Bukan Cuaca Ekstrem, Abrasi Pesisir Galesong Akibat Penambangan Pasir

Masifnya aktivitas penambangan pasir picu abrasi pesisir

Makassar, IDN Times - Aliansi Selamatkan Pesisir (ASP) Sulawesi Selatan (Sulsel) menyatakan, abrasi yang terjadi di sepanjang kawasan pesisir Galesong Raya, Kabupaten Takalar, akibat dari masifnya aktivitas tambang pasir laut.

Koordinator ASP Sulsel Muhaimin Arsenio mengatakan, cuaca ekstrem yang belakangan dikait-kaitkan menjadi penyebab dari abrasi, ternyata keliru.

"Akar masalah dari abrasi pantai di Galesong Raya adalah yang disebabkan aktivitas tambang pasir laut yang dilakukan oleh kapal Boskalis dan Jan De Nul sepanjang tahun 2017 hingga 2018. Dampak dari aktivitas ini masih dirasakan masyarakat hingga saat ini," kata Muhaimin, dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times di Makassar, Rabu (22/1).

1. Dua tahun beroperasi, sepanjang itu pula abrasi kawasan pesisir Galesong Raya terus terjadi hingga saat ini

Bukan Cuaca Ekstrem, Abrasi Pesisir Galesong Akibat Penambangan PasirKondisi pesisir Galesong Raya yang terdampak abrasi. IDN Times / ASP Sulsel

ASP mencatat, dua tahun beroperasi di kawasan perairan Galesong Raya, dua kapal pengeruk pasir laut untuk kepentingan proyek reklamasi Center Point of Indonesia (CPI) Makassar itu, meninggalkan jejak suram.

Kata Muhaimin, dampak parah kemudian diterima masyarakat. Bukan hanya abrasi, mata pencaharian warga setempat yang umumnya berprofesi sebagai nelayan, dalam catatan ASP, hingga kini masih terancam.

Tangkapan hasil laut yang di tahun-tahun sebelumnya cukup untuk digunakan memenuhi kebutuhan pokok hingga dijual, saat ini perlahan berkurang. Pengerukan pasir laut, menurutnya, otomatis berdampak pada kerusakan terumbu karang di laut sekitar.

"Fungsi terumbu karang dan pasir laut di perairan Galesong sebagai pemecah ombak secara alami, kini tidak terlalu berfungsi sebagaimana mestinya. Pasir dan terumbu karang di perairan Galesong sudah rusak dan hilang," ungkap Muhaimin.

2. Abrasi berdampak parah di enam desa di kawasan pesisir Galesong Raya

Bukan Cuaca Ekstrem, Abrasi Pesisir Galesong Akibat Penambangan PasirKondisi pesisir Galesong Raya yang terdampak abrasi. IDN Times / ASP Sulsel

Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, ASP mencatat, ada enam desa di sepanjang kawasan pesisir pantai Galesong Raya, terdampak parah oleh abrasi. Masing-masing, Desa Mangindara, Desa Mappakalompo, Desa Boddia, Desa Galesong Kota, Desa Tamasaju, dan Desa Sampulungan.

Bukan hanya itu, kata Muhaimin, dampak yang dirasakan oleh masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir mencakup hingga materi-materi lainnya. Menurutnya, penyebab gelombang air laut besar di pesisir Galesong Raya dikarenakan hilangnya sebagian pasir dan terumbu karang sebagai peredam gelombang air laut secara alami.

"Rumah, fasilitas umum dan pemecah ombak rusak. Kerugian secara ekonomi dan rasa ketakutan juga didapatkan oleh masyarakat," ucap salah satu badan pekerja dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulsel ini.

Baca Juga: Abrasi Parah di Galesong Takalar, 19 Rumah Terancam Hilang

3. Gubernur didesak tuntaskan persoalan pengerukan pasir laut di perairan Galesong Raya

Bukan Cuaca Ekstrem, Abrasi Pesisir Galesong Akibat Penambangan PasirKondisi pesisir Galesong Raya yang terdampak abrasi. IDN Times / ASP Sulsel

Beberapa waktu lalu, kata Muhaimin, tim ASP mengunjungi sejumlah desa terdampak parah abrasi di sekitar pesisir Galesong Raya. Salah satunya di Desa Tamasaju. Kepada ASP, seorang warga setempat Sahril Daeng Tobo mengatakan, abrasi telah terjadi sejak 2018 lalu. Tahun 2020 ini adalah puncak abrasi yang terparah.

"Saat ini kami membuat penahan ombak dengan menggunakan karung yang diisi dengan pasir sebagai penahan ombak sementara. Kami berharap agar pemerintah Kabupaten dan pemerintah provinsi segera membantu kami dalam menangani abrasi ini," kata Daeng Tobo, kepada tim ASP saat itu.

ASP, lanjut Muhaimin, mendesak, pemerintah provinsi dalam hal ini Gubernur Sulsel dan Kapolda Sulsel untuk meminta pertanggungjawaban semua perusahaan yang mendapatkan keuntungan dari pengerukan pasir laut di Perairan Galesong.

"Perusahaan yang turut andil dalam pengerukan pasir laut dan mengambil keuntungan harus bertanggung jawab, bukan hanya pemerintah daerah dan provinsi. Mereka sudah merusak sumber penghidupan nelayan Galesong dan merusak permukiman masyarakat pesisir," ucap Muhaimin menutup.

Baca Juga: Abrasi Hantam TPU di Galesong, Kain Kafan dan Tulang Manusia Menyembul

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya