Ternyata Kucing Hanya Mengeong pada Manusia, Ini 3 Alasannya!

Ayo ngaku! Siapa di sini kalau ketemu kucing, suka tiba-tiba manggil meong? Makhluk berbulu nan lucu ini selalu memikat perhatian kita. Tapi, tahukah kamu jika perilaku mengeong mereka adalah bentuk ikatan spesial dengan manusia?
Saat kita meniru suara mereka, kita berharap bisa berbaur dan diterima si kucing. Nyatanya, bahasa meong ini adalah sebuah bentuk evolusi kucing di dunia manusia loh. Simak penjelasan lengkapnya, yuk!
1. Bahasa meong adalah "kode rahasia" untuk manusia

Hubungan kucing dengan manusia saat ini sangat erat. Terlihat dengan banyaknya konten media sosial yang dikhususkan untuk anabul si kucing, padahal mereka sendiri tidak paham cara memainkannya.
Salah satu penghubung kucing dan manusia adalah bahasa meongnya. Kita sebagai manusia sering tidak sadar mulai berbicara dan mengikuti bahasa mereka, seolah-olah paham. Tapi, alasannya tidak lain dan tidak bukan, karena kita ingin bermain dan menarik perhatian si kucing.
Kucing pun telah mengembangkan beragam metode komunikasi dengan manusia sejak dijinakkan sekitar 10.000 tahun yang lalu, menggunakan sinyal visual dan vokal. Bahasa meong merupakan perilaku yang dipelajari untuk berkomunikasi dengan manusia. Hal ini terus berkembang karena kucing merasa mendapat respons positif sebagai timbal balik, seperti diberi makan atau mendapat perhatian.
Dilansir Purina, penelitian menunjukkan kucing telah menyempurnakan bahasa mereka secara khusus untuk memanipulasi manusia, dan itu berhasil! Beberapa peneliti meyakini suara meong terdengar sangat mirip dengan tangisan bayi. Kucing mengetahui hal ini dan memanfaatkannya.
Kucing dapat belajar mengubah ciri-ciri meongnya, seperti pengaturan nada atau durasinya, memberi tau manusia apa yang mereka inginkan, khususnya dalam hal makanan. Seperti kode rahasia bukan? Penelitian yang sama pun menunjukkan, pemilik kucing jauh lebih baik dalam memahami vokalisasi kucing mereka, daripada mereka yang tidak memilki kucing peliharaan.
2. Anak kucing juga mengeong pada induknya, tapi hanya sementara

Meskipun bahasa meong merupakan bentuk kode rahasia untuk manusia, tapi mereka pernah menggunakannya saat masih kecil. Pada minggu-minggu awal kehidupan kucing dimulai, mereka masih belum bisa hidup mandiri, matanya pun bahkan masih tertutup. Sehingga anak kucing masih butuh induknya.
Mereka berkomunikasi dengan mengeong jika mereka lapar, sakit, atau butuh kehangatan. Sang induk pun akan mengeong membalasnya. Menurut Live Science, saat kucing mengeong kepada kita sebagai manusia, seolah-olah mereka melihat kita sebagai pengasuh atau induknya. Menganggap kita sebagai orang tua yang sedikit kurang berbulu.
Kucing cenderung mengeong untuk mendapatkan sesuatu, dan terus berlanjut hingga dewasa bagi mereka yang dibesarkan di sekitar manusia. Namun, berbeda dengan mereka yang kemudian hidup di alam liar setelah berpisah dari sang induk.
3. Saat dewasa, kucing liar biasanya sangat pendiam

Setelah tumbuh besar, kucing liar mengandalkan metode lain untuk berkomunikasi dengan sesamanya, terutama menggunakan aroma. Dilansir Library of Congress, kucing memiliki kelenjar aroma di pipi, rahang, dan dekat ekornya. Saat mereka menggesekkan bagian tubuh tersebut pada suatu benda atau hewan lain, mereka menyebarkan aroma yang hanya dapat dicium oleh kucing lain. Perilaku ini guna menandai wilayah kekuasaan mereka.
Sayangnya, manusia tidak memiliki indra penciuman yang sama dengan kucing. Sehingga bagi kucing yang tinggal bersama manusia, mereka mempelajari respons positif akibat suara meongnya.
Terdapat perbedaan mencolok dalam vokalisasi kucing liar dan kucing domestik atau peliharaan. Menurut laporan Catster, kucing liar sangat jarang mengeong, sedangkan kucing domestik cukup sering melakukannya. Hal ini karena perbedaan lingkungan tempat tinggal. Kucing liar mungkin tidak memahami bentuk komunikasi mengeong, dan beberapa di antaranya secara alami pendiam. Mengutip penelitian di Behavioural Processes melalui Inverse, kucing liar dan kucing rumahan mengeluarkan suara dengan cara berbeda, menunjukkan jika mengeong bukanlah bahasa yang diperlukan bagi kucing mandiri.
Kalian mungkin menyadari, beberapa kucing yang kita temui di jalanan tidak semuanya mengeluarkan suara. Berbeda dengan kucing peliharaan yang kita temui di rumah seseorang. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh respons positif yang bisa mereka rasakan. Perilaku ini adalah salah satu bentuk evolusi yang dipelajari sang kucing.
Jadi, selama ini ternyata saat kucing mengeong, mereka memberikan kode rahasia dan membentuk ikatan spesial dengan kita! Jadi, makin gemes ya!