102 Ribu Siswa di Makassar Nikmati Program Makan Bergizi Gratis

Makassar, IDN Times – Pemerintah Kota Makassar mencatat program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menjangkau 102.363 siswa di wilayahnya hingga September 2025. Penerimanya mulai dari siswa TK hingga SMP, yang tersebar di 31 satuan pendidikan penerima gizi (SPPG).
Kepala Dinas Pendidikan Makassar, Achi Soelaiman, mengatakan pihaknya berperan sebagai penerima manfaat. Sementara urusan teknis seperti mekanisme dapur dan menu gizi dikelola oleh satuan tugas (Satgas) MBG.
“Alhamdulillah berdasarkan data, sebagian besar kebutuhan sudah terpenuhi. Kami hanya penerima manfaat untuk sekolah, sedangkan teknis dapurnya diatur masing-masing. Yang jelas, dapur MBG diusahakan berada dekat dengan sekolah sehingga lebih terjangkau, ujar Achi kepada IDN Times, Rabu (17/9/2025).
1. Siswa disebut antusias merasakan manfaat MBG

Achi mengaku sempat meninjau langsung pelaksanaan MBG di empat sekolah kawasan Monginsidi, yakni SD Monginsidi 1, 2, 3, serta SD Inpres Monginsidi. Ia melihat antusiasme siswa sangat baik.
"Rata-rata makanan habis. Menu seperti ayam wijen, tempe orek, timun, dan nasi sesuai porsi anak, semua disantap habis oleh siswa," imbuhnya.
Beberapa siswa juga mengungkapkan menu favorit mereka, mulai dari burger,
tomato wedges, mie, hingga ayam goreng krispi yang menjadi lauk paling disukai.
2. Karena pengawasan ketat, belum ada kendala berarti

Menurut Achi, sejauh ini tidak ada kendala berarti dalam pelaksanaan MBG di Makassar. Hal ini lantaran pengawasan dilakukan secara ketat oleh berbagai pihak, termasuk Kemendikdasmen, ahli gizi, hingga Kementerian Dalam Negeri.
"Dapur MBG di Makassar bukan dapur asal-asalan. Semua menyesuaikan standar pemenuhan gizi dan ada pemeriksaan rutin," jelasnya.
3. Ada siswa yang bawa pulang makanan pembagian ke rumah

Di balik suksesnya program ini, Achi juga membagikan kisah yang menyentuh hati. Ia pernah melihat beberapa siswa tidak menghabiskan makanannya di sekolah, melainkan membungkusnya untuk dibawa pulang.
"Saya sempat tanya, ini buat siapa? Anak itu jawab, untuk ibu atau nenek di rumah. Ada yang hanya mencicipi sedikit lauk, lalu sisanya dibawa pulang agar orang tuanya bisa merasakan juga," tuturnya.
Achi menyebut, kisah tersebut menjadi gambaran nyata bahwa program MBG bukan hanya bermanfaat untuk anak-anak di sekolah, tetapi juga membawa kebahagiaan bagi keluarga mereka di rumah.
"Itu story telling (cerita nyata) yang bukan mengada-ada yah tapi memang itu yang terjadi," pungkasnya.