Menhan Yakin Indonesia Bisa Atasi Bencana Sumatra Secara Mandiri

- Menhan yakin Indonesia bisa atasi bencana Sumatra sendiri
- Tegaskan kemampuan peralatan angkut dan kesiapan negara dalam menghadapi bencana
- Logistik, obat-obatan, dan tenaga medis cukup memadai untuk penanganan bencana
Makassar, IDN Times - Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyoroti kondisi nasional terkini, termasuk bencana besar yang menimpa sejumlah wilayah di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh. Pernyataan itu disampaikan dalam Kuliah Umum di Baruga AP Pettarani Universitas Hasanuddin, Selasa (9/12/2025).
Dalam pemaparannya, dia menyatakan bahwa situasi nasional saat ini terjaga dan terkendali. Meski begitu, Indonesia tetap mengalami pasang surut dalam kondisi nasionalnya, termasuk bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi di Pulau Sumatra beberapa waktu lalu.
"Baru saja kita mengalami musibah yang terjadi di tiga provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Aceh yang sampai dengan tadi pagi korban meninggal sudah 961 jiwa orang, dan kita doakan semoga arwah mereka suhada ini bisa mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah SWT," kata Sjafrie.
1. Menhan tegaskan kemampuan peralatan angkut

Dalam sesi wawancara, Sjafrie menjelaskan keterlibatan Kemenhan dalam penanganan bencana alam di tiga provinsi tersebut. Dia menyebut kementeriannya merupakan bagian dari sistem penanggulangan bencana yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo.
Dia pun menegaskan kesiapan negara dalam menghadapi bencana. Dia menyebutkan bahwa pemerintah memiliki sumber daya dan infrastruktur untuk menanggulangi musibah secara mandiri.
"Beliau (presiden) sudah mengambil suatu evaluasi bahwa bencana ini adalah bencana yang bisa kita atasi oleh bangsa sendiri. Kita mempunyai kemampuan peralatan angkut, baik darat, laut, maupun udara," katanya.
2. Logistik, obat-obatan, dan tenaga medis cukup memadai

Sjafrie menyatakan bahwa ketersediaan logistik dan obat-obatan untuk penanganan bencana cukup memadai. Dia juga mengatakan tenaga medis yang berasal dari berbagai universitas, termasuk Universitas Hasanuddin, turut memberikan bantuan secara aktif.
"Ini kita kolaborasikan menjadi satu sistem penanggulangan bencana. Memang ini kita mampu lakukan secara kemampuan yang ada sama kita," lanjutnya.
3. Klaim kemandirian penanggulangan bencana meningkat

Sjafrie membandingkan kemajuan Indonesia dalam penanggulangan bencana berbeda dari masa lalu, termasuk saat tsunami Aceh. Dia menjelaskan bahwa kemampuan bangsa kini lebih siap dan mandiri menghadapi musibah alam.
"Ini adalah berbeda dari pada saat dulu kita menghadapi tsunami, kita mengalami kesulitan karena kita tidak punya kemandirian. Sekarang kita mandiri untuk mengatasi banjir-longsor yang ada di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat," katanya.
4. Sebut bantuan asing bersifat personal

Sjafrie juga menanggapi permintaan Gubernur Aceh terkait masuknya bantuan asing. Dia menjelaskan bahwa bantuan dari Cina yang dimaksud bersifat personal, untuk membantu pencarian jasad korban bencana, bukan sebagai bantuan resmi dari negara asing.
"Tetapi secara keseluruhan penanggulangan bencana yang ada di Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, serta Aceh, itu ditanggulangi secara mandiri," kata Sjafrie.

















