Makassar, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menggelar rapat koordinasi untuk membahas langkah antisipasi jangka pendek dan jangka panjang akibat virus Corona atau COVID-19. Salah satunya adalah persoalan ketersediaan pangan.
Antisipasi jangka pendek diterapkan untuk warga yang terdampak langsung kebijakan social distancing, sementara antisipasi jangka panjang untuk mempersiapkan jika nantinya status tanggap darurat diberlakukan di Sulsel.
Perum Bulog Sulselbar memastikan stok atau cadangan beras di Sulawesi Selatan (Sulsel) masih cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat hingga tiga bulan ke depan yakni dari Maret akhir hingga Juni 2020.
Pimpinan Wilayah Perum Bulog Sulselbar, Eko Pranoto mengatakan, musim panen di Sulsel akan dimulai pada bulan April mendatang sehingga bisa menambah stok beras selanjutnya.
"Bulan depan sudah musim panen, diharapkan mampu menambah stok beras di Sulsel," kata Eko, saat rakor ketersediaan pangan untuk keluarga miskin di kantor Dinas Sosial Sulsel, Selasa (24/3).
Eko menyebutkan jatah cadangan beras pemerintah untuk provinsi sebanyak 200 ton, dan untuk kabupaten/kota masing-masing 100 ton. Proses penyalurannya berdasarkan permintaan daerah yang mengacu pada Permensos No. 22 Tahun 2019.
Pemenuhan permintaan oleh gubernur, bupati, wali kota, lanjutnya, didasarkan pada status tanggap darurat yang ditetapkan oleh masing-masing pimpinan daerah berdasarkan hasil kajian Gugus Tugas Penanggulangan Bencana Daerah.
"Stok tersedia, stand by di gudang Bulog," katanya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengatakan aktivitas masyarakat sangat terpengaruh karena wabah COVID-19, apalagi sejak adanya kebijakan social distancing.
"Ada banyak pendapatan keluarga menurun bahkan kehilangan penghasilan sehari-hari akibat pengaruh langsung kebijakan social distancing. Aktivitas transaksi ekonomi menurun dan tentunya banyak keluarga terdampak. Ini harus menjadi perhatian khusus," kata Andi Sudirman.