Tak Tersentuh MBG, Siswa SD di Gowa Bawa Bekal Ubi Bakar ke Sekolah

- Kisah viral Rangga muncul di tengah gencarnya pelaksanaan MBG
- Tim gabungan Pemprov Sulsel beri bantuan untuk Rangga
- Bupati Gowa pastikan bantuan rutin disalurkan ke keluarga Rangga
Makassar, IDN Times - Video seorang siswa sekolah dasar di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, membawa bekal ubi bakar ke sekolah viral di media sosial. Siswa itu bernama Rangga, murid SD Inpres Borongbulo di Kecamatan Bontolempangan.
Kisahnya menggugah banyak orang. Seorang anak kecil tetap berangkat sekolah meski hidup dalam keterbatasan.
Dalam video yang beredar di Instagram, terlihat Rangga mengeluarkan dua potong ubi bakar yang dibungkus plastik dari dalam tas sekolahnya. Seorang perempuan yang terekam bersama dalam video bertanya kepada Rangga.
"Apa nu bawa Rangga? Apa nu bawa pergi sekolah? Ini Rangga bekalnya pergi sekolah. Dia tidak bawa nasi, tapi bawa ubi," kata perempuan tersebut sambil menunjukkan isi kantong yang dikeluarkan Rangga dari tas sekolahnya.
1. Kisah viral Rangga muncul di tengah gencarnya pelaksanaan MBG

Rangga tinggal hanya berdua bersama kakeknya, Daeng Sudding, di rumah sederhana berbahan kayu. Ibunya telah meninggal dunia, sementara ayahnya menikah lagi. Kakeknya yang bekerja sebagai petani ubi kayu (singkong) kerap memanggang ubi hasil kebun untuk dijadikan bekal cucunya ke sekolah.
Kisah Rangga ini muncul di tengah gencarnya pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah pusat bagi siswa. Program tersebut bertujuan memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang cukup agar tidak menghambat tumbuh kembang dan prestasi belajar.
Namun, cerita Rangga memperlihatkan adanya kesenjangan di lapangan. Di wilayah pelosok dan terpencil, banyak anak belum tersentuh akses pangan bergizi dan sarana pendidikan yang layak.
2. Tim gabungan Pemprov Sulsel beri bantuan untuk Rangga

Kisah Rangga kemudian menarik perhatian pemerintah. Tim gabungan dari Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan, UPZ Baznas Sulsel, dan relawan Andalan Peduli telah bergerak menuju rumah Rangga di pelosok Bontolempangan untuk menyerahkan bantuan.
Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menyampaikan apresiasi atas langkah pemerintah dan para relawan yang membantu Rangga. Dia menyebut kisah Rangga sebagai potret keteguhan hati anak-anak Sulsel yang pantang menyerah.
"Kisah ananda Rangga adalah potret nyata keteguhan hati. Terima kasih kepada Dinas Sosial Provinsi, Pemkab Gowa, serta relawan Andalan Peduli yang cepat turun tangan membantu," kata Andi Sudirman, Selasa (7/10/2025).
Tim yang datang membawa berbagai bantuan, mulai dari kebutuhan pokok hingga perlengkapan sekolah. Pemerintah juga memastikan keluarga Rangga masuk dalam Program Keluarga Harapan (PKH) agar mendapat pendampingan berkelanjutan.
Sekolah tempat Rangga belajar terletak di daerah terpencil dengan akses jalan tanah merah yang sulit dilalui. Saat hujan turun, jalur menuju sekolah berubah menjadi lumpur. Namun kondisi itu tidak menyurutkan langkah kecil Rangga untuk tetap hadir di kelas.
"Inilah yang harus kita dukung bersama. Pemerintah hadir untuk memastikan tidak ada anak yang putus sekolah hanya karena keterbatasan ekonomi," kata Sudirman.
3. Bupati Gowa pastikan bantuan rutin disalurkan ke keluarga Rangga

Bupati Gowa Sitti Husniah Talenrang juga telah meninjau langsung rumah Rangga untuk melihat kondisi keluarganya. Rangga dan kakeknya masuk kategori miskin ekstrem sehingga berhak menerima bantuan pemerintah, Selasa (7/10/2025).
"Sudah kita pastikan, melihat langsung keadaannya sekaligus memastikan bahwa mereka dari dulu mendapat perhatian pemerintah karena mereka adalah penerima bantuan PKH, sembako dan lainnya," kata Husniah.
Meski begitu, pihaknya tetap menyalurkan bantuan sembako kepada keluarga Rangga untuk meringankan beban hidup mereka. Bantuan tersebut dilengkapi dengan uang tunai dari Baznas hasil kerja sama dengan Pemkab Gowa.
"Kita tetap intervensi selain bantuan rutin pemerintah per tiga bulan, hari ini kita juga tetap bawa bantuan mulai dari sembako, uang tunai dan ikut menikmati hasil singkong bakar beliau," katanya.
Daeng Sudding, kakek Rangga, sehari-hari bekerja sebagai petani singkong untuk kebutuhan keluarga. Dia menerima bantuan pemerintah setiap tiga bulan sebagai tambahan penghidupan.
"Iya dapat uang, sembako seperti beras telur dan lainnya," kata Daeng Sudding sambil memperlihatkan kartu PKH miliknya.