Kota dalam Teater, Ketika Makassar Bercerita Lewat Seni

Makassar, IDN Times - Kala Teater kembali menghadirkan Proyek Kota dalam Teater (KdT), sebuah program seni yang menyoroti berbagai isu perkotaan melalui riset dan pertunjukan teater. Memasuki tahun ke-10, proyek ini terus menjadi wadah bagi warga Makassar untuk mengungkap keresahan, kebanggaan, serta imajinasi mereka tentang kota melalui seni.
Sejak pertama kali digagas pada 2015, Kota dalam Teater telah melibatkan 1.578 warga sebagai responden dan 60 seniman dalam proses kreatifnya. Hasilnya, proyek ini telah menghasilkan 15 isu kota, 12 karya teater, 4 karya performans yang dipentaskan di Makassar, Jakarta, Mataram, dan Bali, serta 15 artikel yang mendokumentasikan perjalanan dan temuan dari riset.
Pada tahun ini, Kota dalam Teater akan kembali menggunakan pendekatan seni performans yang diawali dengan Laboratorium (Lab) pada Maret 2025. Program ini akan berisi ceramah, studi performans, diskusi, riset tematik dan artistik, workshop, serta presentasi karya yang masih dalam proses.
1. Rangkaian kegiatan telah dimulai sejak Februari

Manajer Produksi Kota dalam Teater, Widya Handayani, menyampaikan bahwa rangkaian kegiatan telah dimulai sejak Februari dengan tahap riset, sementara Lab akan difasilitasi oleh seniman Shinta Febriany. Puncaknya, karya yang telah dikembangkan dalam Lab ini akan dipresentasikan dalam bentuk pertunjukan performans di ruang publik pada April 2025.
"Melalui Lab, para seniman yang terlibat akan mengolah hasil riset, diskusi, dan melihat isu kota yang mereka pilih lebih dekat sebelum melaksanakan performans," kata Widya, dikutip dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Rabu (5/3/2025).
2. Mengangkat beragam isu Kota Makassar

Selama satu dekade, Kota dalam Teater telah membahas berbagai isu yang dihadapi warga Makassar berdasarkan hasil riset. Di antaranya kemacetan lalu lintas dan kriminalitas di jalan raya, sampah dan banjir serta peningkatan jumlah kasus bunuh diri dan gangguan kejiwaan.
Ada juga isu reklamasi Pantai Losari, pengalaman traumatik perempuan, fenomena ketubuhan warga Makassar di masa pandemik, kontestasi perempuan pekerja bangunan, ruang terbuka hijau dan tradisi Uang Panai, identitas Makassar sebagai kota dunia, imajinasi warga dalam berbicara dengan pemerintah kota, hingga ketahanan pangan dari perspektif Suku Bugis dan Makassar.
3. Menggelar performans di ruang publik

Pada 2022, Kala Teater pernah menggelar performans di ruang publik seperti Terminal Mallengkeri, Ruas Jalan A.P Pettarani-Urip Sumoharjo, dan Taman Macan. Tahun ini, pendekatan serupa kembali digunakan untuk membawa seni lebih dekat dengan masyarakat. Tiga ruang publik yang menjadi lokasi proyek Kota Dalam Teater tahun ini yakni Studio Kala Teater, Benteng Rotterdam, dan Taman Macan.
"KdT 2025 kembali menggunakan pendekatan seni performans dimulai dengan Laboratorium (Lab) yang berisi ceramah, studi karya performans, diskusi, riset tematik dan artistik, workshop, dan presentasi karya-sedang-tumbuh," kata Manajer Program Kala Teater, Nurul Inayah.
Proyek Kota dalam Teater 2025 mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Kebudayaan, Dana Indonesiana, LPDP, Meditatif Films, Aruwa Studio, Sanggar Seni Sipakainge, Toko Bekal Hidup, dan Toko Tepi Jalan. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program ini, masyarakat dapat mengikuti media sosial Kala Teater di Instagram @kalateater atau Facebook Kala Teater.