Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Puncak Hujan Awal Desember, 9 Daerah di Sulsel Berstatus Waspada

Ilustrasi hujan di Kota Makassar. IDN Times/Irwan Idris
Ilustrasi hujan di Kota Makassar. IDN Times/Irwan Idris
Intinya sih...
  • Sembilan daerah di Sulsel berstatus siaga atau waspada
  • Seluruh daerah wajib siaga karena perubahan pola bencana
  • Kesiapsiagaan BPBD dan imbuan untuk warga
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makassar, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan meningkatkan kesiapsiagaan di awal Desember menghadapi potensi hujan lebat dan banjir. Sebanyak sembilan kabupaten/kota status siaga atau waspada dengan jalur evakuasi dan posko rescue yang siap digerakkan bila terjadi bencana.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim hujan diprediksi mulai pada dasarian pertama Desember (1-10 Desember 2025). Ini menjadi periode hujan sangat lebat di sejumlah wilayah Sulawesi Selatan. 

"Sebagaimana rilisnya BMKG, di dasarian pertama di bulan Desember itu ada memang beberapa wilayah yang masuk dalam status waspada ya. Waspada itu tingkat curahnya lebih sangat lebat. Mudah-mudahan tidak ada di status awas," kata Kepala Pelaksana BPBD Sulsel, Amson Padolo.

1. Sembilan daerah masuk peringatan dini

Hujan di Kota Makassar. IDN Times/Irwan Idris
Hujan di Kota Makassar. IDN Times/Irwan Idris

Amson menyebutkan ada sembilan kabupaten/kota yang masuk kategori siaga atau waspada pada awal Desember, yakni Barru, Bone, Gowa, Makassar, Maros, Pangkep, Sinjai, Soppeng, dan Takalar. Di Makassar, titik rawan banjir berada di Blok 8, Blok 10 Perumnas Antang Kecamatan Manggala dan Paccerakkang di Kecamatan Biringkanayya.

Amson pun menjelaskan perihal status kewaspadaan bencana . Status siaga ini, termasuk Makassar, menunjukkan curah hujan diperkirakan mencapai 200 hingga 300 milimeter selama periode tersebut.

"Jadi potensi tidak akan potensi banjirnya dengan longsornya besar. Itu di daerah kan kalau bencana ada 3 status. Siaga, waspada, dan awas," kata Amson. 

Status waspada berada pada kisaran curah hujan 150 hingga 200 milimeter, sedangkan status siaga berada pada rentang 200 hingga 300 milimeter. Di atas angka tersebut, lebih dari 300 milimeter, dikategorikan sebagai status awas atau kondisi ekstrem.

"Jadi memang ini sudah diberikan peringatan-peringatan dini dan teman-teman sudah mengantisipasinya ini dengan menyiagakan tenaga-tenaga rescue atau penyelamatan di daerah-daerah yang berpotensi," katanya.

2. Seluruh daerah wajib siaga karena perubahan pola bencana

ilustrasi hujan. (IDN Times/Febriana Sinta)
ilustrasi hujan. (IDN Times/Febriana Sinta)

Amson menilai peta bencana lama tidak lagi dapat dijadikan acuan sepenuhnya. Dia menyebut perubahan iklim dan pembangunan telah mengubah pola risiko banjir di berbagai daerah.

Dia menjelaskan kewaspadaan tidak bisa lagi hanya diarahkan pada wilayah tertentu seperti sebelumnya. Menurutnya, seluruh kabupaten kini wajib siaga karena perubahan struktur pembangunan dan iklim telah mengubah peta risiko bencana.

Dia mencontohkan Toraja dan Enrekang yang kini beberapa kali mengalami banjir, meski sebelumnya jarang terdampak. Kondisi tersebut muncul setiap kali hujan lebat turun sehingga wilayah yang dahulu dianggap aman kini ikut berisiko.

“Kita tidak bisa lagi memetakan wilayah yang sering banjir. Peta bencana kita hanya ada 5 wilayah rawan banjir dan 3 wilayah rawan longsor. Wilayah yang banjir itu Makassar, Gowa, Maros, Luwu. Kalau Toraja, Toraja Utara, itu kan wilayah longsor," kata Amson.

3. Kesiapsiagaan BPBD dan imbuan untuk warga

Ilustrasi hujan. (IDN Times/Sukma Shakti)
Ilustrasi hujan. (IDN Times/Sukma Shakti)

Untuk mengantisipasi jika terjadi bencana, BPBD Sulsel telah menyiagakan posko dan petugas rescue sebelum rilis peringatan dini. Setiap kabupaten dan kota telah memetakan jalur evakuasi dan titik pengungsian.

"Karena pada umumnya, semua kabupaten sudah mendeteksi, mengklasterkan, dan memetakan wilayah atau daerah yang selama ini rawan bencana," jelas Amson.

Dia berharap masyarakat tetap waspada selama periode hujan intens berlangsung. Warga juga diimbau segera melaporkan kondisi darurat kepada petugas jika membutuhkan penanganan cepat.

Untuk daerah tertentu yang berpotensi terdampak angin kencang, warga diimbau menghindari lokasi dengan bangunan yang mudah roboh atau runtuh. Masyarakat juga disarankan tidak mengadakan perjalanan yang tidak mendesak, terutama di wilayah yang rawan longsor.

"Pada saat curah hujan tinggi, segera lakukan pengungsian atau evakuasi dan informasikan kepada petugas pemerintah atau tim rescue agar dapat membantu jika terjadi hal yang tidak diinginkan," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us

Latest News Sulawesi Selatan

See More

Kasus Kekerasan Berulang di Mimika, Satu Lagi Tukang Ojek Ditemukan Tewas

03 Des 2025, 00:23 WIBNews