Pengurus Masjid di Makassar Bantah Lindungi Terduga Pelaku Pelecehan

- Ketua Pengurus Masjid membantah melindungi oknum ustaz yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap komika Eky Priyagung
- Pengurus meminta Eky untuk menghapus video dugaan pelecehan seksual karena wajah beberapa pengurus terpampang tanpa sensor
- Pengurus langsung memecat SD sebagai Ketua TPA setelah kasus dugaan pelecehan seksual ini diungkap dan viral di media sosial
Makassar, IDN Times — Ketua Pengurus Masjid di Jl Bonto Lanra Makassar, Muhammad Rusli, membantah bahwa pihaknya melindungi SD, oknum ustaz sekaligus Ketua TPA yang diduga sebagai pelaku pelecehan seksual terhadap komika Eky Priyagung beberapa tahun silam.
Tudingan ini muncul setelah pengurus masjid meminta Eky untuk menghapus atau men-take down video dugaan pelecehan seksual yang diunggah di akun Instagramnya.
1. Permintaan hapus video viral untuk lindungi nama baik pengurus masjid

Rusli mengatakan, pihaknya meminta Eky menghapus video tersebut karena ada foto beberapa pengurus yang sama sekali tidak terlibat, tetapi wajahnya terpampang tanpa sensor. Bahkan, kata Rusli, Eky juga secara terang-terangan menyebut nama masjid dan TPA-nya.
"Jadi saya tegaskan, sama sekali tidak ada sangkut pautnya pengurus dengan kasus yang dilakukan oleh SD. Itu tindakan pribadi, jadi keliru kalau kami dianggap melindungi pelaku," ujar Rusli kepada IDN Times saat ditemui di rumahnya, Jumat (25/4/2025).
Rusli bahkan mengancam akan menuntut balik orang-orang yang menuduhnya telah menyembunyikan terduga pelaku pelecehan. Ia mengaku sama sekali tidak mengetahui adanya pelecehan seksual di masjid. Baik Eky maupun korban lain tidak pernah bercerita bahwa telah dilecehkan oleh SD.
"Saya dituduh sembunyikan pelaku, ini bisa saya tuntut kalau saya mau. Saya di-chat dan dituduh menyembunyikan (pelaku), kapan saya sembunyikan? Di mana letaknya kalau saya sembunyikan?" ucapnya kesal.
2. Pengurus masjid pecat Ketua TPA usai kasus viral

Rusli mengatakan, seandainya para santri atau santriwati yang mengaku korban langsung melaporkan insiden yang dialaminya, saat itu juga ia akan langsung menindaklanjuti kasus tersebut.
"Kalau saja kasus ini dari 2009 saya tahu, pasti saya akan bantu korban. Tapi kasus ini kami tahu pas lagi viral. Saya tahu karena salah satu pengurus mengirimkan video Eky," ungkapnya.
Pengurus masjid langsung mengambil langkah tegas dengan memecat SD sebagai Ketua TPA, usai kasus dugaan pelecehan seksual ini diungkap Eky dan viral di media sosial.
"Setelah viral, kami dari pengurus dan dewan penasehat (masjid) menggelar rapat dan memberhentikan beliau (SD)," tegasnya.
3. Desak korban lapor polisi

Akibat viralnya kasus dugaan pelecehan ini, Rusli mengaku langsung merasakan dampaknya, yakni orangtua santri dan santriwati banyak yang ingin memindahkan anaknya dari TPA di masjid yang ia tangani saat ini.
"Dampaknya macam-macam, ada orangtua santri yang mau menarik anaknya agar tidak mengaji lagi di TPA kami. Bahkan isu yang berkembang, masjid kami disebut sebagai gerbong pelecehan karena di video yang viral ada beberapa pengurus yang terlihat," tuturnya.
"Tapi kami juga belum tahu siapa saja yang terlibat. Yang jelas, yang disebut hanya SD, makanya kami pecat Pak SD," sambungnya.
Sehingga, ia meminta kepada santri atau santriwati, khususnya kepada Eky apabila memang merasa menjadi korban pelecehan, agar segera melapor ke polisi. Menurutnya bukan wewenangnya untuk melaporkan kasus ini ke polisi karena ia bukan korban.
"Lebih bagus juga kalau Eky ini melapor ke polisi supaya tidak ada pelaku lain yang luput, jadi bisa terungkap semua. Saya tegaskan, kalau ada korban, segera lapor ke polisi. Kasus ini harus terungkap. Karena kalau saya yang melapor, saya yang akan ditanya-tanya polisi. InsyaAllah kami akan bantu, kami tidak akan melindungi (pelaku)," pungkasnya.