JK di Wisuda Unhas: Cari Kerja Tidak Mudah, Buat Lapangan Kerja

Makassar, IDN Times -- Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia Jusuf Kalla menyampaikan orasi ilmiah dalam acara wisuda Universitas Hasanuddin di Makassar, Selasa (3/6/2025). Dalam pidatonya, ia menyoroti kondisi dunia yang tengah dilanda berbagai krisis dan dampaknya terhadap kehidupan ekonomi, termasuk di Indonesia.
“Dunia dewasa ini bukan situasi yang enak. Bukan situasi seperti 10 tahun lalu. Situasi dunia cepat berubah pada tahun-tahun terakhir ini,” kata JK di hadapan ribuan lulusan dan civitas akademika Unhas.
1. Perang fisik dan perang dagang berdampak pada ekonomi global

Ia menjelaskan bahwa dunia saat ini tengah menghadapi krisis besar, baik dalam bentuk perang fisik maupun perang ekonomi. JK menyinggung beberapa konflik besar yang sedang berlangsung di berbagai belahan dunia.
“Dunia mengalami krisis. Krisis perang fisik dan perang ekonomi. Tiap hari anda lihat di televisi bagaimana perang Ukraina lawan Rusia sudah hampir tiga tahun. Korbannya begitu banyak, baik jiwa manusia maupun kehidupan dunia sekitarnya. Perang di Gaza antara Israel Palestina sudah hampir dua tahun. Dan itu mendampakkan begitu banyak korban, banyak tersiksa,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga menyinggung potensi konflik baru yang bisa kembali pecah sewaktu-waktu. “Banyak konflik selanjutnya di dunia ini. Baru-baru ini perang Pakistan dan India. Memang berhenti sejenak, tapi dendam antara mereka tetap ada dan bisa melanjutkan perang yang akan datang. Karena itu merupakan potensi besar, dan kita harapkan agar kedamaian bisa didapatkan di dalam sana,” ujarnya.
Menurut JK, semua konflik tersebut telah berdampak serius pada ekonomi global. Ia juga menyinggung dampak dari kebijakan pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang memperburuk situasi perdagangan dunia.
“Apa akibat semua itu? Ekonomi dunia bermasalah. Ditambah kebijakan Presiden Amerika Trump yang melancarkan perang dagang dengan China dan seluruh dunia. Dan itu menyebabkan masalah ekonomi di mana-mana. Masalah ekonomi juga tentunya menyebabkan kehidupan dunia lebih sulit,” tegasnya.
2. Perekonomian memburuk, orang sulit mencari kerja

JK menuturkan bahwa kondisi ini turut memengaruhi perekonomian Indonesia. “Apa efeknya ke negeri ini? Selama ini ekonomi kita berjalan baik. Tapi dengan perang ini, menyebabkan ekspor berkurang, harga-harga komoditas kita menurun, sawit, nikel, semua menurun. Apa akibatnya untuk bangsa menghadapi situasi ini? Ekonomi menurun, kemampuan negara untuk membangun mengecil, yang disebut efisiensi.
Dulu anggaran PU 150 triliun untuk infrastruktur. Sekarang tinggal 28 triliun. Kita akan menghadapi jalan-jalan rusak yang tidak bisa diperbaiki di tahun-tahun mendatang. Pengairan yang tidak bisa berjalan, dan kota yang tidak berlangsung baik. Itu semua akan terjadi semua yang kita hadapi.”
Menurutnya, penurunan aktivitas usaha juga memengaruhi penerimaan negara dan daya serap tenaga kerja. “Para pengusaha mengurangi pegawai. Para pedagang jualannya menurun. Apa akibatnya? Pajak menurun. Apabila pajak menurun, kemampuan membangun mengecil. Apa akibatnya, pengusaha-pengusaha mengurangi pegawai dan sebagainya. Efeknya adalah pengangguran. Menambah orang miskin, menambah perusahaan ditutup, banyak PHK. Itulah yang kita hadapi. Kebetulan anda yang sarjana hari ini, itu yang anda masuki, kita semua masuki bangsa ini pada situasi yang tidak sebagus tiga atau lima tahun lalu.”
JK juga menyinggung realita sulitnya mencari pekerjaan saat ini, termasuk melalui contoh job fair yang baru-baru ini terjadi. “Anda lihat di Bekasi, pada saat job fair. Diperkirakan 22 ribu yang hadir. Dan terjadi kegaduhan luar biasa karena orang mencari pekerjaan yang terbatas. Perusahaan saya Bukaka hanya mencari 20 insinyur baru untuk proyek-proyek yang memang terbatas. Yang melamar 23 ribu insinyur. Artinya begitu banyak insinyur belum dapat pekerjaan. Sudah mendapatkan pendidikan tapi sulit mendapatkan kerjaan akibat situasi sulit ini.”
3. JK ajak lulusan perguruan tinggi ciptakan lapangan kerja sendiri

Dalam menghadapi situasi tersebut, JK mengajak para lulusan untuk tetap optimistis dan mencari peluang dengan berbagai cara, termasuk dengan menciptakan lapangan kerja sendiri.
“Anda semua harus siap menghadapi situasi tidak menguntungkan ini. Anda semua sudah didukung keluarga orang tua untuk datang ke Unhas. Tentu mengharapkan anda mendapatkan kehidupan baik. Dengan situasi ini tentu tidaklah mudah,” katanya.
Ia menjelaskan dua jalur utama yang bisa ditempuh lulusan baru. “Sebagai alumni baru, ada dua kemungkinan anda. Mencari kerja, dan membuat lapangan kerja. Mencari kerja tidak mudah dewasa ini. Tentu masih ada, kita di daerah timur ini relatif lebih baik dibandingkan Jawa.”
JK pun menekankan pentingnya untuk bertahan dan menekuni pekerjaan yang sudah didapatkan, sekecil apapun. “Kalau anda sudah mendapatkan, tekuni pekerjaan itu. Jangan berpikir yang lain dulu. Karena sulit.”
Sementara itu, bagi yang ingin merintis usaha, JK mengingatkan bahwa semua usaha besar dimulai dari langkah kecil. “Membuat pekerjaan, awalnya tidak mudah, tapi anda memiliki harapan lebih besar pada masyarakat. Berusaha, wirausaha, bekerja kecil-kecilan, semua adalah alternatif yang anda bisa lakukan di masa sulit ini. Anda berwirausaha, tidak ada yang langsung besar. Ayah saya Haji Kalla waktu muda berjualan di pasar. Dimulai dari kecil. Banyak orang seperti itu. Seperti Chairul Tanjung, dokter gigi tapi berusaha punya bank. Usaha fotokopi dekat kampus, dan terus.”
Menurutnya, kesuksesan dalam dunia usaha tidak bergantung pada latar belakang pendidikan. “Wirausaha tidak tergantung anda punya jurusan. Banyak insinyur punya usaha. Tergantung inisiatif. Haji Isam orang Bone yang terkenal di Kalimantan, mulai dari sopir truk. Tamatan SMP. Sekolah itu formalitas, tapi yang resmi adalah skill. Kemampuan bekerja, dan kemauan yang kuat untuk bekerja. Bukan gelar.”