Menurut Survei, Tren Elektabilitas Danny Pomanto Menurun

Tingkat keterpilihan kandidat penantang justru naik

Makassar, IDN Times - Kandidat petahana Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto mengalami penurunan tingkat keterpilihan atau elektabilitas jelang Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar tahun 2020.

Tren negatif itu direkam lembaga riset Pedoman Suara Indonesia (PSI), melaui survei yang digelar pada Agustus dan Desember 2019. Di saat yang sama, tren elektabilitas sejumlah kandidat lain justru naik.

"Elektabilitas Danny Pomanto turun atau minus 19,62 persen," kata Direktur Eksekutif PSI Dr Arief Wicaksono, pada diskusi dan ngobrol politik bertajuk "Bedah Arah Dukungan Gubernur di Pilwalkot Makassar 2020", yang digelar Komunitas Wartawan Politik Sulsel di Makassar, Minggu (19/12).

1. Elektabilitas Danny kini di bawah 50 persen

Menurut Survei, Tren Elektabilitas Danny Pomanto MenurunDr Arief Wicaksono. IDN Times/Aan Pranata

PSI mengumpulkan opini masyarakat pemilih Makassar yang diwakili seribu orang responden. Pada Agustus dan Desember, setiap responden ditanyai soal kandidat wali kota yang bakal dipilih.

Survei dibagi dua kategori, yakni berisikan daftar 17 kandidat dan 5 kandidat. Danny Pomanto masih menempati daftar elektabilitas tertinggi. Namun trennya negatif.

Pada survei yang memuat 17 nama, Danny Pomanto memiliki elektabilitas 56,84 persen pada bulan Agustus. Lalu pada bulan Desember turun menjadi 37,22 persen.

"Untuk daftar lima nama kandidat, tren elektabilitas Danny Pomanto turun dari 57,40 persen menjadi 38,99 persen," ucap Arief.

2. Tren kandidat penantang cenderung naik

Menurut Survei, Tren Elektabilitas Danny Pomanto MenurunIDN Times/Aan Pranata

Pada survei PSI, kandidat yang berpeluang jadi penantang Danny Pomanto di pilkada justru mengalami peningkatan elektabilitas. Itu bisa terlihat dari dua survei di Agustus dan Desember.

Munafri Arifuddin, tercatat memiliki elektabilitas 30,40 persen di Desember. Angka itu naik dibandingkan pada Agustus, yaitu 18,31 persen. Lalu elektabilitas Syamsu Rizal naik dari 7,88 menjadi 14,76 persen. Begitu juga dengan Irman Yasin Limpo, naik dari 1,43 persen menjadi 2,75 persen.

"Swingvoter juga turun dari 12,38 persen pada Agustus 2019 menjadi tersisa 11,01 persen pada Desember 2019,” Arief menyebutkan.

Baca Juga: GSI: Elektabilitas Danny Pomanto Menurun, Tapi Masih Tertinggi

3. Gubernur ikut berperan pada tren elektabilitas Danny

Menurut Survei, Tren Elektabilitas Danny Pomanto MenurunIndpolace/Zakila

Arief mengungkapkan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan anjloknya elektabilitas Danny Pomanto. Salah satunya adalah kebijakan mutasi besar-besaran di akhir masa jabatan sebagai wali kota, pada Mei 2019 lalu. Kebijakan itu dianggap tidak populer di kalangan birokrat maupun masyarakat umum.

Sebelum turun takhta, Danny Pomanto merombak ratusan pejabat struktural di Pemkot Makassar. Belakangan, kebijakan itu bersoal dan dianggap ilegal oleh Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN). Berdasarkan rekomendasi Menteri Dalam Negeri, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah kemudian mengembalikan seluruh pejabat yang dimutasi, ke posisi awalnya.

"Bagi seorang petahana, jika trennya terus turun, itu bahaya,” kata Arief.

Baca Juga: Siapa Pasangan Danny Pomanto di Pilkada Makassar? Ini Jawaban Dia  

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya