Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Partisipasi Pemilih di Pilkada Makassar 2024 Hanya 58 Persen

Suasana pemungutan suara di TPS 004 di Jalan WR Supratman, Kelurahan Bulogading, Makassar, Rabu (27/11/2024). (IDN Times/Asrhawi Muin)

Makassar, IDN Times - Angka partisipasi pemilih dalam Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar 2024 hanya mencapai 58 persen. Itu pun setelah pembulatan dari angka 57,63 persen dari total partisipasi pemilih di Makassar.

Berdasarkan Penetapan Hasil Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar Tahun 2024, total suara sah yang tercatat adalah 583.191, sementara suara tidak sah berjumlah 14.603. Padahal, jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 1.037.164 orang.

Komisioner KPU Kota Makassar, Abdi Goncing, menyatakan untuk partisipasi pemilih nantinya akan dirilis secara resmi. Jumlahnya akan dihitung sesuai dengan rumus penghitungan dari KPU RI.

"Namun untuk sementara, jumlah partisipasi pemilih untuk Pemilihan Kepala Daerah Serentak di Kota Makasaar yakni 57,63 persen. Jika berlaku pembulatan, menjadi 58 persen," kata Abdi dalam keterangannya, Sabtu (7/12/2024).

1. Lebih rendah dari target

Ilustrasi pilkada serentak. (IDN Times)

Partisipasi tersebut mencerminkan tingkat keterlibatan masyarakat dalam proses demokrasi di Kota Makassar. Angka partisipasi pemilih ini juga menjadi indikator penting dalam evaluasi keberhasilan sosialisasi dan aksesibilitas pemilihan bagi masyarakat.

Namun angka tersebut sedikit lebih rendah dari target yang diinginkan. KPU Makassar menargetkan partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 mencapai 65 persen, sebuah kenaikan yang dianggap realistis dibandingkan Pilkada 2020. Pada Pilkada 2020, KPU menargetkan paritisipasi pemilih mencapai 59 persen.

Abdi Goncing menjelaskan tantangan yang dihadapi pada Pilkada kali ini lebih ringan dibandingkan dengan Pilkada sebelumnya. Karena pada saat itu, pandemik COVID-19 masih membatasi interaksi sosial, sementara kini masyarakat lebih bebas untuk terlibat.

"Kalau menarget tinggi takutnya tidak sampai di situ. Kita target naik 5 persen. Pada 2020 masih suasana COVID-19. Sekarang sudah tidak ada makanya kita upayakan partisipasi masyarakat meningkat," ujarnya dalam konferensi pers peluncuran Pilwali Makassar 2024 di Kantor KPU Makassar, Senin 20 Mei 2024 lalu.

2. Pemilih pindah lokasi imbas penggabungan TPS

Ilustrasi pemungutan suara di Makassar. (IDN Times/Asrhawi Muin)

Saat pemungutan suara, tingkat partisipasi pemilih memang dilaporkan menurun di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS). KPU Makassar mengidentifikasi beberapa faktor yang memengaruhi rendahnya kehadiran pemilih, di antaranya penggabungan TPS dan kendala distribusi undangan memilih.

Abdi Goncing menyebutkan bahwa di beberapa TPS, hanya sekitar 50 persen dari jumlah pemilih terdaftar yang datang menggunakan hak pilih mereka. Salah satu penyebab utama adalah penggabungan TPS, yang mengharuskan pemilih untuk berpindah ke lokasi yang lebih jauh dari tempat tinggal mereka. 

"Penggabungan TPS imbasnya pasti akan seperti itu. Makanya tantangan partisipasi salah satunya karena banyak pemilih yang bergeser dari TPS yang biasanya dekat,"  ujar Abdi, Kamis 28 November 2024.

3. Undangan tidak sampai ke pemilih karena alamat tidak lengkap

Ilustrasi pemungutan suara. IDN Times/Khaerul Anwar

Selain itu, KPU Makassar juga mencatat bahwa distribusi undangan memilih, berupa formulir C pemberitahuan, belum optimal. Sebagian besar undangan tidak sampai ke pemilih karena data alamat yang tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) tidak lengkap. 

“Banyak alamat hanya mencantumkan nama jalan tanpa nomor rumah atau lorong, sehingga petugas KPPS kesulitan menemukannya. Ini membuat warga bingung mengenai lokasi TPS mereka,” jelasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ashrawi Muin
Aan Pranata
Ashrawi Muin
EditorAshrawi Muin
Follow Us