Surya Paloh Singgung Peluang NasDem Masuk Pemerintahan Prabowo
- Surya Paloh tetap dukung pemerintahan Prabowo tanpa perubahan selama sepuluh bulan terakhir.
- Program strategis pemerintah dinilai sejalan dengan visi NasDem, khususnya soal energi dan pangan.
- NasDem tidak memburu posisi dalam kabinet, namun tetap berada dalam barisan koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran.
Makassar, IDN Times - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberi sinyal bahwa partainya tidak memprioritaskan masuk dalam kabinet pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Hal itu disampaikan usai pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Partai NasDem di Hotel Claro, Makassar, Jumat (8/8/2025).
Didampingi sejumlah petinggi partai seperti Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni dan Ketua Fraksi Partai NasDem Viktor Laiskodat, dia menjawab pertanyaan wartawan dalam sesi wawancara. Dia pun tersenyum saat disinggung soal peluang NasDem bergabung dalam pemerintahan.
Saat memberikan arahan pada pembukan Rakernas, dia sempat menegaskan dukungannya pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Meski begitu, dia juga seolah menegaskan bahwa NasDem tidak sedang memburu posisi dalam kabinet.
"Sejak hanya 30 menit KPU resmi mengumumkan Prabowo sebagai kandidat presiden terpilih dan ditetapkan sebagai presiden, NasDem telah memberikan sikapnya secara resmi, memberikan dukungan sepenuhnya atas pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Prabowo," kata Surya Paloh.
1. Surya Paloh tegaskan dukungan untuk pemerintahan Prabowo
Setelah sepuluh bulan pemerintahan berjalan, Surya Paloh menegaskan dukungan NasDem tidak mengalami perubahan. Dia berharap capaian dan kemajuan yang telah dirintis terus bergerak maju dan memberikan harapan bagi seluruh elemen bangsa.
"Kami bahkan menginginkan agar capaian kemajuan, keberhasilan itu bisa terus tidak berhenti di tempat dan bergerak ke arah apa yang kita inginkan bersama bahwa progres, akselerasi yang bisa membesarkan hati kita bersama," katanya.
2. Program Prabowo selaras dengan visi NasDem
Surya Paloh pun menyinggung soal berbagai program strategis pemerintah yang dinilai sejalan dengan visi partainya. Dua isu utama yang menjadi perhatian adalah kemandirian energi dan pangan.
Dia menyebut langkah pemerintah mendorong ketahanan energi sebagai kebijakan luar biasa. Hal ini mengingat Indonesia masih menjadi pengimpor bahan bakar terbesar di dunia.
"Kita sekarang menjadi importir terbesar dalam hal BBM di seluruh negeri-negeri yang ada di dunia. Jadi tepat sekali kebijakan Presiden Prabowo untuk menegaskan keinginan mencapai kemandirian energi. Ini bukan masalah yang mudah," katanya.
Dia juga menyoroti ketergantungan Indonesia pada impor pangan, meskipun memiliki karakter sebagai negara agraris. Menurutnya, kesuburan tanah seharusnya menjadi modal besar bagi kekuatan bangsa, dan kegagalan memanfaatkannya menunjukkan adanya persoalan dalam pengelolaan.
"Kita ini negeri agraris. Bukan hal yang tidak mungkin kita bisa mencapai kemandirian pangan itu. Kontur, struktur tanah kita, iklim kita amat memungkinkan untuk itu. Tetapi belum kita capai dari waktu ke waktu," katanya.
3. Surya Paloh tegaskan NasDem tetap dukung pemerintahan meski di luar kabinet
Memang, tidak ada satu pun kader NasDem yang mengisi jabatan menteri di kabinet. Meski begitu, NasDem memastikan posisinya tetap berada dalam barisan koalisi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Surya Paloh lantas mempertanyakan bentuk dukungan yang bisa memberi dampak nyata terhadap pelaksanaan program strategis pemerintahan. Dia menekankan perlunya komitmen politik yang tidak hanya simbolik, tapi turut memperkuat langkah Presiden Prabowo dalam mewujudkan agenda nasional.
"Jadi, bukan berarti nanti kalau ada kabinet baru, NasDem ikut. Enggak lah. Itu nomor 17. Bukan karena 17 Agustus, memang nomor 17. Sekarang baru nomor 1, masih perlu 16 lagi tahapan," tegasnya.
