5 Tips untuk Terhindar dari Tiger Parenting, Jangan Sampai Anak Merugi

- Tidak ada pola asuh yang benar, tapi hindari pola asuh harimau yang membatasi anak.
- Lebih mendengarkan dan memahami anak, ajukan pertanyaan untuk membangun kepercayaan.
- Hormati privasi anak, beri dukungan pada pemikiran mereka, dan biarkan mereka membuat pilihan hidup sendiri.
Tidak ada pelajaran mengenai bagaimana cara menjadi orang tua, itulah mengapa mungkin kebanyakan dari kamu akan menerapkan pola asuh berdasarkan seperti yang orang tuanya dahulu lakukan. Mungkin juga menerapkan pola asuh berdasarkan dari apa yang dilihat dan dengar, serta dari apa yang dibaca dan saran dari teman. Tidak dapat dipungkiri mengasuh anak bisa sangat sulit dan kamu tidak bisa mengetahui cara yang benar seperti apa. Sementara, mudah bergantung pada cara pola asuh yang sudah lebih familiar dengan kamu.
Namun, bagaimana jika dahulu orang tua menerapkan pola asuh harimau? Kamu mungkin tidak ingin anak mendapatkan pengalaman sama. Tidak diperbolehkan menyatakan pendapat, harus selalu patuh terhadap peraturan orang tua, anak juga merasa terkekang dan tidak bisa bebas menentukan jalan hidupnya. Untuk itu, kamu mungkin perlu mempertimbangkan beberapa cara pola asuh ini untuk diterapkan, agar terhindar dari kebiasaan tiger parenting!
1. Jangan terburu-buru mendisiplinkan anak ketika mereka membuat kesalahan

Pola asuh yang mengharuskan anak menerima hukuman akibat kesalahannya tidak lagi sepenuhnya dapat dibenarkan. Jadi, daripada langsung menghakimi anak akibat kesalahan yang diperbuatnya, ada baiknya jika kamu lebih dahulu mendengarkan dan memahami apa yang sebenarnya terjadi pada anak, secara mental dan emosional. Alih-alih berasumsi bahwa anak melakukan kesalahan, berlatihlah bersabar, dan biarkan anak untuk mengekspresikan diri.
Kamu bisa mengajukan pertanyaan pada anak dan membuat mereka mau mengakui emosi yang dirasakan. Saat kamu menyediakan lingkungan yang lebih aman bagi anak untuk dapat berbagi rasa frustasinya, kamu bisa lebih membangun kepercayaan dengan mereka. Jika anak-anak percaya dan merasa aman dengan kamu, anak pun cenderung akan datang kepadamu secara alami saat membutuhkan bantuan dan dukungan.
2. Luangkanlah waktu untuk mengenal anak kamu

Hidup memang bisa jadi sangat sibuk dengan segala rutinitas harian dan tanggung jawab yang harus dikerjakan di rumah. Namun, sebagai orang tua kamu tidak boleh melewatkan kesempatan untuk belajar lebih mengenali diri anak. Selalu sediakan waktu, bahkan jika itu hanya 5 menit untuk memberikan perhatian penuh terhadap anak. Waktu di mana anak bisa bercerita dengan suka hati apa saja yang terjadi di hari itu. Kebiasaan ini akan membangun hubungan yang lebih langgeng dan harmonis dengan orang tuanya.
Satu yang sering kali orang tua lupa, mengajak anak untuk diskusi dan mengobrol sedari kecil itu penting. Ini akan melatih pemahaman anak bahwa ia didengarkan, anak pun jadi terbiasa membicarakan segala sesuatu melalui diskusi terlebih dahulu. Kamu harus ingat, anak juga merupakan seorang individu yang unik, bedanya mereka hanya masih dalam petumbuhan dan membutuhkan banyak dukungan, serta lingkungan yang bisa membuat mereka bertumbuh dengan baik di masa depan.
3. Dorong anak untuk membagi pikiran dan ide

Ketika mereka merasa didengarkan saat sedang berbagi, anak pun akan merasa bahwa dirinya berharga. Kepercayaan diri dan harga diri anak pun bisa lebih mudah terbangun dan anak akan diberdayakan untuk memiliki pemikiran lebih independen, di mana bisa mempersiapkan mereka untuk meraih kesuksesan yang lebih besar dalam hidup. Ajukan pertanyaan, alih-alih menolak ide yang anak berikan saat kamu tidak setuju.
Kamu tidak harus selalu setuju dengan anak, namun kamu bisa menunjukkan dukungan kamu terhadap proses berpikir mereka. Kebiasaan ini juga akan membangun pemikiran di dalam diri anak, bahwa tidak apa-apa memilik perspektif yang berbeda dari orang tua mereka. Hal ini juga akan berpengaruh pada pembentukan nilai-nilai empati dan kecerdasan emosional yang lebih baik.
4. Hargai privasi anak untuk bangun kepercayaan dirinya

Penelitian telah menunjukkan bahwa mengganggu privasi anak dapat merusak kepercayaan dan harga diri. Privasi adalah hak untuk dibiarkan sendiri dengan pikiran, perasaan, dan ide. Poin ini akan sangat penting saat kamu mengeksplorasi ide, emosi, dan hubungan sosial baru. Terkadang, orang tua mungkin perlu mengganggu privasi anak mereka, tetapi jika ini tidak berisiko, penting untuk menghormati batasan pribadi mereka.
Saat kamu memutuskan untuk mencari tahu atau mengancam di belakang mereka, untuk mengetahui apa yang tidak siap mereka ceritakan, justru akan menciptakan jarak dan kebencian. Sebaliknya, yakinkan diri anak jika kamu akan selalu ada di saat mereka membutuhkan. Sekali lagi, kuncinya adalah untuk menciptakan lingkungan pola asuh yang aman dan nyaman, yang awalnya harus berasal dari keluarga anak ini sendiri dahulu.
5. Berikan anak kamu pilihan

Memang benar anak tinggal satu atap dengan kamu dan kamulah yang mengeluarkan pengeluaran untuk segala kebutuhannya. Namun, bukan berarti anak harus selalu melakukan setiap yang kamu katakan. Apalagi, ketika mereka dewasa anak tetap akan membuat banyak pilihan hidup. Anak-anak tidak bergantung lagi pada kamu untuk membuat keputusan-keputusan tersebut.
Jika anak terus-menerus mencari persetujuan kamu, mereka tidak pernah akan mendapatkan kepercayaan diri untuk membuat keputusan itu sendiri. Jadi, jangan terlalu memaksan kehendak kamu untuk anak. Anak pun punya keinginan, kebutuhan, dan preferensinya sendiri. Mereka berhak mulai menentukan apa yang ingin dicoba dan tidaknya sedari dini. Dengan begitu, anak pun bisa mulai belajar mengenai banyak pelajaran hidup lebih cepat.
Kebanyakan orang menjalani peran sebagai orang tua untuk pertama kali, jadi melakukan kesalahan kepada anak pun wajar. Namun, kamu selalu bisa berusaha memberikan pola asuh terbaik untuk mereka. Berilah anak kesempatan mendapat kasih sayang, lingkungan bertumbuh, yang layak dan membuatnya menjadi pribadi membanggakan suatu saat nanti. Ingat, tidak seperti tiger parenting, anak bukan mesin untuk memperoleh harapan tinggi kamu, mereka juga manusia yang akan berjalan di antara kerasnya kehidupan, jadi yang paling penting menyiapkan anak membentuk kepribadian luar biasa.
Sumber rujukan:
- https://www.verywellmind.com/what-is-tiger-parenting-5270867
- https://www.pexels.com/search/parent%20and%20child/