Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Wakil Panglima OPM Tewas dalam Penyergapan TNI

Wakil Panglima Kodap XII/Lanny Jaya, Mayer Wenda alias Kuloi Wonda.
Wakil Panglima Kodap XII/Lanny Jaya, Mayer Wenda alias Kuloi Wonda. (IDN Times/Istimewa)
Intinya sih...
  • Pasukan TNI berhasil melumpuhkan tokoh penting OPM, Mayer Wenda, dalam penyergapan bersenjata di Lanny Jaya.
  • Mayer Wenda terlibat dalam berbagai kasus kekerasan dan telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Kepolisian Daerah Papua.
  • Aparat berhasil mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi kejadian dan menegaskan tindakan tegas hanya dilakukan terhadap pihak yang mengancam keselamatan masyarakat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Timika, IDN Times — Komando Operasi (Koops) Habema melalui satuan tugasnya berhasil melumpuhkan tokoh penting Organisasi Papua Merdeka (OPM), Mayer Wenda alias Kuloi Wonda, dalam penyergapan bersenjata di Kampung Mukoni, Distrik Mukoni, Kabupaten Lanny Jaya, Selasa, 5 Agustus 2025 pukul 16.30 WIT. Mayer diketahui menjabat sebagai Wakil Panglima OPM Kodap XII/Lanny Jaya.

Dansatgas Media Koops Habema, Letkol Inf. Iwan Dwi Prihartono, menyampaikan pernyataan resmi dalam video yang dirilis ke media pada Rabu pagi.

Dalam pernyataannya, ia mengungkapkan bahwa penyergapan terhadap Mayer Wenda merupakan hasil operasi terukur terhadap kelompok bersenjata yang selama ini terlibat dalam aksi kekerasan di wilayah pegunungan Papua.

“Komando Operasi Habema melalui Satuan Tugasnya berhasil melaksanakan penyergapan terhadap tokoh penting OPM yaitu Mayer Wenda alias Kuloi Wonda, Wakil Panglima Kodap XII/Lanny Jaya, pada Selasa, 5 Agustus 2025 pukul 16.30 WIT di Kampung Mukoni, Distrik Mukoni, Kabupaten Lanny Jaya,” kata Letkol Inf. Iwan Dwi Prihartono.

Dalam peristiwa itu, Mayer Wenda dan satu orang lainnya yang diduga adiknya, Dani Wenda, tewas di lokasi kejadian setelah melakukan perlawanan bersenjata saat hendak ditangkap. Keduanya kini telah dibawa ke RSUD Wamena untuk proses identifikasi dan penanganan lebih lanjut.

Jejak kasus kekerasan

Keluarga mendatangi kedua jenazah di RSUD Wamena.
Keluarga mendatangi kedua jenazah di RSUD Wamena. (IDN Times/Istimewa)

Mayer Wenda bukan sosok baru dalam daftar pencarian aparat keamanan. Ia telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Kepolisian Daerah Papua melalui Surat Nomor: DPO/47/VIII/2016/Ditreskrimum tertanggal 9 Agustus 2016.

Sebelumnya, namanya juga tercatat dalam Laporan Polisi Nomor: LP/05/VII/2014/Papua/Lanny Jaya, tertanggal 28 Juli 2014.

Jejak kekerasan Mayer terentang panjang sejak lebih dari satu dekade lalu. Pada 27 November 2012, ia diduga terlibat dalam pembunuhan berencana, pencurian dengan kekerasan, dan pembakaran Mapolsek Pirime, Kabupaten Lanny Jaya.

Beberapa bulan sebelumnya, 10 September 2012, Mayer disebut terlibat dalam pembunuhan anggota Polres Tolikara serta perampasan senjata api di ruas Jalan Trans Karubaga-Wamena, tepatnya di Desa Milineri, Distrik Wenam, Kabupaten Tolikara.

Aksi bersenjata kembali terjadi pada 28 Juli 2014. Saat itu, ia memimpin penghadangan terhadap patroli Polri di Jalan Indawa-Wamena, Kampung Nambume, Distrik Indawa, Kabupaten Lanny Jaya.

“Setelah sempat menghilang, pada tahun 2014, ia kembali muncul di Kabupaten Lanny Jaya dan memperkuat sayap bersenjata OPM dengan memegang peran strategis sebagai Wakil Panglima Kodap XII/Lanny Jaya,” jelas Letkol Inf. Iwan Dwi Prihartono.

Aparat sita barang bukti

Sejumlah barang bukti yang diamankan.
Sejumlah barang bukti yang diamankan. (IDN Times/Istimewa)

Dari lokasi kejadian, aparat mengamankan sejumlah barang bukti berupa satu pucuk senjata revolver dengan 24 butir amunisi, dua kartu identitas atas nama Dani Wenda dan Pemina Wenda, dua unit telepon genggam merek Vivo dan Oppo, uang tunai sebesar Rp65.000, serta satu buah noken.

“Keberhasilan ini merupakan wujud komitmen Koops Habema dalam menciptakan kedamaian serta rasa aman bagi masyarakat, khususnya menjelang perayaan Kemerdekaan RI yang ke-80,” ujar Iwan.

Ia menegaskan bahwa tindakan tegas hanya dilakukan terhadap pihak-pihak yang melakukan perlawanan bersenjata atau mengancam keselamatan masyarakat maupun aparat.

Koordinasi dengan aparat penegak hukum dan pemerintah daerah telah dilakukan untuk langkah lanjutan, termasuk proses forensik dan penelusuran jaringan yang masih aktif.

Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa TNI tetap konsisten menjalankan operasi keamanan di wilayah rawan konflik, sembari menjaga akuntabilitas dan legalitas operasi militer di tengah sorotan nasional dan internasional terhadap pendekatan keamanan di Papua.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us