Ulama Puang Makka Mundur dari Mustasyar PBNU, Ini Alasannya

Makassar, IDN Times - Mursyid Tarekat Khalwatiyah Yusuf al-Makassari, Syekh Sayyid Abdul Rahim Assegaf yang akrab disapa Puang Makka, menyatakan mundur dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Dia merupakan Mustasyar atau penasihat PBNU di bawah kepengurusan Ketua Umum KH Yahya Cholil Staquf.
Puang Makka menyatakan pengunduran diri ini berarti dia hanya berada di luar sistem. Namun itu tidak mengubahnya selaku jemaah NU, sebagaimana ayahnya AGH As-Syekh Sayyid Jamaluddin Assegaf Puang Ramma selaku salah satu pendiri NU di Sulsel.
"Kemarin sore sudah saya kirimkan ke PBNU dan semua pihak yang kira-kira pantas mengetahui tentang pengunduran diri saya. Dengan harapan, semua pihak melanjutkan cita-cita perjuangan saya," kata Puang Makka pada konferensi pers di kediamannya, RAS Center, di Makassar, Selasa (10/12/2024).
"Banyak yang saya pertimbangkan kenapa saya mesti melepaskan jabatan saya selaku Mustasyar," ucapnya.
1. Belum pernah bertemu pengurus PBNU sejak dilantik

Puang Ramma mengungkap alasan pengunduran dirinya sebagai Mustasyar PBNU. Pertama, dia tidak pernah menghadiri pertemuan-pertemuan di tingkat PB, karena selalu berhalangan terkait alasan kesehatan atau bertepatan dengan kegiatan lain.
Kedua, Puang Ramma mengungkapkan, selama ini dia beberapa kali ke Jakarta untuk bersilaturahmi dengan Ketua Umum dan Rais Aam PBNU. Namun pertemuan tidak pernah terlaksana karena kesibukan dan hal lain.
"Sejak dilantiknya Pengurus PBNU pasca Muktamar, saya tidak pernah bertemu dengan Ketua Umum, Rais Aam dan Pengurus PBNU lainnya," ucap Puang Makka.
2. Ketum PBNU tidak sowan saat ke Makassar

Lebih lanjut, Puang Makka menerangkan, sejak setelah pelantikan, kepengurusan di PBNU khususnya Ketua Umum, sudah tiga kali berkunjung ke Makassar. "Namun saya tidak pernah bertemu demikian pula Pengurus PBNU lainnya," katanya.
"Perlu saya sampaikan bahwa kedatangan Ketua Umum dan Pengurus PBNU lainnya ke Makassar, saya tidak mengetahui karena tidak ada pihak yang menyampaikan kepada saya atas kedatangan tersebut. Dengan pertimbangan di atas, saya berfikir bahwa keberadaan saya selaku Mustasyar PBNU tidak terlalu penting bagi Pengurus PBNU," dia melanjutkan.
3. Melanjutkan dakwah NU tidak harus di bawah jajaran pengurus

Puang Makka menyatakan permohonan maaf jika dia tidak dapat melaksanakan amanahnya dengan baik. Dia berharap semua pohak dapat menjaga harapan para ulama pendahulu, terutama para pendiri NU.
"Saya teringat pesan Abah saya selaku salah seorang Muassis / Pendiri NU di SULSEL, bahwa "NU dibangun oleh para Ulama maka lanjutkan perjuangan mereka dan jangan kecewakan mereka". Kita selaku anak Nahdliyin hendaknya menjaga dan melanjutkan dakwah, cita-cita perjuangan para pendahulu kita tanpa harus berada di jajaran Pengurus," ujarnya.
"Di amping alasan saya tersebut diatas, saya beranggapan bahwa sebaiknya saya fokus membina, mengayomi jamaah saya di Tarekat Khalwatiyah Syekh Yusuf al-Makassari dan fokus pada pembinaan pesantren saya serta melayani umat secara personal," tambahnya.