Dua Kandidat di Pilgub Sulsel 2024 Menguat, Berpeluang Head to Head

- Terdapat dua kandidat yang akan maju dalam Pemilihan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan 2024, yaitu Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto dan petahana Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman.
- Majunya kedua tokoh ini menimbulkan pertanyaan bagaimana peluang kandidat lainnya, seakan membentuk polarisasi politik yang cukup berkembang menjadi dua kekuatan besar.
- Kedua kandidat tersebut membentuk polarisasi politik, mempengaruhi partai lain untuk menentukan sikap serta memunculkan pertanyaan apakah partai lain mampu membentuk poros baru.
Makassar, IDN Times - Menuju Pemilihan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan (Pilgub Sulsel), baru dua kandidat yang terang-terangan menyatakan akan maju dalam perhelatan Pilkada Serentak November 2024 mendatang. Dua kandidat itu, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto, dan petahana Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman.
Saat ini, Danny telah menjabat dua periode di Kota Makassar. Sedangkan Sudirman sang petahana adalah Gubernur Sulsel sebelumnya. Pada Pilgub 2018 lalu, Sudirman mendamping Nurdin Abdullah yang kala itu menjadi pemenang. Namun karena Nurdin tersandung kasus hukum pada 2021, maka Sudirman pun melanjutkan sebagai gubenur definitif hingga 2023.
Majunya kedua tokoh ini lantas menimbulkan pertanyaan bagaimana peluang kandidat lainnya. Menurut Pengamat Politik Universitas Hasanuddin, Andi Ali Armunanto, majunya kedua tokoh ini seakan menjadi polarisasi politik yang cukup berkembang menjadi dua kekuatan besar.
"Ini membentuk blok politik yang cukup kuat sehingga kemudian akan melahirkan hanya dua calon yang head to head dan itu bukan sesuatu yang mustahil dan saya rasa itu sangat rasional ketika menjadi head to head," kata Ali kepada IDN Times, Selasa (28/5/2024).
1. Sinyal bagi parpol lain untuk tentukan sikap

Kemunculan Danny dan Sudirman dalam pilgub ini, kata Ali, seolah memberi penegasan kepada partai-partai lain untuk menentukan sikap. Di sisi Sudirman, setidaknya hal ini memberi pertimbangan bagi partai lain apakah mereka berani melawan gabungan dua kekuatan besar antara Rusdi Masse dan Amran Sulaiman.
Ditambah lagi, partai lainnya mungkin akan segera menyusul dan merapat ke NasDem. Partai lain yang baru mengumumkan akan mengusung Sudirman adalah PAN. NasDem juga masih menunggu pergerakan partai lain.
"Tentu ini menjadi signal bagi partai-partai lain untuk segera menentukan sikap apakah bergabung dalam koalisi yang cukup kuat ini ataukah mereka menghadirkan penantang," kata Ali.
Di sisi lain, Ali menyebut Danny juga cukup difavoritkan. Apalagi, ada spekulasi bahwa Danny akan dipasangkan dengan eks Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani. Jika benar-benar berduet, Ali menilai pasangan ini akan cukup kuat.
"Apalagi kalau misalnya mereka bisa mendapatkan partai pendukung yang kuat. Taruhlah misalya Indah berhasil meyakinkan Golkar dan Danny juga didukung oleh PDI P. Tentu juga ini akan menjadi calon yang kuat," kata Ali.
2. Tidak menutup kemungkinan ada kandidat lain

Ali mengatakan kedua kandidat itu membentuk polarisasi politik. Partai-partai akan tertarik ke salah satunya. Namun tidak menutup kemungkinan partai lainnya akan membentuk poros baru.
"Persoalannya apakah mereka punya calon yang cukup qualified untuk membentuk poros juga dan menarik partai-partai lain. Ini yang akan jadi masalah bagi mereka karena juga godaan untuk bergabung di poros yang punya potensi besar tentu akan sangat kuat," kata Ali.
Di sisi lain, partai harus memilih dan memilah calon-calon yang cukup kuat untuk melawan Danny dan Sudirman. Ali menilai untuk saat ini ada beberapa calon yang memang punya popularitas cukup baik. Hanya saja, mereka kehilangan political great-nya atau punya cacat politik yang membuatnya akan mudah dijatuhkan oleh lawan-lawan politiknya.
Salah satunya, Bupati Gowa Adnan Puritha Ichsan yang merupakan sosok populer dan sempat santer digadang-gadang bakal maju Pilgub Sulsel. Lalu ada eks Wali Kota Makassar Ilham Arif Sirajuddin yang tak kalah populer.
"Jaringan politiknya juga cukup kuat tapi kemudian ada persoalan pada citra politiknya yang gampang sekali dieksploitasi sama lawan-lawan politiknya," kata Ali.
3. Sudirman dan Danny punya peluang sama

Sementara untuk posisi Sudirman sebagai petahana, menurut Ali, tidak terlalu menguntungkan. Hal ini karena Sudirman tidak dalam posisi masih menjabat Gubernur Sulsel. Namun di sisi lain, ada prestasi-prestasi yang bisa diklaim selama menjabat.
"Misalnya pembangunan jalan yang terus diekspos, beberapa pembangunan infrastruktur, dan beberapa kebijakan pemerintah yang akhirnya Pemprov Sulsel yang dianggap brhasil. Itu yang terus dieksploitasi," kata Ali.
Di sisi lain, Danny juga punya prestasi saat menjadi Wali Kota Makassar yang bisa dibanggakan. Jika menggandeng Indah, maka Danny bisa menjangkau wilayah yang lebih luas di luar Makassar. Danny bahkan bisa masuk ke wilayah-wilayah yang belum dijangkaunya.
"Kalau Danny berpasangan dengan Indah, dia kan bisa masuk ke wilayah Luwu Raya dan sekitarnya. Lalu dia bisa mencari koalisi dengan calon-calon bupati di daerah lain supaya mereka juag bisa mengembangkan jaringan politiknya," kata Ali.