Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Jangan Panik Meski Pintu Waduk Bili-bili Dibuka, Ini Penjelasannya

Ilustrasi. Kondisi Sungai Jeneberang di Kabupaten Gowa. IDN Times / Aan Pranata
Ilustrasi. Kondisi Sungai Jeneberang di Kabupaten Gowa. IDN Times / Aan Pranata

Makassar, IDN Times - Setelah banjir melanda sebagian wilayah Kabupaten Gowa dan Makassar, Sulawesi Selatan, pekan lalu, Waduk Bili-bili jadi topik pembicaraan hangat. Sebab banjir di sepanjang daerah aliran sungai Jeneberang merupakan dampak dibukanya pintu air Bili-bili, menyusul curah hujan tinggi di Sulsel.

Meski sempat ditutup, pintu air pembuangan atau spillway Waduk Bili-bili hingga kini tetap dibuka. Pada Selasa (29/1) pukul 10.30 Wita, pintu dibuka setinggi 1 meter. Saat itu tinggi muka air atau elevasi di waduk berstatus di bawah normal, yakni mencapai +99,45 meter dengan volume debit 258,59 juta meter kubik.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang Teuku Iskandar mengimbau masyarakat tidak panik, sebab buka-tutup pintu pembuangan merupakan hal biasa dalam pola operasional waduk. Pola ini hanya dilakukan saat musim hujan untuk menjaga kelebihan debit di waduk, karena besarnya aliran masuk. 

“Saat batas waspada, BWWS Pompengan Jeneberang menyampaikan pemberitahuan kepada masyarakat secara berjenjang melalui gubernur, bupati, pihak keamanan, dan pihak-pihak lainnya,” kata Iskandar di Makassar, Selasa (29/1).

1. Pintu air dibuka bertahap sesuai status elevasi

pu.go.id
pu.go.id

Iskandar mengungkapkan, Waduk Bili-bili berkapasitas menampung air hingga 375 juta meter kubik, dengan ketinggian elevasi puncak +103 meter. Pada kondisi tertentu, pintu pembuangan dibuka sesuai status elevasi

Air dibuang dengan dua model fasilitas pintu air. Yakni melalui dua unit pintu radial berdiameter 7,7 meter, serta lewat satu pintu pembuangan mercu bebas sepanjang 70 meter.

Pintu air mulai dibuka selebar 0,5 meter jika elevasi mencapai +99,42 meter. Kemudian bukaan ditambah menjadi 1 meter saat elevasi meningkat pada level +99,45 meter. Pembukaan maksimum selebar 7,7 meter dilakukan pada batas elevasi Normal, +99,50 meter.

“Proses pembukaan pintu dilakukan secara bertahap, tidak sekaligus. Sebelum mencapai batas normal, hanya pintu spillway saja yang berfungsi,” kata Iskandar.

2. Sirine dibunyikan jika elevasi waduk mencapai batas status Awas

Ilustrasi. Bendungan Bili-bili. IDN Times/FTI UMI
Ilustrasi. Bendungan Bili-bili. IDN Times/FTI UMI

Pengelola Waduk Bili-bili membagi empat tingkat atau tahapan status elevasi. Status ini berdampak langsung terhadap masyarakat di sekitar aliran hilir Sungai Jeneberang, atau jalur buangan Bili-bili.

Seperti dijelaskan di atas, status Normal mencapai batas pada elevasi +99,50 meter. Kemudian batas Waspada pada elevasi +100 meter, batas Siaga di elevasi +101,6 meter, serta batas Awas hingga elevasi +103 meter.

Masyarakat di hilir mulai diimbau berhati-hati jika status elevasi Bili-bili meningkat pada status Waspada. Pada kondisi itu, melalui pemberitahuan berjenjang, masyarakat diminta mewaspadai potensi peningkatan elevasi. Langkah yang sama ditempuh jika elevasi naik ke status Siaga.

Sesuai prosedur operasi standar, pengelola akan mengoperasikan peringatan dini dan membunyikan sirine saat elevasi naik ke batas Awas. Melalui pemberitahuan berjenjang, masyarakat di daerah hilir yang terdampak segera dievakuasi dan dilarang melakukan aktivitas apa pun. 

“Masyarakat harus menjauh pada lokasi yang lebih aman, atau ketinggian yang lebih aman dari Sungai Jeneberang,” Iskandar mengatakan.

3. Waduk Bili-bili sempat mendekati elevasi tertinggi

ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Menurut siaran pers Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, pintu air Waduk Bili-bili mulai dibuka setinggi 1 meter pada Senin (21/1) siang. Saat itu terjadi cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi di Gowa dan sekitarnya.

Pada Selasa (22/1) pukul 12.45 Wita, elevasi berstatus Waspada dengan ketinggian +101,38 meter. Selanjutnya hingga Rabu (23/1), elevasi naik berstatus siaga dengan ketinggian air rata-rata +101 meter. Pintu air pun dibuka penuh, dengan ketinggian di atas 3,5 meter.

“TMA +101.87 meter menjadi elevasi tertinggi dalam catatan pengoperasian Bendungan Bili-Bili,” kata Dirjen Sumber Daya Air PUPR Hari Suprayogi.

Pintu air baru ditutup sebagian pada Kamis (24/1), setelah elevasi berstatus di bawah normal. Saat itu aliran air masuk dan curah hujan di hulu Jeneberang sudah berkurang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us