Sulsel Bersiap Hadapi Musim Hujan Mulai Oktober

- BPBD Sulsel ingatkan daerah waspada bencana hidrometeorologi
- Siapkan logistik, perahu, dan peralatan antisipasi banjir serta longsor
- Sektor pertanian, kesehatan, dan infrastruktur perkuat kesiapsiagaan
Makassar, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mengimbau seluruh kabupaten dan kota untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi musim hujan. Musim hujan diprediksi berlangsung mulai Oktober 2025 hingga April 2026.
Menurut BMKG, 18 zona musim (sekitar 75 persen wilayah) akan memasuki musim hujan lebih awal dibandingkan kondisi normal di 17 ZOM. Sementara itu, sifat hujan diperkirakan umumnya berada pada kategori normal, yakni di 20 ZOM atau 83 persen wilayah.
Adapun puncak musim hujan diproyeksikan akan terjadi dua kali, yakni pada Desember 2025 dan April 2026. Masing-masing periode puncak tersebut diprediksi melanda 10 ZOM atau sekitar 42 persen wilayah Sulawesi Selatan.
1. BPBD ingatkan daerah waspada bencana hidrometeorologi

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, Amson Padolo, menyatakan sebagian besar curah hujan diperkirakan normal, namun sejumlah daerah berpotensi hujan di atas normal. Dia mengingatkan pentingnya langkah antisipatif bersama pentahelix yakni pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media.
“Walaupun sebagian besar diprediksi normal, kita tetap berharap seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah kabupaten dan kota maupun masyarakat, untuk melakukan langkah antisipatif. Sebab, setiap musim hujan kerap disertai bencana hidrometeorologi,” kata Amson, Minggu (28/9/2025).
2. Siapkan logistik, perahu, dan peralatan antisipasi banjir serta longsor

Atas arahan Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, Pemerintah provinsi telah mendistribusikan logistik ke seluruh daerah sebagai bufferstock dan menyiagakan perahu polyethylene di wilayah rawan banjir. Selain itu, OPD terkait menyiapkan peralatan untuk mengantisipasi kemungkinan longsor di beberapa daerah yang termasuk zona rawan.
Setiap daerah diharapkan membentuk posko kedaruratan, menyiapkan lokasi evakuasi, dan memperkuat mitigasi di sektor pertanian, kesehatan, dan infrastruktur. Pemerintah provinsi telah mendistribusikan logistik, perahu polyethylene, dan peralatan untuk antisipasi longsor di wilayah rawan.
"Jadi kita berharap ada kesiap-siagaan dan keterpaduan. Teman-teman juga sudah mengantisipasi beberapa lokasi yang dapat dijadikan tempat untuk evakuasi, apabila ada daerah yang terdampak," kata Amson.
3. Sektor pertanian, kesehatan, dan infrastruktur perkuat kesiapsiagaan

Sektor pertanian diminta menyesuaikan waktu tanam agar hasil panen tidak terganggu oleh tingginya intensitas hujan. Di sektor kesehatan, tenaga medis diingatkan waspada terhadap peningkatan penyakit yang dipicu curah hujan dan kelembapan.
Di bidang infrastruktur, pemerintah daerah dan instansi terkait diharapkan memperbaiki serta membersihkan drainase dan daerah aliran sungai untuk mencegah genangan dan banjir. Langkah mitigasi yang terukur menjadi penting guna mengurangi risiko banjir dan longsor yang kerap terjadi selama musim hujan.
Menurut Amson, daerah yang termasuk peta bencana perlu segera menyiapkan langkah pengamanan, mulai dari mobilisasi warga hingga penyelamatan dokumen penting. Persiapan ini bertujuan meminimalisasi dampak terhadap masyarakat dan harta benda bila bencana terjadi.
“Sebagaimana setiap tahun, segenap Tim BPBD kabupaten dan kota, juga telah melakukan Langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi musim hujan," kata Amson.