melalui TP2DD. Selain mendorong percepatan transaksi digital, juga mempercepat elektronifikasi transaksi pemerintah yang selama ini sudah berjalan baik. 

"Kita yang sudah tahu bahwa kanal-kanal pembayaran yang melalui ATM dan segala macam sudah familiar," katanya.

3. BI ingin Sulsel jadi pionir penggunaan transaksi digital

BI Sulsel Bentuk TP2DD untuk Genjot Digitalisasi Sistem PembayaranIlustrasi penggunaan QRIS. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Lebih jauh Iwan memaparkan, metode pembayaran digital yang saat ini berkembang sangat pesat adalah QR Code Indonesia Standart (QRIS). Metode yang dikeluarkan BI ini banyak dimanfaatkan pada aplikasi pembayaran QR. 

Di Sulsel, metode pembayaran QRIS juga semakin banyak digunakan. Hal ini terlihat dari banyaknya pengusaha kuliner UMKM yang sudah banyak menerapkan metode pembayaran QRIS. 

Iwan berharap dengan adanya TP2DD ini maka pembayaran digital masyarakat bisa semakin meningkat.

"Kita bisa menjadi contoh di seluruh Indonesia bahwa Provinsi Sulsel punya awareness serta dengan sigap dan cepat mengimplementasikan TP2DD," katanya.

Baca Juga: Pemulihan Ekonomi, Sulsel Fokus Peningkatan Ekspor dan Investasi

4. Transaksi digital meningkat sejak pandemik COVID-19

BI Sulsel Bentuk TP2DD untuk Genjot Digitalisasi Sistem PembayaranDok.IDN Times/Istimewa

Iwan mengatakan peningkatan transaksi digital sebenarnya sudah sangat meningkat tahun ini. Hal ini dipicu oleh pandemik COVID-19 yang mengharuskan masyarakat mengurangi kontak langsung, termasuk saat bertransaksi tunai.

Di masa pandemik, kata dia, terjadi perubahan kegiatan transaksi digital yang sangat masif. Pandemik ini mendorong masyarakat tetap bertransaksi tanpa harus melakukan kontak langsung. 

Dia menyebutkan bahwa di awal Januari 2020, hanya ada sekitar 19 ribu merchant yang menggunakan pembayaran QRIS. Tapi pada November 2020, jumlah tersebut meningkat secara masif menjadi sekitar 172 ribu merchant. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan cukup tinggi pada aktivasi transaksi digital.

"Boleh dikatakan pertumbuhan implementasi kanal pembayaran melalui QRIS mencapai 412 persen, di atas pertumbuhan implementasi QRIS nasional yang sekitar 220 persen," katanya.

Baca Juga: Penurunan Suku Bunga BI Diharapkan Jadi Stimulus Ekonomi Sulsel

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya