Serukan Damai Gaza, Menag: Ada yang Sebut Prabowo "The Second Soekarno"

- Prabowo siap kirim 20 ribu pasukan perdamaian
- Utang sejarah Indonesia untuk Palestina
- UIN Alauddin Makassar bangga jadi tuan rumah seminar
Makassar, IDN Times - Menteri Agama, Nasaruddin Umar mengatakan bahwa seruan damai Palestina dan Israel yang disampaikan Presiden RI, Prabowo Subianto di forum PBB telah memicu resonansi global yang sangat positif. Bahkan banyak yang menyebut Prabowo sebagai the second Soekarno.
Hal itu diungkapkan Nasaruddin Umar saat menghadiri seminar internasional dengan tema “Towards a Two-State Solution: Peran Kunci Presiden Prabowo Subianto dalam Mewujudkan Perdamaian di Gaza” di UIN Alauddin Makassar, Senin (17/11/2025).
"Pernyataan Presiden Prabowo di New York dan Mesir sudah viral. Ada yang menyebutnya the Prabowo’s solution, bahkan ada yang menulis beliau sebagai the second Soekarno," ucap Nasaruddin Umar.
1. Prabowo siap kirim 20 ribu pasukan perdamaian

Melalui forum akademik ini, Nasaruddin Umar meminta agar pernyataan Presiden Prabowo untuk membantu mengakumulasi dan menegaskan gagasan-gagasan strategis itu.
"Two - state solution (solusi dua negara) yang disampaikan Presiden Prabowo menyentak banyak negara dan meredam ketegangan global," kata Nasaruddin.
Kemenag juga akan mempersiapkan gagasan dan solusi dari Presiden Prabowo pasca konflik Palestina dan Israel. Nasaruddin menyebut salah satu langkah cepat dan solusi konkret Presiden Prabowo siap mengirim hingga 20.000 personel perdamaian.
"Bahkan Pak Prabowo yang paling cepat memberikan satu solusi konkret dengan kesediaannya untuk memberikan bantuan pasukan perdamaian, bahkan jika diperlukan sampai 20 ribu orang," ungkapnya.
Menurut Nasaruddin, peran Presiden Prabowo dalam mendorong perdamaian di Gaza sangat penting. Ia mengibaratkan Prabowo sebagai moderator yang menjembatani kedua pihak yang berkonflik agar bisa mencapai kesepakatan damai.
“Kalau diminta berdamai tanpa adanya moderator yang menjadi batas dan penengah antara pihak-pihak yang bertikai, tentu prosesnya tidak akan berjalan baik. Karena itu, harus ada pihak yang menengahi semacam ‘polisi’ dalam proses tersebut. Di sini, keterlibatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga sangat diperlukan,” ujarnya.
2. Utang sejarah Indonesia untuk Palestina

Wakil Menteri Luar Negeri, Muhammad Anis Matta, menegaskan bahwa dukungan Indonesia kepada Palestina merupakan amanat konstitusi serta merupakan kewajiban baik dari sisi agama, maupun kemanusiaan.
"Tapi secara khusus ini adalah hutang sejarah yang belum lunas sejak Konferensi Asia Afrika. Sepanjang pemerintahan dari Presiden Soekarno hingga Presiden Prabowo, dukungan kita konsisten baik politik, moral, maupun kemanusiaan,” tegasnya.
Khusus dukungan kemanusian, Anis mengungkapkan bahwa Indonesia telah mengirimkan bantuan sebesar 12 juta dollar amerika untuk pembangunan dapur umum di Gaza. "Total bantuan yang sudah diberikan Indonesia mencapai 36 juta dollar serta pengiriman 1.200 ton bantuan kemanusiaan melalui jalur udara," ujarnya.
Ia juga mengungkapkan adanya inisiatif baru Presiden Prabowo untuk mengirim pasukan perdamaian di bawah mandat PBB. “Inilah yang membedakan pemerintahan Presiden Prabowo. Ini pertama kalinya Indonesia menyatakan kesiapan terlibat langsung melalui pasukan perdamaian,” tegasnya.
Dia memastikan bahwa hasil forum akademik ini akan dirangkum sebagai policy input bagi kementerian dan lembaga terkait. “Krisis Gaza bukan lagi isu Palestina semata. Ia sudah menjadi ujian bagi hukum internasional dan tatanan global,” ujarnya.
3. UIN Alauddin Makassar bangga jadi tuan rumah seminar

Sementara itu, Rektor UIN Alauddin Makassar, Hamdan Juhannis mengaku bangga kampusnya ditunjuk sebagai tuan rumah sekaligus penyelenggara pertama rangkaian seminar internasional tentang perdamaian dunia yang digagas Kementrian Agama.
Adapun empat kampus Universitas Islam Negeri (UIN), yaitu UIN Alauddin Makassar, UIN Sumatera Utara, UIN Sunan Ampel Surabaya, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
"UIN Alauddin Makassar dipercaya yang pertama melaksanakannya karena dianggap selalu siap dan topiknya, sub temanya di UIN Alauddin yang paling fundamental karena langsung menunjuk peran kunci bapak presiden untuk mengkampanyekan dan memastikan bahwa perdamaian di Gaza bisa diwujudkan dan itu momentumnya saat beliau menyampaikan pidato di PBB," kata Hamdan Juhannis.
Menurutnya, kemampuan diplomasi politik Presiden Prabowo harus dibawa ke meja diplomasi akademik. "Harapannya semoga kita bisa menghasilkan rekomendasi yang bisa dipertimbangkan khususnya menguatkan peran bapak presiden," pungkas Hamdan.
Turut hadir Wakil Menteri Luar Negeri Anis Matta. Dalam kesempatan tersebut, Wamenlu Anis Matta juga didaulat menjadi Keynote Speaker kedua. Seminar ini juga menghadirkan sejumlah narasumber seperti Prof. Robert W. Hefner seorang antropolog asal Boston University, AS yang membahas peran strategis Indonesia dalam realisasi solusi dua negara dari perspektif politik internasional.
Hadir pula Revda Selver Iseric, Jurnalis dan Penulis asal Palestina yang memaparkan dukungan berkelanjutan Presiden Prabowo terhadap perjuangan Palestina, serta pemuka agama Ustadz Das’ad Latif yang menyampaikan perspektif akademik dan kemanusiaan tentang perkembangan terkini di Gaza.


















