Jadi Wisata Religi, MQKI 2025 di Wajo Catat 107 Ribu Pengunjung

Makassar, IDN TImes - Gelaran Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional (MQKI) 2025 di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, menjadi magnit bagi pengunjung asal berbagai daerah. Selama berlangsung pada 1–7 Oktober 2025, lebih dari 107 ribu pengunjung memadati kompleks As’adiyah Sengkang dan berbagai titik kegiatan lainnya. Angka ini menjadikan MQKI 2025 sebagai ajang dengan partisipasi publik tertinggi sepanjang sejarah pelaksanaan Musabaqah Qiraatil Kutub.
Kegiatan yang digelar oleh Kementerian Agama (Kemenag) ini tak hanya menghadirkan suasana kompetisi keilmuan, tetapi juga menjadi ruang interaksi sosial dan budaya yang mempertemukan peserta, akademisi, kiai, dan masyarakat umum dari dalam maupun luar negeri.
1. Antusiasme pengunjung warnai sepanjang kegiatan

Panitia mencatat, lonjakan pengunjung tidak hanya terjadi pada puncak acara, tetapi juga sepanjang rangkaian kegiatan. Arena utama MQKI setiap harinya dipadati ribuan pengunjung yang antusias menyaksikan perlombaan, seminar, hingga Expo Kemandirian Pesantren yang menjadi magnet utama kegiatan.
Direktur Pesantren Ditjen Pendidikan Islam, Basnang Said, menyebut tingginya partisipasi masyarakat menunjukkan bahwa literasi pesantren kini semakin mendapat tempat di hati publik.
“Lebih dari 107 ribu pengunjung datang ke Wajo. Ini menandakan bahwa pesantren bukan hanya pusat pendidikan Islam, tetapi juga ruang interaksi sosial dan budaya yang hidup di tengah masyarakat,” ujarnya saat menutup MQKI 2025, Senin (6/10/2025).
Menurut Basnang, antusiasme masyarakat menjadi indikator kuat bahwa pesantren kini dipandang tidak hanya sebagai lembaga pendidikan tradisional, tetapi juga sebagai pusat peradaban dan sumber inspirasi keilmuan.
2. MQKI jadi magnet wisata religi dan ekonomi

Selain menjadi ajang kompetisi, MQKI 2025 juga menghadirkan suasana wisata religi dan edukasi yang menarik. Area kegiatan di Wajo disulap menjadi ruang publik yang menampilkan kekayaan tradisi pesantren, budaya Islam Nusantara, serta pameran produk unggulan pesantren dari seluruh Indonesia.
Data panitia menunjukkan, pengunjung berasal dari puluhan provinsi di Indonesia dan perwakilan dari 10 negara sahabat seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Myanmar, Thailand, Timor Leste, dan Kamboja. Kehadiran mereka memperkuat posisi MQKI sebagai forum keilmuan Islam internasional berbasis pesantren terbesar di Asia Tenggara.
“MQKI tidak hanya menghidupkan semangat keilmuan, tetapi juga menggerakkan ekonomi daerah dan membuka ruang dialog antarbudaya. Wajo menjadi saksi hidup sinergi antara ilmu, iman, dan ekonomi umat,” kata Basnang.
3. Gelaran MQKI gerakkan ekonomi dan perkuat jaringan pesantren

Pelaksanaan MQKI 2025 juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Wajo. Berdasarkan catatan panitia dan laporan Pemerintah Kabupaten Wajo, perputaran ekonomi selama sepekan kegiatan mencapai sekitar Rp20 miliar. Dampak ini dirasakan dari berbagai sektor, mulai dari perdagangan, transportasi, kuliner, hingga penginapan.
Pelaku UMKM, pedagang lokal, dan industri kreatif pesantren merasakan lonjakan penjualan hingga dua kali lipat selama kegiatan berlangsung. Kementerian Agama menilai capaian tersebut sebagai bukti bahwa kegiatan keagamaan berskala nasional dan internasional bisa memberikan multiplier effect yang luas bagi daerah penyelenggara.
Keberhasilan pelaksanaan MQKI 2025 di Wajo tidak terlepas dari sinergi antara Kemenag, Pemerintah Provinsi Sulsel, Pemerintah Kabupaten Wajo, serta dukungan ribuan santri dan masyarakat. “MQKI telah menjadi jembatan peradaban. Dari Wajo, semangat keilmuan pesantren Indonesia menggema ke dunia,” pungkas Basnang.