Profil Suardi Saleh, Bupati Barru dengan Latar Belakang Arsitek

Sempat mengabdi sebagai PNS di Maros dan Pinrang

Makassar, IDN Times - Berkat kemenangan di Pilkada Serentak 2020, Suardi Saleh resmi menjadi orang nomor satu Kabupaten Barru selama dua periode berturut-turut. Kinerjanya sejak tahun 2016 membuat masyarakat di wilayah lumbung padi Sulawesi Selatan (Sulsel) itu tetap memberi mandat pada politikus NasDem tersebut.

Suardi Saleh sendiri termasuk figur senior dalam kancah politik Sulsel. Tapi sejatinya ia sudah berkecimpung di pemerintahan daerah sejak dekade 1980-an.

Berikut IDN Times menyusun profil singkat dan sepak terjang sosok 64 tahun tersebut, seperti dirangkum dari berbagai sumber.

1. Mendapat gelar insiyur dari Jurusan Arsitektur Universitas Hasanuddin pada 1984

Profil Suardi Saleh, Bupati Barru dengan Latar Belakang ArsitekBupati Barru, Suardi Saleh, saat meresmikan Kantor Kas Bank Bukopin di Barru pada 9 Desember 2019. (Dok. Humas Pemkab Barru)

Suardi Saleh lahir pada 2 Desember 1956 di Desa Lampoko, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru. Ia menghabiskan tahun-tahun pertama sebagai siswa di kampung halaman, mulai dari SDN Lampoko (1963-1969) serta SMP Mangkoso (1969-1972).

Setelah itu, Suardi remaja hijrah ke ibu kota provinsi untuk melanjutkan pendidikan di SMA Pembangunan Ujung Pandang (1972-1975). Usai lepas dari masa putih abu-abu, ia diterima sebagai mahasiswa baru Jurusan Arsitek Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) di tahun 1977.

Lulus pada 1984, Suardi ternyata terlibat dalam berbagai organisasi semasa kuliah. Seperti GAPPEMBAR (Gabungan Pemuda Pelajar Mahasiswa Barru), di mana ia menjabat sebagai Ketua DPP dari 1980 hingga 1983.

2. Mengawali karier di pemerintahan daerah sebagai PNS Pemkab Maros

Profil Suardi Saleh, Bupati Barru dengan Latar Belakang ArsitekBupati Barru, Suardi Saleh, memberi sambutan dalam acara pelantikan Pengurus Cabang Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Barru pada 12 September 2021. (Dok. Humas Pemkab Barru)

Pada 1986, tiga tahun usai mendapat gelar sarjana, Suardi memulai kariernya di bidang pemerintahan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Maros. Tahun-tahun pertama mengabdi di Butta Salewangang, ia sudah diserahi tugas mendesain beberapa bangunan milik pemerintah oleh Bupati Maros saat itu, Muhammad Arief Wangsa.

Setahun berlalu, ia kemudian diangkat sebagai Kepala Sub Bagian Penyusunan Pelaksanaan Program Pembangunan Kabupaten Maros. Jabatan tersebut diembannya hingga 1989. Kemudian Suardi promosi jadi Kepala Bagian Pembangunan (1989-1990) kemudian Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Maros dari tahun 1990-1996.

Dari Maros, kariernya berlanjut di Kabupaten Pinrang dengan jabatan Kepala Dinas PU selama satu setengah dekade (1996-2012). Saat mengabdi di Bumi Lasinrang, ia menyelesaikan program S2 Manajemen Perkotaan Unhas. Suardi sah menyandang gelar M.Si pada tahun 2001, dengan masa studi yang dimulai sejak 1998.

Kemudian, ia diangkat jadi Asisten Sekretaris Daerah Pinrang (2012-2013) kemudian Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pinrang dari 2013 hingga 2016.

3. Mudik ke kampung halaman untuk bertarung dalam Pilkada 2015

Profil Suardi Saleh, Bupati Barru dengan Latar Belakang ArsitekPasangan nomor urut 2 peserta Pilkada Kabupaten Barru 2020, Suardi Saleh dan Aska Mappe, berpose jelang sesi Debat Kandidat Calon Bupati dan Wakil Bupati Barru 2020 pada 26 Oktober 2020. (Dok. Tim Pemenangan SS-AK)

Jelang Pilkada 2015, Suardi Saleh meletakkan jabatan di badan eksekutif Pemkab Pinrang. Ia sepakat maju sebagai Calon Wakil Bupati (Cawabup) kampung halamannya bersama sang bupati petahana, Andi Idris Syukur yang mengincar periode kedua (2017-2021). Mereka keluar sebagai pemenang dengan perolehan suara 38,26 persen, mengalahkan dua kontestan lain.

Namun, Suardi Saleh harus menyelesaikan masa kerja si pendamping. Tujuh bulan usai terpilih kembali, Andi Idris dicopot dari jabatan sebagai Bupati Barru lantaran terseret kasus gratifikasi dan pencucian uang. Sempat jadi Pelaksana Tugas (Plt.) selama satu tahun, ia dilantik sebagai Bupati Definitif pada 15 November 2017.

Masuk Pilkada Serentak 2020, ayah dari empat anank itu rupanya kembali maju sebagai Calon Bupati (Cabup). Politikus muda Andi Mirza Riogi digandengnya sebagai pendamping. Tapi, sang cawabup gugur di tes narkoba. Para partai pengusung langsung bergerak cepat dengan menunjuk Aska Mappe, purnawirawan Polri, yang juga asli Barru.

Pasangan berakronim SS-AK itu dinyatakan sebagai pemimpin Barru periode 2021-2024 setelah memperoleh 49.064 suara. Mereka unggul jauh dari dua kontestan lain yakni (alm.) Malkan Amin - A. Salahuddin Rum (35.964 suara) dan Mudassir Hasri Gani - Aksa Kasim (20.941 suara).

Baca Juga: Profil Syamsari Kitta, Bupati Takalar dengan Visi Agraris

4. Di bawah kepemimpinannya, sejumlah progres bisa dirasakan penduduk Barru

Profil Suardi Saleh, Bupati Barru dengan Latar Belakang ArsitekBupati Barru, Suardi Saleh, saat menghadiri panen jagung di Desa Batu Pute, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru, pada 7 Oktober 2021. (Dok. Humas Pemkab Barru)

Sejak menjabat jadi Bupati Barru, suami dari Hasnah Syam itu mencatatkan sejumlah hal positif. Dari bidang ekonomi, Suardi membawa kampung halamannya mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menjabarkan darin6,48 persen di tahun 2017 menjadi 7,11 setahun kemudian. Angkanya kembali naik pada 2019 ke 7,41. Tapi akibat pandemik COVID-19 di 2020, persentasenya terjun bebas ke level 0,87 persen.

Grafik positif juga diperlihatkan sektor Angka Harapan Hidup Barru, yakni dari 68,30 tahun (2017) menjadi 69,02 tahun (2020). Ada pula pengeluaran konsumsi rumah tangga dengan rata-rata Rp3,66 juta per bulan (2017) menjadi Rp4,55 juta per bulan (2020).

Sejalan dengan tren positif di seluruh Sulsel, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Barru juga alami peningkatan. Yakni dari 69,56 di 2017 naik ke 71,00 pada 2020. Selain itu, persentase penduduk miskin juga menurun kendati tak signifikan yakni dari 9,04 pada 2018 menjadi 8,26 di tahun lalu.

Meski begitu, Suardi punya PR yakni menurunkan angka pengangguran di Barru yang cenderung fluktuatif. Pada 2017 terdapat 4.174 orang tanpa pekerjaan, dan menurun di 2018 menjadi 3.853 jiwa. Tapi sejak saat itu jumlahnya terus naik, yakni 4.305 di 2019 dan pada tahun lalu mencapai 4.885 orang.

Baca Juga: Profil Indah Putri Indriani, Bupati Perempuan Pertama di Sulsel

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya